Keluarga

Kekuatan Kemandirian Para Lansia yang Menolak Menjadi Beban

Lansia bekerja
Lansia bekerja. (Canva Pro)

Di dunia di mana penuaan sering kali membawa tantangan ketergantungan, beberapa lansia mendefinisikan ulang apa artinya menjadi tua dengan bermartabat. Di seluruh Asia, kisah-kisah inspiratif tentang kemandirian mereka menjadi pengingat yang kuat akan ketangguhan, cinta, dan tekad. Dari Thailand hingga Taiwan, para lansia menempa jalan mereka sendiri, membuktikan bahwa usia bukanlah penghalang bagi kerja keras dan kemandirian.

Perjalanan Pasangan Thailand untuk Tetap Mandiri

Di Thailand, seorang kakek berusia 70 tahun menghadapi kemerosotan ekonomi yang disebabkan oleh pandemi dengan tekad yang luar biasa. Dulunya seorang sopir tuk-tuk yang menghidupi keluarganya, mata pencaharian kakek ini menguap ketika para turis menghilang. Tidak ingin membebani anak-anaknya, ia meminjam ponsel pintar dari cucunya dan menjadi pengemudi Grab Food.

 Meskipun awalnya tidak terbiasa dengan teknologi, pria yang sudah berusia lanjut ini menerima tantangan tersebut. Dengan mempelajari aplikasi GPS – dan sesekali bertanya kepada orang yang lewat – ia belajar menavigasi jalanan kota. Namun, ia tidak berhenti sampai di situ. Menyadari bahwa istrinya sering ditinggal sendirian, dia mengajak istrinya untuk bergabung dengannya. Bersama-sama, mereka bekerja sebagai sebuah tim: Dia menangani pesanan dan menyetir, sementara istrinya mengurus tas pengiriman.

Para pelanggan mengagumi dedikasi mereka dan sering memuji energi muda sang kakek. Banyak yang berfoto bersamanya dan menyatakan kekaguman atas kemauannya untuk belajar dan beradaptasi dengan keadaan baru. Meskipun ada kekhawatiran dari keluarganya, dia melanjutkan pekerjaannya dengan satu kompromi: mereka berhenti bekerja setelah jam 5 sore, agar memastikan keluarganya dapat beristirahat dengan tenang sementara dia mempertahankan kemandiriannya.

Semangat tak kenal lelah seorang Nonagenarian di Taiwan

Demikian pula, di Kabupaten Nantou, Taiwan, Liou Ruei-Tong, 92 tahun, memilih jalan kemandirian, meskipun memiliki keluarga besar yang suportif. Liou telah menjual barang-barang seperti dendeng sapi, jamur shiitake kering, dan minyak teh di jalan-jalan dan gang-gang lokal selama lebih dari dua dekade. Dia berjalan lebih dari lima jam setiap hari, membawa ransel seberat 22 pon yang penuh dengan barang dagangan.

Tekad Liou berasal dari masa kecilnya yang diwarnai dengan kemiskinan. Kehilangan ayahnya pada usia tujuh tahun, ia mengembangkan etos kerja yang kuat untuk membantu keluarganya dan melunasi utang. Selama bertahun-tahun, dia membesarkan 10 anak dan mendukung mereka hingga dewasa. Kini, meskipun anak-anaknya sudah stabil secara finansial dan ingin menafkahinya, Liou bersikeras untuk mencari nafkah sendiri, karena ia percaya pada nilai kemandirian.

Rutinitas harian Liou sering menarik perhatian orang yang lewat. Beberapa orang mengira kerja kerasnya sebagai tanda pengabaian oleh anak-anaknya, yang terkadang menimbulkan kritik. Namun, keluarganya telah menerima keputusannya, menyadari bahwa kemandiriannya memberinya kegembiraan dan kepuasan. Bagi Liou, kemampuan untuk menafkahi dirinya sendiri bukan hanya tentang mencari uang; ini adalah bukti semangat pantang menyerah dan kebanggaan pribadinya.

Pelajaran tentang Ketangguhan dan Martabat

Kedua kisah ini menyoroti kekuatan dan ketangguhan yang luar biasa dari para lansia yang menolak untuk membiarkan usia membatasi kemampuan mereka. Pasangan dari Thailand ini menunjukkan bagaimana kerja sama tim dan kemampuan beradaptasi dapat menciptakan peluang baru, menunjukkan pentingnya merangkul perubahan dengan tekad yang kuat. Lansia nonagenarian di Taiwan ini mencontohkan nilai ketekunan, kemandirian, dan kepuasan dalam berkontribusi kepada masyarakat bahkan di usia senja.

Para lansia ini menantang stereotip tentang penuaan, mengingatkan kita bahwa kemandirian, kerja keras, dan cinta dapat melampaui usia. Kisah-kisah mereka menginspirasi kita untuk menghargai tekad dan menghadapi tantangan hidup dengan bermartabat. Di saat banyak orang memilih untuk beristirahat dan bergantung pada orang lain, sehingga anak muda banyak yang menjadi sandwich generation, para lansia ini membuktikan bahwa rasa memiliki tujuan dan harga diri dapat terus berkembang, apa pun tahap kehidupannya. (nspirement)

Lebih banyak artikel Keluarga, silahkan klik di sini.

Saksikan Shen Yun via streaming di Shen Yun Creations

VIDEO REKOMENDASI