Seorang anak laki-laki berusia biasa berjalan-jalan dengan Ayahnya setiap hari, di sebuah bukit di dekat rumah mereka.
Suatu hari anak laki-laki itu berkata, “Ayah, mari kita berlomba hari ini, siapa yang mencapai puncak bukit terlebih dahulu, dialah pemenangnya.”
Ayahnya setuju.
Mereka berdua mulai berlari menuju puncak bukit. Setelah berlari beberapa lama, si Ayah tiba-tiba berhenti.
Anak laki-laki itu bertanya, “Apa yang terjadi? Mengapa Ayah tiba-tiba berhenti? Apakah Ayah sudah menerima kekalahan Ayah?”
“Tidak, Tidak. Beberapa kerikil tersangkut di Sepatu Ayah. Ayah berhenti untuk menyingkirkannya.”, jawab si Ayah.
Anak laki-laki itu menjawab, “Beberapa kerikil juga tersangkut di sepatuku, tapi jika aku berhenti sekarang, aku akan kalah dalam perlombaan. Begitu aku mencapai puncak, aku akan menyingkirkannya.”, sambil berkata demikian, anak laki-laki itu berlari cepat ke depan.
Si Ayah menyingkirkan kerikil dari sepatunya, lalu terus maju.
Anak itu sudah berlari jauh di depan, tapi sekarang dia mulai merasakan sakit di kakinya karena kerikil yang tersangkut di sepatunya, dan kecepatan larinya pun mulai menurun.
Perlahan-lahan, sang Ayah pun mendekatinya.
Melihat anaknya, sang Ayah berteriak dari belakang, “Mengapa kamu tidak mengeluarkan kerikil dari sepatumu terlebih dahulu?”
“Tapi, aku tidak punya waktu untuk melakukannya!!”, kata anak itu.
Tidak lama kemudian, sang Ayah menyusulnya.
Rasa sakit anak itu semakin parah karena kerikil yang menusuk, dan sekarang dia bahkan tidak dapat berjalan.
Dia berhenti di sana dan berteriak, “Ayah, saya tidak dapat berlari lagi.”
Sang ayah segera berlari kembali dan melepaskan sepatu anaknya, dan melihat bahwa kakinya terluka karena kerikil yang menusuk.
Sang ayah kemudian membawa anaknya kembali ke rumah, dan merawat luka-lukanya.
Ketika rasa sakitnya sedikit mereda, dia menjelaskan, “Nak, Ayah sudah bilang kepadamu untuk mengeluarkan kerikilmu terlebih dahulu dan kemudian melanjutkan lomba.”
“Tapi, aku pikir, jika aku berhenti, aku akan kalah dalam lomba ini.”, kata sang anak.
“Bukan seperti itu nak, jika ada masalah datang dalam hidup kita, maka kita tidak boleh menundanya dengan mengatakan bahwa kita tidak punya waktu sekarang.
Yang sebenarnya terjadi adalah, ketika kita mengabaikan masalah, masalah itu perlahan-lahan akan membesar, dan akhirnya menyebabkan lebih banyak kerugian daripada yang seharusnya.
Kamu hanya butuh waktu 1 menit untuk menyingkirkan kerikil itu, tapi sekarang, karena ingin menghemat 1 menit itu, kamu harus terluka dan menahan rasa sakit selama 1 minggu.”, kata si Ayah. (inspirasibambu/an)
Selesaikan masalah ketika masih kecil, jika tidak diselesaikan dan Anda memilih untuk menundanya, masalah itu akan membesar dan menyebabkan lebih banyak kerugian di kemudian hari.
Lebih banyak artikel Budi Pekerti, silahkan klik di sini. Video, silahkan klik di sini
Saksikan Shen Yun via streaming di Shen Yun Creations
VIDEO REKOMENDASI