Budaya

Disanjung Maupun Dihina, Hati Tidak Tergerak

Disanjung maupun dihina hati tidak tergerak
Bagaikan melihat bunga di depan rumah mekar kemudian rontok.

Pergi atau tetap tinggal tidak memengaruhi hati
Menatap awan bergumpal maupun tersebar di langit …..

Kedua kalimat ini berasal dari bait yang ditulis oleh Hong Yingming.

Hong Yingming adalah seorang cendekiawan di zaman Dinasti Ming yang mendalami Konfusianisme, Budha, dan Taoisme. Di masa mudanya, dia tertarik pada ketenaran dan mengejar ketenaran dan kekayaan seperti orang biasa. Semakin tua menjadi semakin bijaksana, dia lalu menulis sebuah buku kumpulan puisi berjudul Cai Gen Tan, yang salah satunya berisi puisi terkenal di atas. Bait-demi bait puisi ini berbicara tentang bagaimana menghadapi suka duka hidup.

Jika Anda bisa menjadi apa adanya seperti bunga yang mekar dan berguguran, tidak perlu panik. Saat menghadapi hidup naik atau turun, anggaplah itu berubah seperti awan di langit, dan Anda bisa menghadapinya dengan ketenangan pikiran.

Jika anda menghadapi keuntungan, kerugian, kenikmatan dan kesengsaraan dalam hidup dengan hati lapang, memandang hambar terhadap ketenaran dan kekayaan dan tidak peduli dengan omongan orang lain, selalu memelihara hati nurani yang bersih, Anda akan hidup lebih tenteram.