Dalam masyarakat Barat, kita bisa menilai seseorang berdasarkan etiket mereka, tidak terkecuali bagaimana perilaku di meja makan.
Etiket makan seseorang mencerminkan kebiasaan dan bagaimana mereka dididik sebagai seorang anak. Seorang teman pernah bercerita tentang pengalaman di tempat kerja saat merekrut staf baru.
Seorang mahasiswa pascasarjana yang memenuhi syarat mendapat respon positif selama proses wawancara. Namun, pada saat makan malam selama pertemuan ramah-tamah di malam harinya, dia berbicara dengan mulut penuh dan menjatuhkan makanan di sekeliling tempat duduknya. Teman saya memberi tahu saya bahwa kualifikasinya sangat baik, tetapi dia tidak cocok dengan budaya perusahaan karena etiket makannya yang buruk.
Baik pada saat melamar suatu posisi atau makan malam dengan rekan kerja ataupun klien, percakapan yang tepat dan bahasa tubuh yang halus adalah juga surat rekomendasi lainnya. Cara Anda duduk di meja, sopan santun Anda saat makan, nada suara Anda, dan bagaimana Anda masuk ke dalam suatu percakapan, kesemuanya itu berbicara banyak tentang cara Anda dibesarkan sebagai seorang anak.
William Hanson, seorang ahli etiket terkemuka, dan instruktur Pangeran William, pernah berkata:
“Mereka yang pandai mengamati dan menilai orang dari sebuah perjamuan makan akan dapat memahami latar belakang kehidupan orang tua dan pendidikan orang tersebut.”
Etika dan perilaku makan anak merupakan cerminan orang tuanya
Saya juga ingat menghadiri makan malam syukuran rumah baru seorang teman dan duduk di sebelah seorang wanita yang baru saja tiba dari Daratan Tiongkok bersama putranya, yang berusia sekitar lima tahun. Saat semua orang sedang duduk di meja, anak laki-laki itu melompat turun dari kursinya dan mulai berlari mengelilingi ruang makan.
Ketika tuan rumah datang menyuguhkan makanan, ibunya berteriak padanya untuk kembali ke meja. Kemudian, sebelum makan malam selesai, dia mulai memasukkan sisa makanan ke dalam beberapa wadah yang dia beli, menyatakan: “Saya ingin makanan ini!”
“Perilaku seorang anak adalah cerminan dari perilaku orang tua” merupakan pepatah terkenal. Hal ini karena anak dipengaruhi oleh orang tuanya dan akan mengikuti teladannya. Ini jelas terlihat dalam etiket makan mereka.
Sebagian orang mengabaikan etiket di meja makan
Saat berwisata dengan grup tur kecil di Tiongkok, saya melihat seorang anak laki-laki berusia sekitar delapan tahun. Dia segera merebut menu di restoran yang kami kunjungi dan mulai memesan makanan sebelum semua orang duduk. Sementara ayahnya duduk pasif di sampingnya selama makan, dia duduk di kursi sambil bermain dengan teleponnya sementara ibunya menyuapinya. Orang-orang Barat di meja tersebut terkejut dengan perilaku dan tidak adanya etiket makan ini.
Lin Qingxuan, seorang penulis Taiwan, pernah berkata bahwa ayahnya mengajarinya untuk selalu menilai karakter seseorang ketika memilih mereka sebagai teman, dan cara terbaik untuk menentukan karakter mereka adalah dengan memperhatikan bagaimana cara mereka memegang sumpit saat makan.
Etiket makan untuk beberapa orang tua dari Tiongkok Daratan tidak penting. Mereka berpendapat bahwa anak-anak mereka masih kecil, jadi mengapa selalu mengkritik pada usia masih begitu muda? Menanggapi hal ini, saya mengingat pepatah Tiongkok kuno:
“Anak itu seperti pohon dan jika Anda ingin dia berbunga dan berbuah, Anda harus memangkas cabang-cabangnya, memberinya banyak air dan pupuk, serta membunuh hamanya. Hanya setelah semuanya siap sedia bisa membantu anak tumbuh dengan baik dan menghasilkan buah.” (nspirment/sia/may)
Lebih banyak artikel Keluarga, silahkan klik di sini.
Saksikan Shen Yun via streaming di Shen Yun Creations
VIDEO REKOMENDASI