Sebuah pepatah kuno berbunyi: “Orang yang berbudi luhur dihormati semua orang, diberkati Surga, berlimpah rejeki, dijauhi kejahatan, dilindungi Dewa, dan berhasil dalam segala usaha.” Ini menyiratkan bahwa orang yang benar-benar baik dan baik hati menerima penghormatan semesta, perlindungan Yang Kuasa, kemakmuran, dan perlindungan Yang Kyasa. Hal ini mengingatkan kita untuk menjaga integritas, terus-menerus melakukan refleksi diri, dan berhati-hati terhadap niat dan tindakan kita, menghindari kesalahan langkah sekecil apa pun.
Beberapa cerita dari buku kuno menggambarkan prinsip pembalasan karma:
Rasa Syukur dan Pahalanya
Pada masa Dinasti Ming, seorang anak laki-laki bernama Huang Zhong dari Yanqing menjadi yatim piatu pada usia empat tahun karena kedua orang tuanya mengalami kecelakaan, dan dibesarkan oleh pamannya yang miskin. Meskipun mereka miskin, pamannya memastikan Huang Zhong mendapat cukup makanan, dan Huang Zhong sangat menghargai kebaikan ini. Pada usia enam tahun, dia sambil menangis mengungkapkan keinginannya untuk sekolah agar dia dapat membalas perawatan pamannya. Namun, pamannya tidak mampu membiayai pendidikannya.
Suatu malam, gubernur setempat, Cai, bermimpi tentang seorang dewa yang memberi tahu dia tentang seorang anak laki-laki miskin yang ditakdirkan untuk menjadi pejabat tinggi. Dewa tersebut menjelaskan bahwa anak laki-laki itu dengan tulus ingin membalas budi pamannya, yang menggetarkan surga. Keesokan harinya, Cai mencari anak itu sampai ketemu dan mulai mendukung pendidikannya.
Bertahun-tahun kemudian, setelah dia pensiun, Huang Zhong yang saat itu berusa 18 tahun pergi menemuinya, Cai akhirnya mengungkapkan mimpinya. Sesuai dengan ramalan, Huang Zhong akhirnya menjadi pejabat yang sukses, membalas para dermawannya dengan penuh rasa bakti dan perhatian.
Membantu Orang Lain Mendatangkan Berkat Surgawi
Min Shizhang, seorang pedagang garam kaya pada masa Dinasti Qing di Yangzhou, terkenal karena kedermawanannya. Meski memiliki kekayaan yang besar, ia hidup sederhana di sebuah rumah kecil dan lebih menyukai membaca dan melakukan perbuatan berbudi daripada kemewahan atau kesenangan. Dia menyumbangkan sebagian besar kekayaannya untuk membantu orang lain, mewujudkan semangat “pedagang Konfusianisme,” yang berarti bahwa dia memiliki moral dan kebijaksanaan seorang cendekiawan Konfusianisme di samping kekayaan dan kesuksesan seorang pengusaha.
Saat terjadi bencana, Min selalu menjadi orang pertama yang mengatur upaya pertolongan, menyediakan makanan dan bantuan kepada banyak orang. Pada suatu kesempatan, sepasang suami istri menghadapi situasi yang mengerikan: karena tidak mampu membayar utang pemerintah, sang suami diusir, dan sang istri ditahan. Pasangan itu menangis dengan sedihnya, menolak untuk dipisahkan. Setelah mengetahui penderitaan mereka, Min melunasi hutang mereka dan menyatukan kembali pasangan tersebut. Kegiatan amalnya mencakup membantu orang miskin, menyantuni anak yatim piatu, memperbaiki infrastruktur, dan berbagai upaya kedermawanan lainnya.
Min mempraktekkan disiplin diri yang ketat sepanjang hidupnya, memastikan tindakannya selaras dengan hati nuraninya. Hidupnya diberkati dengan kedamaian, kesehatan, umur panjang, dan anak cucu sejahtera.
Membantu Kejahatan Mendatangkan Kemalangan
Sebaliknya, pada masa Dinasti Ming, ada seorang hakim daerah bernama Yang Kai, memiliki seorang asisten bernama Yang Xun.
Suatu hari, Yang Kai memerintahkan hukuman cambuk terhadap petugas dan tahanan yang tidak efisien dalam menjalankan tugasnya. Lebih dari 40 orang dipukuli dengan kejam, termasuk 2 orang dianiaya hingga meninggal. Yang mengejutkan, Yang Xun mendukung dan memuji kebrutalan tersebut, dengan mengatakan: “Hukum mereka sampai mati, bagus!”
Malam itu, Yang Xun bermimpi ditegur oleh para dewa karena keterlibatannya dalam perbuatan jahat tersebut. Tak lama kemudian, dia jatuh sakit dan meninggal, menunjukkan bahwa membantu melakukan perbuatan salah membawa konsekuensi yang mengerikan..
Kisah ini menggarisbawahi pentingnya peran memimpin orang lain menuju kebenaran dan tidak terlibat atau mendukung tindakan yang merugikan.
Memahami Prinsip Karma
Setiap pikiran dan perbuatan diamati oleh Yang Kuasa, menekankan perlunya memilih kebenaran bagi diri kita sendiri sambil juga membimbing orang lain menuju jalan yang benar.
Lebih banyak artikel Budi Pekerti, silahkan klik di sini. Video, silahkan klik di sini
Saksikan Shen Yun via streaming di Shen Yun Creations
VIDEO REKOMENDASI