Pada akhir periode Kangxi (1661-1722), sebuah pelajaran tentang keberanian dan penebusan dosa diwujudkan oleh seorang pria bernama Liu Heng, yang tinggal di dekat Jembatan Zhangge di Daerah Hetian.
Liu Heng bukanlah nama aslinya, tetapi ia mendapat nama ini karena ia adalah seorang pria yang kasar dan ganas (“Heng” berarti memaksa).
Meskipun reputasi awalnya menakutkan, tindakan keberanian dan kebaikan Liu Heng memberikan pengingat yang menyentuh bahwa tidak ada kata terlambat untuk mengubah nasib seseorang.
Hidupnya berubah secara tak terduga ketika ia melihat seorang wanita hamil tua dalam kesulitan, jatuh terjebak dalam arus sungai di tengah hujan petir.
Tidak seorang pun berani menyelamatkannya, tetapi Liu Heng melompat dan berkata: “Bagaimana kalian bisa tidak menolongnya?” Ia mendayung perahu sendirian dan mengejar wanita itu sejauh tiga hingga empat mil, akhirnya menyelamatkannya setelah arus hampir menenggelamkan perahu beberapa kali.
Wanita itu melahirkan dengan selamat keesokan harinya, tetapi Liu Heng terbaring di tempat tidur karena menderita sakit mendadak. Setelah beberapa hari ia sadar namun masih kesakitan, dan mencari istrinya.
Dia menceritakan sebuah mimpi yang dialaminya di mana penjaga surgawi mengungkapkan bahwa tindakannya menyelamatkan wanita itu dan anaknya yang belum lahir telah mengimbangi dosa-dosanya yang terkumpul.
Namun, waktunya telah tiba baginya untuk menghadapi konsekuensi dari kesalahan masa lalunya.
Dia masih bisa berjalan dan berdiri, tetapi ia segera meminta istrinya untuk mempersiapkan pemakamannya. Semua orang merasa ini aneh.
Liu Heng mendesah: “Saya tidak bisa pulih. Malam ketika saya menyelamatkan wanita itu dari air, saya bermimpi dan tiba di sebuah rumah pemerintahan. Para pejabat menerima saya, dan salah satu dari mereka menunjukkan sebuah buku dan berkata: ‘Anda telah melakukan begitu banyak kejahatan dalam hidup anda sehingga anda harus mati pada hari tertentu tahun ini, dan ketika anda mati, anda akan reinkarnasi menjadi seekor babi dan akan disiksa dengan cara disembelih selama lima generasi berikutnya.
‘Untungnya, anda telah menyelamatkan dua nyawa dalam satu hari, dan anda telah mengumpulkan kebajikan yang besar, jadi menurut hukum alam baka, anda dapat reinkarnasi lagi menjadi manusia selama 24 tahun. Rentang hidup 24 tahun ini digunakan untuk mengimbangi dosa-dosa anda yang terkumpul, jadi anda harus tetap meninggal pada tanggal yang dijadwalkan semula. Karena tenggat waktunya semakin dekat, saya khawatir orang-orang di dunia tidak akan dapat memahami mengapa hidup anda tampak dipersingkat setelah anda menyelamatkan orang lain.
‘Oleh karena itu, saya memanggil anda ke sini untuk menjelaskan masalah ini sehingga anda dapat memahami alasannya. Karma kehidupan ini sudah berakhir, jadi berusahalah sebaik mungkin untuk menjadi baik di kehidupan selanjutnya,” kata penjaga alam baka.
Liu Heng mengakhiri ceritanya dengan sedih. “Demikianlah yang terjadi. Sekarang saya sakit seperti yang dikatakan, bagaimana saya bisa berharap untuk hidup?”
Apa yang terjadi setelahnya persis seperti yang dikatakan Liu Heng.
Orang-orang di dunia mungkin berpikir bahwa dia menyelamatkan dua nyawa, tapi dia segera jatuh sakit dan meninggal. Bukankah ini tindakan berani yang dibalas dengan hukuman yang mengerikan? Sebenarnya, adalah hal yang baik baginya untuk mengimbangi karma buruk yang telah dia ciptakan dalam kehidupan ini dengan menyelamatkan nyawa orang lain! Dia telah diselamatkan dari rasa sakit disembelih sebagai babi dalam lima kehidupan berikutnya, dan dalam kehidupan keduanya, dia menjadi manusia untuk menebus dosanya.
