Suatu ketika ada seorang Biksu tinggal di biara bersama Biksu-Biksu lainnya.
Seringkali, ketika dia baru saja mulai bermeditasi, tiba-tiba ada saja teman-temannya yang mengobrol, atau melakukan sesuatu yang menimbulkan banyak suara, sehingga dia merasa terganggu dan gagal mencapai keheningan.
Suatu hari dia memutuskan untuk bermeditasi sendirian jauh dari biaranya. Dia tahu ada sebuah danau yang jarang didatangi oleh orang-orang, letaknya tidak jauh dari biara. Jadi dia memutuskan untuk pergi ke danau tersebut untuk bermeditasi.
Ketika sampai di danau, tidak terlihat ada satu pun orang di sana. Dia lalu naik perahu sampai ke tengah danau. Kemudian, dia menambatkan perahunya di sana, lalu duduk dengan mata tertutup dan mulai bermeditasi.
Setelah beberapa jam, dia dapat bermeditasi dengan hening dan tanpa gangguan, namun itu tidak berlangsung lama dan tiba-tiba saja konsentrasinya menjadi buyar saat dia merasakan ada hantaman dari perahu lain yang menabrak perahunya.
Biksu itu merasa terganggu, tapi dia tetap menutup matanya dan mencoba untuk tenang dan sabar.
Beberapa waktu kemudian, lagi-lagi dia merasakan benturan lain. Dia mulai merasa kesal dan marah, namun dengan mata masih tertutup, dia berusaha sabar dan menahan kemarahannya.
Setelah beberapa waktu berlalu, dia merasakan benturan lain lagi, kali ini dia benar-benar tidak bisa menahannya lagi, dia lalu membuka matanya dan bersiap untuk memarahi tukang perahu yang mengganggu meditasinya itu.
Namun, alangkah terkejutnya dia, ternyata itu hanyalah sebuah perahu kosong yang mungkin terlepas dan mengambang sendiri ke tengah danau.
Seketika sang Biksu pun menyadari dan memahami bahwa kemarahan itu sebenarnya ada di dalam dirinya, dan hanya membutuhkan sebuah benturan eksternal untuk memancingnya keluar.
Sejak saat itu, setiap kali si Biksu bertemu dengan orang lain atau apapun yang mengganggu dan mencoba membuatnya marah, dia akan mengingatkan dirinya sendiri: “Orang lain hanyalah perahu kosong. Kemarahan itu ada di dalam diri saya. Adalah keputusan saya sendiri apakah saya akan marah atau tidak.”
Lebih banyak kisah Budaya, silahkan klik di sini. Video, silahkan klik di sini.
Saksikan Shen Yun via streaming di Shen Yun Creations
VIDEO REKOMENDASI