Budaya

Tidak Menyalahkan Nasib Buruk pada Orang Lain

Wanita mengatakan tidak (Canva Pro)
Wanita mengatakan tidak (Canva Pro)

Di sebuah kerajaan, hiduplah seorang pemuda yang terkenal dengan sebutan si wajah pembawa sial.

Orang-orang di kerajaan tersebut juga mengatakan bahwa siapapun yang melihat wajah pemuda itu, akan mengalami kesialan selama satu hari.

Gosip itu beredar dengan cepat di kerajaan itu hingga sampai ke kerajaan. 

Banyak warga menjadi gelisah dan takut, mereka khawatir dapat mengalami hal yang sama, akhirnya warga mengajukan petisi kepada Raja, meminta agar si pemuda berwajah pembawa sial itu segera diusir dari wilayah kerajaan tersebut.

Setelah menerima petisi dari warganya, sang Raja merasa heran sekaligus terkejut, dia tidak tahu bahwa ada orang seperti itu di kerajaannya. Tetapi dia tidak segera mengambil keputusan, dan berpikir untuk membuktikan lebih dulu kabar yang baru dia terima itu.

Raja pun segera memanggil pemuda yang dimaksud untuk datang ke istana.

Ketika si pemuda tiba di istana, hari pun sudah malam. Jadi sang Raja memerintahkan si pemuda untuk menginap di istana, dan menemuinya esok hari.

Keesokan paginya, Raja pun memanggil si pemuda untuk menghadap padanya.

Ketika melihat wajah si pemuda, Raja menjadi binggung, dia tidak melihat ada sesuatu apapun yang aneh di wajah si pemuda dan wajahnya juga tidak berbeda banyak dengan orang-orang pada umumnya.

Penasaran, akhirnya Raja pun bertanya padanya:

Raja: “Hai anak muda, orang-orang takut bertemu denganmu dan mengatakan bahwa wajahmu bisa membawa sial, apa pendapatmu tentang kabar ini?”

Pemuda tersebut menjawab:  “Tidak paduka, itu tidak benar! Hanya kebetulan saja beberapa orang itu mengalami kesialan di hari mereka bertemu saya. Seseorang bisa mengalami sial atau beruntung, itu tergantung dosa dan pahala mereka sendiri, tidak ada sangkut pautnya dengan wajah saya.”

Mendengar jawaban dari si pemuda, sang raja berpikir sejenak, lalu memerintahkan si pemuda untuk tinggal satu hari lagi di istana, sang raja ingin membuktikan sendiri, apakah benar di hari itu, dia akan mendapatkan kejadian yang buruk juga, seperti yang dikatakan oleh orang-orang.

Beberapa saat kemudian, Raja menemui beberapa tamu yang datang ke istananya, dan karena sangat sibuk, sampai-sampai dia telat makan, dan penyakit maag-nya menjadi kambuh.

Kemudian Raja mendapat kabar kalau bunga-bunga kesayangannya sedang bermekaran di taman kerajaan, jadi Raja ingin melihatnya.

Namun baru saja Raja keluar istana, tiba-tiba hujan turun dengan derasnya dan acara untuk melihat bunga kesayangannya di hari itu pun dibatalkan.

Malam harinya ketika sang Raja hendak makan, koki istana lupa untuk menambahkan beberapa bumbu pada masakannya, sehingga Raja merasakan hidangan malam itu tidak enak dan hambar. Lalu Raja kemudian memerintahkan agar si koki istana memasak ulang masakannya, sehingga barulah dia bisa makan.

Setelah selesai makan malam, sang Raja pun merenungkan kembali segala kejadian-kejadian buruk yang dia alami, di sepanjang hari.

Akhirnya Raja menyadari bahwa segala hal buruk yang dia alami hari itu, tepat berbarengan dengan datangnya si pemuda berwajah sial tersebut, sehingga dia bermaksud untuk mengusir orang itu dari wilayah kerajaannya.

Lalu Raja menyampaikan hal tersebut kepada penasehat kerajaan dan bersiap untuk memberi perintah tersebut.

Namun saat itu, penasehat kerajaan menahannya, dan menanyakan apa yang menyebabkan sang Raja mengambil keputusan yang tidak bijaksana tersebut.

Raja pun menjelaskan: “Penasehat, saya merasa wajah pemuda itu, benar-benar membawa sial. 

Ketahuilah, kemarin, dia adalah orang pertama yang saya temui, kemudian di hari itu juga, saya mengalami hal- hal buruk sepanjang hari. Penyakit maag saya kambuh, saya gagal melihat bunga-bunga kesayangan yang mekar, dan sempat memakan masakan tidak enak di malam hari.”

Penasehat lalu berkata: “Hmm… Mohon maaf paduka Raja, apakah benar pemuda itulah yang membawa kesialan bagi Paduka di sepanjang hari kemarin?”

Raja: “Tentu saja, saya yakin sekali dan gosip yang beredar adalah, siapapun yang melihat wajahnya, maka dia akan sial sepanjang hari. Nah pemuda itu adalah orang pertama yang saya temui di pagi hari, pasti dia yang membawa kesialan di hari itu.”

Penasehat: “Paduka Raja, pemuda itu adalah orang pertama yang wajahnya paduka lihat di pagi hari, lalu penyakit maag yang memang sudah lama paduka derita kambuh, dan paduka gagal melihat keindahan bunga di satu hari, walau sebenarnya paduka masih bisa melihat keindahan bunga itu di esok hari. Dan malam harinya, paduka…sebetulnya tidak gagal menikmati masakan enak, karena paduka bisa langsung menyuruh koki istana untuk memasak ulang lagi.”

Sementara bagi pemuda itu, orang yang wajahnya pertama kali dia lihat kemarin, adalah paduka, dan hari ini, dia harus diusir keluar dari wilayah kerajaan ini.

Jadi sebenarnya, siapa yang wajahnya membawa sial?”

Sejenak raja menjadi tertegun mendengar penjelasan dari penasehatnya itu, namun kemudian dia memahami maksud yang disampaikan oleh penasehatnya, jadi kemudian Raja mengurungkan niatnya dan memutuskan untuk tidak jadi mengusir pemuda tersebut dari kerajaannya.

Kita tidak boleh menyalahkan nasib buruk pada orang lain. Karena sesungguhnya, tidak ada keberuntungan ataupun kesialan, semuanya hanyalah buah akibat dari perbuatan baik dan perbuatan buruk kita sendiri di masa lalu.

Lebih banyak kisah Budaya, silahkan klik di sini. Video, silahkan klik di sini.

Saksikan Shen Yun via streaming di Shen Yun Creations

VIDEO REKOMENDASI