Di Keelung, Taiwan, ada sebuah toko bernama “Yu Yuan Hao,” yang berarti “berkah takdir.” Pemiliknya, Tuan Lin, dikenal karena kebaikannya. Penduduk setempat sebagian besar bermata pencaharian sebagai nelayan, dan mata pencaharian mereka bergantung pada laut.
Suatu hari, seorang nelayan menangkap seekor penyu raksasa dan berencana menjual dagingnya. Pak Lin kebetulan lewat dan melihat penyu dikelilingi manusia. Penyu itu mengangkat lehernya, membungkuk kepada orang-orang dengan air mata berlinang seolah meminta bantuan.
Pelepasan Penuh Kasih
Tergerak oleh rasa kasihan, Tuan Lin menghabiskan banyak uang untuk membeli penyu tersebut. Dia kemudian meminta seseorang melepaskannya kembali ke laut. Untuk memastikan keamanannya, ia menulis “Yu Yuan Hao Fang Sheng” di cangkang penyu, yang berarti “melepaskan diri membawa berkah takdir.” Ia berharap dengan melakukan hal tersebut, siapa pun yang menangkapnya lagi akan membebaskannya setelah membaca pesan tersebut.
Setelah membuat tulisan, penyu tersebut dilepaskan ke laut. Banyak orang menyaksikan penyu itu timbul lagi dari tengah laut dan membungkuk kepada Tuan Lin sebagai tanda terima kasih. Sangat tersentuh oleh tindakan penyu tersebut, masyarakat berjanji untuk menjalankan kebijakan “tiga hal yang tidak boleh dilakukan”: Jangan menangkap, membunuh, atau memakan penyu. Kebijakan ini berlanjut di lingkungan mereka hingga saat ini.
Enam Belas Tahun Kemudian
Putra kedua Tuan Lin diterima di sekolah tinggi di Taipei. Saat liburan, dia naik perahu pulang. Dalam perjalanan pulang, perahu menabrak karang dan tenggelam. Dari 100 lebih penumpang, lebih dari 90 orang tewas.
Di tengah jeritan dan teriakan minta tolong, putra Tuan Lin, meskipun pandai berenang, kewalahan menghadapi ombak dan mulai tenggelam. Tiba-tiba, dia merasakan dirinya diangkat oleh sesuatu sebesar meja bundar. Yang membuatnya heran, dia mendapati dirinya terbaring di punggung seekor penyu raksasa. Melihat lebih dekat, ia melihat mulut penyu itu selebar baskom.
Penyelamatan Ajaib oleh Penyu
Awalnya ketakutan, takut penyu akan memakannya, dia menyadari bahwa dia tidak punya kekuatan lagi untuk melarikan diri. Kemudian, dia melihat tulisan “Yu Yuan Hao Fang Sheng” di punggungnya. Menyadarinya sebagai penyu yang diselamatkan ayahnya, ketakutannya berubah menjadi kegembiraan dan kelegaan. Penyu itu datang untuk menyelamatkannya! Sambil berpegang teguh pada cangkangnya, dia melantunkan mantra Buddha untuk perlindungan.
Penyu itu berenang dengan mantap melewati gelombang badai, membawanya ke pantai. Saat dia mencapai perairan dangkal, putra Lin melompat dan berbalik untuk melihat bahwa penyu itu masih mengambang di dekatnya. Dia mengatupkan kedua tangannya sebagai tanda terima kasih, dan penyu itu mengangguk, melambaikan siripnya, dan mengeluarkan suara gembira sebelum berenang menjauh. Orang-orang di pantai bergegas memberi selamat kepadanya atas keajaiban yang terjadi dalam hidupnya.
Perlindungan Ilahi bagi yang Berbudi Luhur
Dari seluruh penumpang, hanya sekitar selusin yang selamat dari kapal karam tersebut. Belakangan diketahui bahwa yang selamat adalah mereka yang berbakti kepada orang tua, wanita berbudi luhur, dan orang-orang yang terkenal karena perbuatan baik dan amalnya. Kejadian ini seolah menegaskan bahwa Tuhan melindungi orang-orang yang berhati baik dan memberkati keturunan orang-orang yang baik hati.
Lebih banyak artikel Budi Pekerti, silahkan klik di sini. Video, silahkan klik di sini
Saksikan Shen Yun via streaming di Shen Yun Creations
VIDEO REKOMENDASI