Impor China yang mengalir ke AS menurun drastis di tengah perang tarif, menurut bisnis yang berbicara ke Financial Times, yang menangani pengiriman antara China dan AS baik lewat laut maupun udara. Barang antar kedua negara utamanya dikirim melalui kontainer. Hingga pertengahan April pemesanan kontainer pengiriman standar dari China ke AS turun 45% dibandingkan tahun sebelumnya.
Data berasal dari layanan pelacakan kontainer Vizian. Pelabuhan juga merasakan dampaknya. Pelabuhan Los Angeles adalah titik masuk utama AS untuk impor China. Pelabuhan itu memperkirakan bahwa mulai minggu depan, jumlah pengiriman China akan turun sepertiga dari angka tahun lalu.
Pengangkut kargo yang mengirimkan barang dari Asia ke pelabuhan LA juga telah membatalkan 20 kunjungan pelabuhan pada bulan Mei. Hapag Lloyd adalah salah satu jalur pengiriman kontainer terbesar. Mereka berkata para pelanggan China telah membatalkan sekitar 30% pesanannya.
Perusahaan pengiriman peti kemas Taiwan yang disebut TS Lines telah menangguhkan salah satu layanannya dari Asia ke Pantai Barat AS. Perusahaan itu memberitahu Financial Times bahwa tidak ada permintaan layanan saat ini. Situasi serupa terjadi pada barang yang diangkut melalui udara.
Asosiasi Pengangkut Udara adalah kelompok industri yang mengelola pengiriman barang melalui udara. Asosiasi itu berkata banyak anggotanya yang baru saja berhenti menerima pesanan dari China, dan pesanan dari negara itu turun sekitar 30%. Para eksekutif logistik berkata importir AS bermaksud menghabiskan persediaan mereka sebelum mengimpor lebih banyak dari China.
Itu karena kedua negara terkunci dalam pertikaian tarif. AS mengenakan tarif 145% untuk barang-barang China. Dikombinasikan dengan tarif sebelum masa jabatan kedua Trump, beberapa impor China menghadapi tarif hingga 245%. Trump memberlakukan bea masuk demi mengembalikan pekerjaan ke AS dan menyetop praktek perdagangan tidak adil Beijing.
Pencurian kekayaan intelektual AS oleh rezim China merugikan AS hingga 600 miliar dolar setiap tahun. Ekspor AS ke China menghadapi tarif 125%. Banyak yang sedang mengamati untuk melihat apakah AS dan China akan mencapai kesepakatan. Trump telah berulang kali memberikan tawaran kepada Beijing untuk bernegosiasi, tetapi rezim China belum tertarik.
[Karoline Leavitt, Jubir Gedung Putih]:
“Ia yakin bahwa China ingin membuat kesepakatan dengan Amerika Serikat. Ia yakin China harus membuat kesepakatan dengan Amerika Serikat. China melakukan kesalahan dengan membalas.”
Beijing berkata pada hari Senin bahwa pemimpin China Xi Jinping belum berbicara dengan Trump melalui telepon, meski Trump berulang kali mengatakan Xi telah meneleponnya.