Oleh karena itu, meskipun seseorang telah melakukan kesalahan, selama dia bersedia untuk berubah dan bekerja keras untuk melakukan perbuatan baik, dia pasti akan dapat mengubah takdirnya dan menerima berkah yang tidak terduga.
Liu Heng, yang awalnya ditakuti karena amarahnya, menjadi simbol keselamatan dan harapan, menggambarkan bagaimana satu tindakan tanpa pamrih dapat mengubah jalur karma seseorang secara signifikan.
Pertobatan dan kemurahan hati: Pencarian Qi Wang untuk penebusan dosa
Cerita tentang Qi Wang, seorang pria dari Jinhua yang mendambakan seorang putra, lebih jauh menggambarkan konsep bahwa pertobatan sejati yang dipadukan dengan tindakan kemurahan hati dapat mengubah takdir seseorang ke arah yang menguntungkan.
Qi Wang masih belum memiliki seorang putra saat berusia 50 tahun. Seorang peramal berkata: “Ada garis-garis buruk di wajahmu; anda pasti telah melakukan sesuatu yang salah.” Qi Wang berkata: “Ketika saya masih muda, saya berzina dan memperkosa istri dan anak perempuan orang lain di tempat rahasia yang tidak dapat dilihat oleh siapa pun.”
Peramal itu merasa ngeri dan berkata: “Melakukan dosa seperti itu akan memusnahkan keturunanmu! Dosa perzinahan adalah yang paling sulit untuk bertobat. Anda harus sangat baik untuk memenangkan hati Surga!”
Hasilnya, Qi Wang mengubah jalan hidupnya dan bertobat. Selama tahun pertama, dia senang memberi kepada orang lain, dan dia tidak pernah pelit. Peramal itu berkata: “Anda belum cukup berbuat!” Tahun berikutnya, setiap kali dia mengetahui situasi sulit atau bencana, Qi Wang selalu menjadi orang pertama yang menyumbang, dan sumbangannya lebih dari setengah dari jumlah total.
Peramal itu berkata: “Kamu belum cukup berbuat!” Pada tahun ketiga, Qi Wang menyumbang sendirian dan selalu memberi lebih banyak dari orang lain. Ketika peramal itu melihatnya, dia berkata: “Anda sudah memiliki garis-garis karma baik di wajahmu. Anda tidak perlu khawatir tidak akan memiliki seorang putra.”
Qi Wang akhirnya memiliki seorang putra, dan ketika dia berusia 70 tahun, dia masih dalam keadaan sehat dan mampu menggendong serta bermain dengan cucunya.
Melalui tiga tahun peningkatan amal, dia secara bertahap mengubah nasibnya, akhirnya dihadiahi tidak hanya dengan seorang putra, tetapi juga kegembiraan menyaksikan cucunya, yang menandai perubahan total dari ramalan awalnya yang tidak menyenangkan.
Pelajaran universal tentang harapan dan transformasi
Kedua kisah dari masa lalu yang jauh mengingatkan kita bahwa tindakan kita secara signifikan memengaruhi takdir kita.
Kisah Liu Heng dan Qi Wang menyoroti prinsip abadi bahwa adalah mungkin untuk mengatasi bayang-bayang kesalahan masa lalu melalui keberanian, kasih sayang, dan komitmen teguh untuk perubahan positif.
Dalam masyarakat kontemporer kita, di mana pencarian makna dan penebusan dosa tetap relevan seperti sebelumnya, kisah-kisah ini menginspirasi kita untuk merenungkan tindakan kita dan dampaknya yang berkelanjutan pada kehidupan kita dan orang-orang di sekitar kita.
Dengan merangkul keberanian untuk mengakui kesalahan kita dan berusaha untuk menebus kesalahan, kita membuka jalan tidak hanya untuk penebusan dosa pribadi tetapi juga untuk berkontribusi pada kebaikan yang lebih besar, menegaskan dampak mendalam dari kebaikan dan kemurahan hati dalam mengubah kehidupan lintas generasi. (nspirement)
Lebih banyak kisah Budaya, silahkan klik di sini. Video, silahkan klik di sini.
Saksikan Shen Yun via streaming di Shen Yun Creations
VIDEO REKOMENDASI