Keluarga

Pelajaran Berharga: Mengajarkan Anak Menghadapi Kesulitan

Orang tua mengajari anaknya (Getty Images via Canva Pro)
Orang tua mengajari anaknya (Getty Images via Canva Pro)

Semakin orang tua berupaya melindungi anak dikala mengalami masalah, anak akan menjadi tidak kebal dalam menghadapi kesulitan.

Baik itu kesulitan kecil seperti tidak diajak saat bermain ataupun kesulitan besar seperti kehilangan orang yang dicintai, kesulitan ini membantu membangun kemampuan seorang anak menghadapi tantangan hidup.

Orang tua dan pengasuh adalah satu kesatuan

Bagi balita atau anak yang masih kecil , hal ini mungkin tampak sulit, karena dalam hal pengalaman hidup, dan pemahaman sosial-emosional, mereka masih dalam tahap perkembangan. Namun, pengaruh orang tua dan pengasuh tidak dapat dipisahkan dari perkembangan kemampuan anak dalam mengatasi masalah.

Dengan kesabaran, kreativitas, eksplorasi, serta refleksi, orang tua atau pengasuh dapat membekali anak dengan sarana penyelesaian masalah sesuai dengan kebutuhan masing-masing anak.

Anak-anak perlu mengalami sedikit kesulitan

Suatu hari, saya membawa anak saya ke toko buku untuk membeli perlengkapan sekolah. Dia ingin membeli kotak pensil yang mahal tapi tidak praktis. Saya membelikannya yang sederhana namun praktis. Dia segera menunjukkan ketidaksenangannya.

Dia juga ingin membeli penggaris plastik mewah, tetapi saya membelikannya penggaris kayu polos. Dia kembali menunjukkan ketidaksenangannya. Saya tidak mengatakan apa-apa, tetapi saya ingin menyampaikan bahwa terlalu banyak hal baik tidak baik untuknya.

Sejak saya menjadi seorang ayah, saya telah berulang kali mengingatkan diri saya untuk melaksanakan tanggung jawab saya sebagai orang tua secara berbeda dari kebanyakan orang Tionghoa dan membiarkan anak-anak saya mengalami sedikit kesulitan. Meskipun demikian, saya selalu terganggu oleh konsep bahwa tidak peduli seberapa besar Anda menderita, jangan biarkan anak juga menderita.

Beberapa tahun yang lalu, seorang teman lama dari Australia mengunjungi saya dan memberi saya beberapa nasihat yang masuk akal. Dia mengatakan kepada saya bahwa orang Australia hidup dengan baik dan percaya bahwa anak-anak mereka perlu mengalami sedikit kesulitan. Mereka percaya bahwa anak yang hidupnya terlalu nyaman tidak akan membuatnya mandiri.

Saya menemaninya mengurus beberapa pekerjaan hari itu. Dia menunjuk pada seorang bayi yang dibalut seperti bola kapas dan berkata:

“Di Australia, Anda tidak melihat anak-anak dibungkus seperti itu, bahkan di musim dingin. Kalau cuaca cerah, ibu-ibu sengaja menjemur anaknya di bawah sinar matahari.”

Miskin secara materi, tapi kaya secara spiritual

Saya memikirkannya lagi malam itu dan memutuskan bahwa gagasan orang Tiongkok untuk menghindarkan anak-anak dari semua kesulitan bukanlah jalan yang benar. Saya memutuskan untuk mengajari putra saya prinsip miskin secara materi tetapi kaya secara spiritual.

Saya diberitahu bahwa sebuah sekolah menengah Philadelphia memiliki dua patung di kedua sisi gerbang depannya, seekor elang dan seekor kuda. Patung-patung ini bukan mengekspresikan kemenangan atau kesuksesan tetapi simbol dari dua kisah kuno.

Untuk bisa mencapai tujuh benua dalam waktu singkat, sang elang mempelajari berbagai keterampilan terbang yang luar biasa, namum akhirnya ia mati kelaparan karena tidak memiliki keterampilan mencari makan.

Si Kuda tidak menyukai pemilik pertamanya, karena harus bekerja keras. Pemilik keduanya adalah seorang petani, tetapi si kuda tersebut tidak menyukainya karena memberikan terlalu sedikit makanan. Kuda tersebut kemudian dijual ke tukang sepatu. Si Kuda senang dengan tukang sepatu, karena tidak perlu bekerja dan punya makanan yang berlimpah. Si kuda mengira kehidupannya saat ini menyenangkan!  Sayangnya, tak lama kemudian, kuda tersebut disembelih oleh si tukang sepatu.

Dari dua kisah ini, kita belajar bahwa seseorang tidak akan menjadi manusia seutuhnya jika tidak memiliki keterampilan dasar bertahan hidup. Banyak hewan di dunia ini mengajari keturunan mereka untuk berburu dan bertahan hidup, tetapi begitu hewan tersebut cukup dewasa, mereka harus menggunakan apa yang mereka pelajari untuk berjuang sendiri.

Kita sebagai manusia seyogyanya melakukan hal yang sama untuk anak-anak kita agar mereka dapat bertahan dari badai kehidupan dan menjadi pribadi yang percaya diri dan mandiri. (nspirement/sia/may)

Lebih banyak artikel Keluarga, silahkan klik di sini.

Saksikan Shen Yun via streaming di Shen Yun Creations

VIDEO REKOMENDASI