Fokus

Penyintas Pengambilan Organ Paksa Menerima Ancaman Mati

Penyintas pengambilan organ paksa Beijing pertama yang diketahui dunia, kini harus mengkhawatirkan nyawanya lagi. Ini setelah organisasi non-profit Falun Dafa Information Center di AS menerima e-mail berbahasa Mandarin, bertuliskan Cheng akan diracuni mati dalam waktu dekat. Cheng adalah seorang praktisi Falun Gong, latihan olah tubuh dan jiwa yang telah menghadapi tekanan brutal dari Partai Komunis China selama lebih dari dua dekade. Tribun Internasional di London berkata pengambilan organ paksa telah terjadi di China dalam skala besar, dan praktisi Falun Gong mungkin adalah sumber utama dari organ tersebut. Hingga kini, Cheng adalah satu-satunya penyintas yang diketahui dari pengambilan organ paksa rezim China.  Tahun lalu, ia menunjukkan ke publik bekas luka sepanjang hampir 35 cm di sisi dadanya. Di bagian dalam, sebagian hati dan parunya menghilang, dirampas dua dekade yang lalu,  saat ia ditahan di penjara China karena keyakinannya.

[Cheng Peiming, Penyintas Pengambilan Organ Paksa Rezim China]:

“Bekas luka sepanjang 35 cm di sisi kiri tulang rusuk saya berdenyut bersama setiap detakan nadi, dan dalam setiap detakan, sakitnya tak tertahankan.”

Dokter medis menganalisa bahwa jaringan organ Cheng yang menghilang hanya bisa terjadi akibat pengambilan organ secara paksa. Cheng percaya ia mendapat ancaman mati karena ia adalah saksi hidup pengambilan organ yang didukung negara.

[Cheng Peiming, Penyintas Pengambilan Organ Paksa Rezim China]:

“Luka saya berada di tubuh fisik saya. Saya melarikan diri dari rumah sakit, dan saya adalah saksi hidup. Partai Komunis China takut karena ia melakukan kejahatan yang mengerikan ini, dan ia mau mengambil nyawa saya. Ia takut pada saya, satu-satunya saksi hidup.”

Cheng menambahkan bahwa anggota keluarganya di China juga telah menerima ancaman dari rezim China, karena otoritas menginginkan ia tutup mulut. Ia berkata, ia telah melaporkan ancaman mati ini pada FBI.