Fokus

Hari Kedua Perundingan AS-China di London, Trump Ingin ‘Membuka’ China

Hari kedua perundingan AS-China di tengah meningkatnya ketegangan dan dorongan baru dari Presiden Trump.

[Presiden Trump]:

“Kami ingin membuka China, jika kami tidak membuka China mungkin kami tidak melakukan apapun, tapi kami ingin membuka China, ini akan bagus bagi China, dan hebat bagi seluruh dunia.”

Perundingan dagang AS-China berlanjut ke hari kedua hari Selasa di London setelah enam jam negosiasi pada hari Senin.

Menteri Perdagangan Howard Lutnick berkata perundingan “berjalan baik” sementara Menteri Keuangan Scott Bessent menggambarkannya sebagai “pertemuan bagus”.

Namun para pejabat China sebagian besar tetap tutup mulut tentang perundingan sejauh ini.

Pembahasan hari Selasa berfokus pada pelonggaran pembatasan mineral tanah jarang dan teknologi canggih.

Setelah gencatan tarif sementara bulan lalu di Jenewa, baik Washington maupun Beijing nampaknya semakin memperketat pembatasan ekspor untuk mendapatkan keuntungan. China memperketat tanah jarang, dan AS mengincar etana sebagai alat tawar menawar. Etana adalah bahan utama pembuatan plastik dan banyak diimpor ke China.

Gedung Putih juga meningkatkan batasan pada teknologi mutakhir. Bulan lalu, Departemen Perdagangan mengeluarkan larangan global terhadap chip AI tertentu, terutama yang dibuat oleh Huawei, raksasa telekomunikasi China yang memiliki hubungan dengan militer China.

Pendiri Huawei, Ren Zhengfei, berbicara pada media pemerintah China hari Selasa, berkata bahwa AS melebih-lebihkan kemampuan perusahaannya. Ren berkata chip AI yang dilarang masih tertinggal satu generasi dari teknologi AS.

Beberapa analis berkata pernyataan Ren menandakan meningkatnya tekanan pada Beijing, merujuk pada tantangan ekonomi domestik dan strategi AS yang menargetkan China.