Budi Pekerti

Sukses Tidak Sesulit yang Diperkirakan

passion (©unsplash)
passion (©unsplash)

Pada tahun 1965, ada seorang siswa Korea yang sedang mengenyam pendidikan di Universitas Cambridge jurusan psikologi. Saat jam istirahat, ia selalu mengunjungi café-cafe di kota untuk mendengar percakapan di antara orang-orang sukses, berkenalan dan berbincang dengan mereka.

Orang-orang tersebut adalah para sarjana yang pernah meraih penghargaan Nobel, pakar akademik di berbagai bidang atau orang-orang berpengaruh di bidang ekonomi. Mereka semua adalah orang yang humoris, tenang, dan menganggap sukses mereka datang secara alami.

Seiring berlalunya waktu, ia menyadari bahwa selama ini ia telah disesatkan oleh anggapan beberapa orang sukses di Korea karena mereka lebih menitikberatkan pada kesulitan-kesulitan dalam membangun karir mereka sehingga membuat orang lain yang baru  melangkah akhirnya menyerah. Tanpa sadar mereka menakut-nakuti pihak lain yang belum meraih sukses.

Sebagai seorang siswa yang mempelajari psikologi, ia merasa perlu untuk melakukan penelitian terhadap kondisi mental orang-orang sukses di Korea. Pada 1970, ia menyampaikan tesisnya, Sukses Tidak Sesulit Yang Diperkirakan, kepada Profesor Will Bladen, yang merupakan penemu psikologi ekonomi moderen.

Professor Bladen sangat tertarik saat ia membaca makalah tersebut dan menyatakan bahwa isinya memperkenalkan sebuah penemuan baru. Walaupun fenomena ini sebenarnya umum di negara-negara timur dan bahkan di seluruh dunia, namun tidak ada satu pun yang pernah diungkap dan diteliti.

Professor Bladen menulis surat kepada teman sekolahnya, Park Chung Hee, Presiden Korea Selatan saat itu. Dalam suratnya ia menulis, “Saya tidak berani mengatakan bahwa karya ini akan bermanfaat bagi Anda, namun saya dapat memastikan bahwa karya ini berpengaruh untuk kebijaksanaan Anda.”

Buku ini akhirnya benar-benar meledak, bersama dengan pesatnya ekonomi Korea Selatan. Buku ini mendorong semangat banyak orang karena memberikan masyarakat sebuah pandangan baru bahwa hidup walau penuh penderitaan tidaklah selalu terkait dengan kesuksesan.

Isinya menunjukkan kepada orang-orang bahwa pengalaman pahit yang sering diuraikan dalam kisah-kisah sukses, seperti ” melelahkan banting tulang, bangun lebih awal dan tidur lebih larut, dan makan tak enak tidur tak nyenyak” bukanlah prasyarat untuk sukses.

Anda akan mencapai sukses bila Anda menaruh passion dan perhatian penuh pada pekerjaan Anda karena waktu dan kecerdasan yang diberikan Tuhan adalah cukup bagi Anda untuk menyelesaikan tugas tersebut.

Siswa muda penulis makalah ini juga menjadi sukses. Di kemudian hari, ia adalah presiden perusahaan multinasional KIA Motors Korea.

Jika seseorang selalu tenang dan sabar menghadapi hidup, ia akan menemukan bahwa sukses akan datang di saat yang tepat, sepertinya semuanya telah diatur oleh maha pencipta alam semesta. (pureinsight)

Lebih banyak artikel Budi Pekerti, silahkan klik di sini. Video, silahkan klik di sini.

VIDEO REKOMENDASI