Fokus

Dua Pejabat Partai Komunis Dibunuh Warga setelah Pembongkaran Paksa

Seorang penduduk desa di Tiongkok membunuh dua pejabat PKT.

Itu karena peran mereka dalam menghancurkan rumahnya secara paksa setengah tahun yang lalu.

Sebelum ini, si penduduk desa telah berusaha agar kasusnya ditangani, tapi tidak berhasil.

Laporan tentang peristiwa kekerasan di Tiongkok, setelah rumah seorang penduduk dihancurkan secara paksa oleh otoritas.

Seorang pria di Wuhan membunuh dua pejabat Tiongkok pekan lalu, setelah mereka memukulinya dan mengancam istrinya.

Semuanya dimulai setengah tahun yang lalu, saat otoritas menandai gedungnya untuk dirobohkan secara paksa, tanpa dasar hukum.

Setelah penghancuran, empat pejabat dari Kantor Pembongkaran kota memeriksa reruntuhan pekan lalu.

Di sana, mereka bertemu dengan penduduk, Shu Lifa.

Putra dari Shu Lifa: “Mereka bergegas ke arah Ayah saya untuk menghentikannya mengambil video. Ayah saya bertengkar dengan mereka. Mereka mencoba merebut ponselnya untuk menghentikannya. Tapi Ayah saya tidak memberikannya, empat petugas kantor pembongkaran memukulinya. Kemudian Ayah saya berlari pulang dan mengambil pisau, menusuk salah satu dari mereka di tempat. Salah satu dari mereka meninggal, dan yang lain terluka parah.”

Setelah itu, Shu pergi ke kantor pembongkaran.

Dia menabrak pejabat lain yang sebelumnya mengancam istrinya.

Kejadian itu sempat memicu tekanan darah tinggi istrinya.

Shu kemudian membunuh pejabat tersebut dengan pisau yang sama.

Kini Shu ditahan atas tuduhan pembunuhan.

Menurut putranya, para pejabat memerintahkan pembongkaran gedung 3 lantai mereka pada Januari.

Itu dilakukan di tengah malam.

Dia berkata Ayahnya sangat marah, dan terus tinggal di reruntuhan gedung.

Saat itu, Shu dan istrinya melaporkan penghancuran tersebut ke polisi.

Kantor polisi setempat memeriksanya, dan memberi tahu petugas pembongkaran bahwa tidak ada masalah yang ditemukan dengan properti itu.

Polisi mengajukan kasus pidana atas kerusakan properti tersebut pada bulan April.

Namun petugas pembongkaran mengatakan, mereka menemukan masalah lain dengan bangunan itu.

Putra dari Shu Lifa: “Kami memiliki gugatan sebelum sertifikat real estat dikeluarkan. Kami memiliki semua jenis sertifikat hukum di tangan. Kami mengikuti hukum untuk mendapatkan semua dokumen ini. Dan kemudian Ayah saya mewarisi rumah dari Kakek saya. Semuanya mengikuti prosedur formal.”

Putra Shu menunjukkan bahwa kemarahan Ayahnya terhadap kantor pembongkaran menjadi terlalu dalam, menyebabkan gangguan mental dan pembunuhan.

Pembongkaran properti secara paksa adalah praktik umum di Tiongkok.

Otoritas sering memutuskan untuk mengambil kembali tanah, untuk menjual atau mengembangkannya, untuk proyek yang lebih menguntungkan.

Warga biasanya menerima sedikit atau tidak ada kompensasi sama sekali.

Mantan petugas polisi Tiongkok, Liu Xiaobin, mengatakan praktik tersebut mengungkapkan masalah sosial yang serius di Tiongkok.

Liu: “Saya merasa, semakin banyak orang di Tiongkok yang memperlakukan pejabat Partai Komunis sebagai geng dan bandit. Konfrontasi seperti ini, antara pejabat dan rakyat menjadi semakin serius.”

Liu mengatakan bahwa para pemimpin rezim tidak hanya kurang peduli dengan kehidupan rakyat, tapi mereka juga tidak peduli dengan kehidupan pejabat tingkat rendah.

Dia juga menambahkan bahwa pejabat tingkat bawah harus berpikir dua kali tentang situasi ini, dan tentang mengapa mereka terus melayani rezim.

Lebih banyak artikel Fokus, silahkan klik di sini. Video, silahkan klik di sini.

VIDEO REKOMENDASI