Fokus

Boeing Peringatkan Tak Akan Produksi Pesawat untuk China

CEO Boeing memperingatkan bahwa mereka akan berhenti memproduksi pesawat terbang untuk China, setelah maskapai China mengembalikan dua pesawat Boeing. CEO Kelly Ortberg berkata China mengembalikannya akibat tarif AS baru-baru ini, menambahkan bahwa mereka siap mencari pembeli baru untuk pesawat itu.

Boeing telah mengkonfirmasi bahwa pembeli China telah menolak menerima pengiriman pesawat baru karena tarif yang melambungkan harga. Pada hari Rabu, kepala eksekutif Kelly Ortberg berkata banyak maskapai di China sekarang tidak mau menerima pengiriman. Dua 737 Max Jet yang telah dikirim kesana dikembalikan ke AS minggu lalu. Kemudian pada hari Kamis, pesawat baru ketiga untuk Air China, juga dalam pengiriman balik. Laporan dari Bloomberg minggu lalu mengklaim bahwa Beijing telah memesan agar para maskapai tidak menerima pesawat baru. Ini dapat menjadi masalah besar bagi Boeing, dimana China menyumbang sekitar 10% dari order pesawat, dan di tahun ini mereka seharusnya mengirim 50 orderan pesawat ke China.

Namun, Ortberg berkata mereka dapat mencari solusi. Ia berkata pesawat yang tidak dikirim dapat dengan mudah dipindahkan ke pembeli lain, karena sektor perjalanan udara kini sedang menghadapi kekurangan pesawat secara global.

Selama ini pesawat telah diperdagangkan bebas pajak dibawah perjanjian global sejak 1979. Walau Washington telah memberi sinyal untuk meredakan perselisihan, para analis berkata kebingungan akan tarif akan membuat banyak orderan pesawat menjadi tidak jelas. Awal bulan ini, Delta Airlines berkata mereka akan menunda semua pengiriman pesawat dari Airbus selama perang dagang masih berlangsung.

Perselisihan baru ini juga terjadi di waktu yang buruk bagi Boeing, yang baru saja pulih dari 5 tahun pembekuan ekspor dari 737 Max Jet ke China, setelah pembatasan yang dikenakan oleh Beijing karena dua kecelakaan fatal terkait pesawat tipe ini.