Budi Pekerti

3 Pintu: Arti Harmoni yang Sebenarnya

Pintu (Kredit: Sabinevanerp @Pixabay)
Pintu (Kredit: Sabinevanerp @Pixabay)

Suatu ketika, seorang pangeran muda bertanya kepada gurunya, seorang biksu yang terkenal: “Bagaimana masa depan saya?” Sang guru menjawab: “Anda akan menemukan tiga pintu dalam perjalanan hidup anda.

Di setiap pintu, anda akan melihat beberapa kata. Kemudian, ketika anda membacanya, anda akan mengerti. Saya akan menunggumu setelah anda melewati pintu ketiga.”

Merubah Diri Sendiri Lebih Baik Daripada Merubah Orang Lain

Tak lama setelah itu, sang pangeran meninggalkan tempat tinggalnya yang megah untuk melakukan perjalanan di dunia. Ketika dia menemukan pintu pertama, dia melihat kata-kata “mengubah dunia”. “Saya akan mulai mengubah dunia jika saya pikir sesuai,” pikirnya.

“Saya akan mulai dengan menyingkirkan semua yang tidak saya sukai.”

Beberapa tahun kemudian, sang pangeran menemukan pintu kedua, yang bertuliskan: “Ubah orang lain.” Pangeran berpikir: “Saya akan mulai menanamkan pikiran lurus pada orang-orang sehingga mereka dapat meningkatkan watak mereka.” Beberapa tahun kemudian, dia tiba di pintu ketiga, yang bertuliskan: “Ubah dirimu” Pangeran kemudian menyadari: “Sudah waktunya bagi saya untuk memperbaiki karakter saya.”

Belakangan, sang pangeran bertemu gurunya dan berkata:

“Setelah melewati tiga pintu ini, saya sekarang tahu lebih baik mengubah orang di dunia ini daripada mengubah dunia, dan lebih baik mengubah diri sendiri daripada mengubah orang lain.”

Sang guru tersenyum lalu berkata: “Mungkin kamu harus berjalan melalui tiga pintu ini lagi.”

Terima Dunia dan Kemudian Rangkullah

Jadi sang pangeran mulai berjalan kembali ke arah mulainya. Beberapa hari kemudian, dia melihat pintu ketiga, tetapi terlihat berbeda. Bunyinya, “Terima dirimu sendiri.” Sang pangeran tiba-tiba menyadari mengapa dia merasa rendah diri setiap kali dia gagal membuat perubahan positif dalam karakternya. Itu karena dia menolak untuk mengakui dan menerima kekurangannya.

Dia selalu fokus pada apa yang dia tidak bisa lakukan, menutupi banyak kekuatannya. Jadi sang pangeran memutuskan saat itu juga untuk belajar menghargai dan menerima dirinya sendiri.

Ketika dia sampai di pintu kedua, yang bertuliskan “Terima orang lain,” dia mengerti mengapa dia selalu memendam begitu banyak kebencian dan keluhan terhadap orang lain. Itu karena dia menolak untuk menerima perbedaan antara dirinya dan orang lain, membuatnya tidak mampu memahami kesulitan manusia sehari hari. Jadi, dia mulai belajar bagaimana bertoleransi dengan orang lain.

Beberapa hari kemudian, sang pangeran tiba di pintu pertama, yang bertuliskan: “Terimalah dunia.” Dia kemudian menyadari bahwa dia telah gagal mengubah dunia karena dia menolak untuk mengakui bahwa beberapa hal tidak dapat diubah.

Dia juga menyadari bahwa memaksakan kehendaknya pada orang-orang dan gagal melihat kekuatan mereka adalah mengapa dia selalu menghadapi begitu banyak perlawanan dari orang lain. Jadi dia memutuskan untuk berlatih membuka hatinya kepada dunia dan merangkulnya. Pada saat itu, gurunya muncul dan berkata:

“Kamu sekarang mengerti arti dari harmoni dan ketenangan.” (nspirement)

Lebih banyak artikel Budi Pekerti, silahkan klik di sini. Video, silahkan klik di sini

Saksikan Shen Yun via streaming di Shen Yun Creations

VIDEO REKOMENDASI