Fokus

Tiongkok Memperluas Pendidikan Ideologi Komunis di Tibet

Komunis Tiongkok mengundang seorang jurnalis Reuters ke tur resmi Tibet yang langka dan didampingi ketat, minggu lalu.

Ini, sementara Beijing memperluas kampanye pendidikan politiknya di sana.

Di ibu kota Tibet, Lhasa, ada satu pemandangan yang ada di mana-mana: Potret Presiden Tiongkok, Xi Jinping dan rekan-rekan pemimpinnya.

Tiongkok memperluas kampanye pendidikan politik untuk menandai peringatan 70 tahun kendalinya atas wilayah tersebut.

Dalam tur pemerintah yang langka dan dikawal ketat pekan lalu, seorang reporter Reuters bertemu dengan warga sipil dan tokoh agama, yang berjanji setia kepada Partai Komunis dan Xi.

Berikut adalah percakapan dengan seorang biksu di Kuil Jokhang:

[Reporter Reuters:] “Siapa pemimpin spiritual Anda? Apakah itu Dalai Lama ke-14?”

[Lhakpa:] “Xi Jinping!”

[Reporter:] “Benarkah? Izinkan saya bertanya sekali lagi, siapa pemimpin spiritual Anda?”

[Lhakpa:] “Saya tidak mabuk. Saya sangat sadar. Saya berbicara dengan bebas kepada Anda.”

Dalai Lama, pemimpin spiritual Buddhisme Tibet, melarikan diri dari Tibet pada tahun 1959 setelah pemberontakan yang gagal melawan pemerintahan Tiongkok.

Sejak itu dia mendirikan pemerintahan – Administrasi Tibet Pusat atau CTA – di pengasingan, yang berbasis di Dharamsala, India.

Beijing telah mencapnya sebagai separatis berbahaya, dan berkata, ketika dia meninggal, pemerintah akan memilih penggantinya sendiri.

Di Perguruan Tinggi Buddhis Tibet – sebuah sekolah pelatihan agama utama di pinggiran Lhasa, bendera Tiongkok berkibar di atas kuil.

Wakil direktur perguruan tinggi, Kelsang Wandui, mengatakan sekitar 40% dari program studi sekolah didedikasikan untuk pendidikan politik dan budaya.

“Kita berada di bawah kepemimpinan Partai Komunis sekarang, jadi kita harus belajar tentang politik.”

CTA mengatakan “kampanye pendidikan ulang politik telah dihidupkan kembali untuk Sinisisasi Tibet.”

Ini adalah Robert Barnett, Rekan Riset Profesional dari Universitas SOAS di London:

“Mereka bahkan tidak bisa menjadi biarawan atau biarawati jika mereka tidak menunjukkan kesetiaan politik, dan mereka pasti tidak bisa kuliah kecuali sepenuhnya menunjukkan bahwa mereka setia secara politik.”

“Mereka melatih orang-orang ini atau berharap untuk melatih orang-orang ini,

untuk menjadi pengkhotbah untuk Partai Komunis dan versi baru Buddhisme Tibet.”

Beijing secara konsisten membantah tuduhan pelanggaran hak di Tibet, dan mengatakan orang-orang di Tiongkok bebas untuk mempraktekkan agama yang disetujui, termasuk Buddhisme.

Lebih banyak artikel Fokus, silahkan klikĀ di sini. Video, silahkan klikĀ di sini.

VIDEO REKOMENDASI