Fokus

Perang Darang Picu Protes Buruh di China

Dalam beberapa minggu terakhir, telah terjadi peningkatan jumlah protes di China, khususnya di antara para pekerja yang marah, mengatakan mereka belum dibayar selama berbulan-bulan atau bahkan lebih lama.

Ini bukanlah protes pertama yang muncul di bawah rezim komunis China, terutama untuk menuntut upah yang belum dibayar. Namun, perang dagang China AS telah menambah ketegangan, membuatnya sebagai salah satu protes terbesar baru-baru ini di China.

Pada 1 Mei, yang dikenal sebagai Hari Buruh Internasional, ribuan pekerja berkumpul di depan sebuah pabrik untuk menuntut upah yang telah lama tertunda. Pihak berwenang setempat menugaskan sejumlah petugas polisi untuk menekan massa dan beberapa demonstran dilaporkan ditangkap. Beberapa pekerja berkata mereka belum dibayar sejak awal tahun ini.

Perlu dicatat bahwa produk pabrik itu sebagian besar diekspor ke pasar Eropa dan AS, namun kini perusahaan berada di ambang kebangkrutan.

Di dalam pabrik pemasok teknologi di Shenzhen ini, barang-barang menumpuk. Sebuah postingan media sosial berkata pabrik itu berutang gaji kepada puluhan pekerja. Industri lain juga terpengaruh oleh kemerosotan ekonomi di China, termasuk sistem perawatan kesehatan. Posting media sosial ini menunjukkan pekerja medis dari rumah sakit swasta memegang kertas bertuliskan, “Kembalikan uang saya.”

Mengenai proyek-proyek pemerintah China yang sedang berlangsung di luar negeri, di Indonesia, pekerja konstruksi China menuntut upah mereka yang belum dibayar awal minggu ini, dan protes tersebut menarik perhatian media asing.

Di Tik Tok versi China, banyak postingan yang muncul menyoroti masalah yang sama. Beberapa orang mengatakan masalah ini telah berlangsung selama bertahun-tahun. Di bawah ekonomi China yang lesu, upah yang hilang menjadi pendorong utama keresahan sosial dan meningkatkan ketegangan.