Fokus

Mantan Presiden Taiwan akan Berkunjung ke China Daratan

Interaksi yang belum pernah terjadi sebelumnya antara China dan Taiwan. Seorang mantan presiden Taiwan akan mengunjungi China minggu depan. Perjalanan itu akan menandai pertama kalinya seorang atau mantan pemimpin Taiwan, mengunjungi tetangga komunisnya, sejak berakhirnya perang saudara China pada 1949.

Ma Ying-jeou menjabat sebagai presiden sebelum pemimpin saat ini, Tsai Ing-wen. Sebagai anggota senior partai oposisi di pulau itu, Ma masih berpengaruh. Dan kunjungannya ke China mendapat banyak perhatian. Seorang juru bicara Ma menyebutnya sebagai upaya untuk meredakan ketegangan antara pulau yang memiliki pemerintahan sendiri itu dan China daratan, tujuan utama dari partainya. Meski telah dikritik oleh Partai berkuasa Taiwan sebagai pro-Beijing.

Ma berencana mengunjungi China selama 12 hari mulai 27 Maret. Tidak ada pejabat Taiwan saat ini yang diperkirakan untuk bergabung dengan delegasi itu. Ma akan mengunjungi lima kota, tapi Beijing tidak ada dalam daftar.

Kantornya menolak mengatakan apakah dia akan bertemu dengan pejabat China atau pemimpin rezim, termasuk Xi Jinping. Tapi orang-orang yang mengetahui masalah tersebut mengatakan kepada media lokal, kepala kota dan provinsi yang akan dia kunjungi berencana untuk bertemu dengannya. Mereka bukan walikota atau gubernur, melainkan Sekretaris Partai Komunis.

Pendiri raksasa microchip Taiwan, TSMC menunjukkan dukungan untuk AS. Itu saat AS bekerja untuk memperlambat kemajuan China dalam industri mutakhir. Tapi dia juga menyuarakan keprihatinan tentang beberapa konsekuensi yang tidak diinginkan.

Berbicara di sebuah acara di Taipei, pendiri TSMC Morris Chang menyatakan dukungan dan keberatan. Dia mengatakan dia khawatir tentang rantai pasokan global dan pembalikan globalisasi. “Tidak diragukan lagi dalam benak saya bahwa, di sektor chip, globalisasi sudah mati. Perdagangan bebas tidak terlalu mati, oke, tapi dalam bahaya.”

Chang mengatakan bahwa dia khawatir dengan kemungkinan kenaikan harga. Dan berkurangnya keberadaan chip yang menggerakkan dunia modern. “Ketika biaya naik, maka penyebaran chip akan berhenti atau melambat secara signifikan. Jadi kita berada dalam permainan yang berbeda.”

Beijing baru-baru ini meningkatkan tekanan diplomatik dan militer terhadap Taiwan. Beijing menganggap pulau itu bagian dari wilayah China, dan tidak mengesampingkan penggunaan paksaan untuk menguasainya. Partai Komunis China tidak pernah memerintah Taiwan.

Sengketa itu telah menimbulkan kekhawatiran tentang nasib pabrik chip Taiwan jika China memblokade atau menyerang pulau tersebut. Taiwan memproduksi sebagian besar chip tercanggih di dunia.

Lebih banyak artikel Fokus, silahkan klik di sini. Video, silahkan klik di sini.

VIDEO REKOMENDASI

Saksikan Shen Yun via streaming di Shen Yun Creations

Lebih banyak informasi tentang Shen Yun silahkan kunjungi: shenyun.com