Keluarga

Ayah Memaksa Saya Menikahi Putri Seorang Pengemis- Sejak Itu Hidup Saya Berubah

Pengemis dan putrinya @Canva Pro
Pengemis dan putrinya @Canva Pro

Dulunya saya merasa malu jika orang-orang tahu bahwa ayah mertua saya adalah seorang pengemis. Anda mungkin tidak percaya. Dirinya mengalami cacat setelah kecelakaan, sehingga istrinya meninggalkannya. Dia membesarkan putrinya sendiri, yang kini menjadi istri saya.

Ayah kandung saya adalah bos sebuah perusahaan, bisa dibilang kehidupan kami cukup berada. Suatu hari, seorang pengemis datang ke rumah kami, dan ayah menyuruhnya masuk karena udara diluar cukup dingin. Ayah merasa bahwa pengemis ini mungkin sedang punya masalah, dan jika kita bisa membantunya, kita harus membantu. Siapa tahu, mungkin kita bisa berteman dengan orang lain dengan cara seperti itu. Demikianlah saya bertemu dengan ayah mertua.

Saya berkata kepada ayah sambil bergurau bahwa dia akan membiarkan siapa pun masuk ke rumah, bahkan seorang pengemis. Apa yang bisa diharapkan dari seorang pengemis? Dia bahkan mungkin tidak punya ponsel untuk dihubungi? Namun tak disangka, meski dia seorang pengemis tapi dia memiliki ponsel, sehingga ayah sering bertemu dia dan mengajaknya minum teh bersama. Meskipun saya sering melihatnya, namun saya tidak berminat untuk berhubungan dengannya.

Ayah memaksa saya untuk menikahi putri seorang pengemis

Kemudian ayah mendengar bahwa pengemis itu memiliki seorang putri yang sedang kuliah pascasarjana. Ayah saya mencari seorang mak comblang, dan tanpa persetujuan saya, dia ingin saya menikahi putri pengemis itu. Wah, saya tahu saya tidak memiliki gelar yang lebih tinggi, tetapi saya memiliki gelar sarjana. Apakah saya harus menikahi putri seorang pengemis?

Zaman sekarang, Sebagian besar orang Tionghoa sangat memandang penting status keluarga dalam sebuah pernikahan. Saya menyadari, semua teman saya akan menertawakan saya. Namun, ayah saya sangat menyukai putrinya dan mengancam akan berhenti memberikan uang kepada saya. Dan seharusnya saya malu. Meskipun saya memiliki gelar sarjana dan pekerjaan yang baik, saya masih tidak dapat sepenuhnya menghidupi diri sendiri; uang belanja saya berasal dari ayah saya. Saya tidak punya pilihan selain menikahi putri pengemis itu.

Menikahi putri seorang pengemis bukanlah ide saya untuk menemukan kebahagiaan. Untungnya, istri saya sangat mudah bergaul. Dia adalah seorang juru masak yang handal dan dia juga mengurus semua pekerjaan rumah tangga. Selain itu, dia memiliki pekerjaan yang bagus. Saya juga memiliki pekerjaan yang bagus, tetapi saya selalu membelanjakan lebih banyak daripada yang saya peroleh.

Saya tidak pernah punya masalah keuangan karena ayah selalu mensubsidi saya sepanjang waktu. Tiga tahun setelah menikah, perusahaan ayah tiba-tiba bangkrut. Dan hilanglah bank pribadi kecil saya. Karena suasana hati ayah sedang tidak baik saat itu maka suatu hari istri saya datang dan menyodorkan buku tabungan miliknya kepada saya. Saya berpikir, apa gunanya tabungan istri? Gaji dan tabungannya tidak bisa berbuat banyak untuk menyelamatkan perusahaan ayah. Dia sepertinya membaca pikiran saya dan berkata: “Buka dan lihatlah. Katakan padaku apakah itu cukup atau tidak. Jangan terlalu cepat mengambil kesimpulan.” Saya membukanya dan terkejut ? 4 juta yuan.

“Dari mana kamu mendapatkan uang sebanyak ini?” saya bertanya pada istri. “Ayahku memberikannya padaku.” Kemudian dia mengatakan kepada saya bahwa setelah ayahnya mengalami kecelakaan, ibunya pergi meninggalkan ayah. Keluarga terpuruk dalam kesulitan, tetapi 6 bulan kemudian, ayahnya mendapat kompensasi: 4,3 juta yuan. Selama bertahun-tahun, lelaki tua itu hanya membelanjakan sebagian kecil tabungannya, dan dia memutuskan pergi mengemis untuk membiayai pendidikan perguruan tinggi putrinya. Meskipun ayahnya cacat, dia masih bisa melakukan hal-hal kecil untuk menghasilkan uang, seperti mengemis atau menjual sayuran di lapak, dan lain-lain.

Setiap kali istri saya pergi bekerja, ayahnya merasa kesepian dan pergi keluar untuk mengemis. Tentu saja, dia harus menanggung caci maki orang-orang di jalan. Ketika istri saya masuk sekolah, teman-teman sekelasnya juga memandang rendah padanya karena ayahnya seorang pengemis . Istri saya tahu bahwa ayahnya bekerja sangat keras untuk membiayai dia ke perguruan tinggi, jadi dia memutuskan untuk giat belajar.

Istri saya berpikir bahwa ayahnya harus menikmati uang hasil jerih payahnya. Ayahnya berkata: “Setelah saya meninggal, kamu akan sendirian di dunia ini … Jika kamu memiliki uang sebanyak ini, kamu tidak perlu khawatir selama sisa hidupmu. Cobalah pikir, apabila kamu tahu bahwa saya punya uang sebanyak ini, apakah kamu akan belajar begitu giat?

Istri saya meneteskan air mata saat menceritakan kisahnya, saya juga sangat tersentuh. Sekejap sosok mereka mendapatkan rasa hormat saya. Setidaknya saya mengerti satu hal: Hidup tidak akan sempurna, dan saya tidak bisa mendapatkan semua yang saya inginkan. Namun, jika saya mau bekerja keras dengan gigih, saya akan memiliki masa depan yang cerah. (nspirement/sia/mya)

Lebih banyak artikel Keluarga, silahkan klik di sini

VIDEO REKOMENDASI