Keluarga

6 Metode Disiplin Positif yang Terbukti Berhasil

Ibu dan putrinya (Getty Images via Canva Pro)
Ibu dan putrinya (Getty Images via Canva Pro)

Disiplin positif adalah pendekatan revolusioner untuk mengasuh anak yang telah mendapatkan popularitas di kalangan para ahli dalam beberapa tahun terakhir.

Metode ini menekankan penguatan positif serta membangun harga diri dan rasa tanggung jawab anak ketimbang hanya mengandalkan hukuman.

Bayangkan sebuah dunia di mana anak-anak dapat membedakan antara benar dan salah melalui motivasi dan pujian, bukan berdasarkan rasa takut dan hukuman.

Inilah yang ingin dicapai oleh disiplin positif. Alih-alih hanya mengendalikan perilaku anak, pendekatan ini membantu anak menginternalisasi nilai-nilai positif dan disiplin diri.

Metode ini tidak hanya efektif dalam jangka pendek, tetapi juga dalam jangka panjang, karena membantu anak mengembangkan rasa harga diri dan kepercayaan diri yang kuat, yang dapat bermanfaat bagi mereka di masa depan.

Metode disiplin positif termasuk menetapkan batasan yang jelas dan konsisten, menggunakan konsekuensi alami, dan memuji perilaku positif anak.

Pendekatan ini secara efektif membuat anak-anak berperilaku sopan dan membantu mereka menjadi individu yang berpengetahuan luas yang dapat membuat pilihan positif.

6 teknik disiplin positif terbukti yang efektif

1. Pandai mengalihkan perhatian

Menurut Dr. Lucie Cluver, Profesor Pekerjaan Sosial Anak dan Keluarga di Universitas Cape Town, mengalihkan perhatian anak dengan aktivitas yang lebih konstruktif mungkin berguna saat mereka mengalami kesulitan.

“Anda mungkin berhasil mengalihkan energi anak untuk sesuatu yang baik saat Anda mengarahkan mereka ke hal lain, seperti mengubah topik, memperkenalkan permainan, mengajak mereka ke ruangan lain, atau berjalan-jalan.”

Pengaturan waktu sama pentingnya. Pengalihan perhatian juga melibatkan pengenalan ketika ada sesuatu yang salah dan menindaklanjutinya.

Kenali potensi masalah sebelum muncul, seperti saat dua saudara kandung mengincar barang yang sama atau anak Anda menjadi gelisah, jengkel, atau kesal.

2. Beri anak pujian ketika melakukan hal yang benar

Kapan pun memungkinkan, berikan pujian atas hal positif. Menurut penelitian, anak-anak lebih cenderung mengulangi perilaku negatif saat menerima pujian karena melakukannya dengan baik, seperti mematuhi peraturan atau berbagi mainan.

Tunjukkan perilaku baik yang diperlihatkan anak Anda, seperti saat anak menghibur orang lain yang sedang terluka atau berduka (seperti menanyakan apakah temannya baik-baik saja). Ingatlah untuk menyoroti betapa orang yang menerima kemurahan hati mereka sangat menghargainya.

Memotivasi anak untuk menunjukkan perilaku yang positif jauh lebih baik daripada sekedar pujian. Memenuhi keinginan anak guna mendorong anak untuk mengajukan permohonan secara sopan di kesempatan berikutnya, misal beritahu anak untuk dengan sopan memohon tambahan waktu lima menit untuk bermain trampolin akan lebih baik daripada membiarkan anak mengamuk ketika waktu bermain habis.

3. Memahami pengabaian selektif

Mengabaikan perilaku buruk bisa menjadi cara yang bagus untuk mengakhirinya, asalkan anak Anda tidak melakukan sesuatu yang berisiko dan menerima pujian untuk perilaku yang baik. Selain itu, anak-anak dapat belajar tentang akibat dari tindakan mereka dengan diajarkan untuk mengabaikan perilaku buruk.

Misalnya, jika anak sengaja menjatuhkan kue, maka tidak aka nada lagi yang bisa dimakan. Demikian pula, dia tidak akan diizinkan bermain dengan mainannya jika dia melempar dan merusaknya.

Dia hanya membutuhkan waktu singkat untuk mengetahui cara bermain dengan mainannya secara bertanggung jawab dan berhenti menjatuhkan barang yang dipegangnya.

4. Siap menghadapi kesulitan

Persiapkan sebelumnya untuk skenario di mana anak Anda mungkin berjuang dengan keinginannya. Persiapkan mereka untuk peristiwa yang akan datang dan perilaku yang Anda inginkan dari mereka.

5. Jangan menggunakan terlalu banyak kata

Menggunakan satu perkataan yang tepat untuk menyampaikan pesan Anda kepada anak lebih baik daripada membuat tuntutan yang rumit pada mereka. Misalnya, sebutkan “gigi” daripada menginstruksikan mereka untuk membersihkan wastafel setelah menyikat gigi dan naik ke atas.

Alih-alih berulang kali mengingatkan anak Anda untuk bersikap sopan saat meminta sesuatu dan menjelaskan secara mendetail mengapa hal itu perlu, katakan “tolong” untuk memulainya. Anak-anak paling baik menanggapi arahan langsung dan terarah; Anda dapat membenarkan mereka sesudahnya.

6. Jangan lupa untuk mendengarkan

Sangat penting untuk mendengarkan. Sebelum memberikan solusi, biarkan anak menyampaikan argumennya.

Perhatikan saat perilaku buruk cenderung berulang, seperti saat anak Anda merasa iri. Sebaiknya tidak tergesa menjatuhkan hukuman, namun lakukan pembicaraan secara baik-baik dengan anak. (nspirement/sia/may)

Lebih banyak artikel Keluarga, silahkan klik di sini.

Saksikan Shen Yun via streaming di Shen Yun Creations

VIDEO REKOMENDASI