Siapa pun yang sering mengunjungi supermarket pasti pernah menyaksikan dan mengetahui bagaimana lorong diskon selalu penuh sesak dan ramai oleh orang-orang yang mengejar barang yang dibanting harganya. Meskipun demikian, berapa banyak orang yang telah tercerahkan tentang fakta ini: Barang-barang berkualitas jarang sekali dijual dengan harga diskon. Seperti itulah analogi kehidupan: Kesejahteraan dan jati diri Anda tidak boleh didiskon untuk dimanfaatkan oleh orang lain, sehingga mengurangi dan menghilangkan jati diri Anda yang sebenarnya. Bagaimana seharusnya Anda menyikapi hal ini? Pertimbangkan empat praktik abadi yang tercantum di bawah ini yang telah teruji oleh waktu.
Hargai waktu Anda: Latihan spiritual yang tenang
Seiring dengan berlalunya waktu, Anda mungkin menemukan diri Anda terseret arus kehidupan. Seberapa sering Anda tunduk pada ritme orang lain, sehingga kehilangan arah Anda sendiri di sepanjang jalan? Baru kemudian Anda menyadari bahwa pagi yang tenang, buku yang belum selesai dibaca, atau matahari terbenam yang dinikmati bersama orang-orang terkasih adalah hadiah terbaik yang diberikan oleh waktu kepada Anda. Dua tokoh berikut ini menggambarkan wawasan mereka:
Zeng Guofan dan “Empat Disiplin Harian” membantunya untuk tetap tenang melewati masa-masa kekacauan. Dia menganggap waktu sebagai harta yang paling nyata dalam hidup, tidak terpengaruh oleh ketenaran dan akhirnya menjadi negarawan yang dihormati. Hari-harinya ditandai dengan kebiasaan rutin: belajar, membuat jurnal, dan refleksi – tidak pernah berhenti, dari tahun ke tahun.
Selama pengasingan politiknya, Su Shi (Su Dongpo) menggunakan waktunya untuk belajar dan menulis puisi. Disiplin diri ini akhirnya membuatnya menjadi sosok yang menjulang tinggi dengan gaya puitis yang berani. Bahkan dalam kesulitan, dia menolak untuk menyia-nyiakan satu hari pun dan malah menemukan cara untuk mengubah cobaan dan kesengsaraan menjadi kemenangan. Anda hanyalah setitik dari luasnya waktu. Seperti Zeng Guofan yang menganggap kehidupan sebagai mata uangnya yang sebenarnya, semoga Anda belajar untuk memperhitungkan waktu untuk membaca dengan tenang di waktu fajar dan mendengarkan hati Anda saat senja tiba.
Bebaskan diri Anda dari pengurasan emosi: Keanggunan yang tenang dari kedamaian batin
Di masa muda, Anda pernah dibuat menyesal oleh ucapan yang ceroboh atau kehilangan pengendalian diri karena hal-hal sepele. Hanya setelah mengalami pasang surut kehidupan, Anda baru menyadari bahwa diam bukanlah kelemahan, melainkan kebijaksanaan. Catatan kuno Su Shi menggambarkan keterbukaan dan kelapangan hatinya, yang telah dirindukan dan ditiru oleh banyak orang. Keanggunan seperti itu, yang berakar jauh di dalam dirinya, menunjukkan bahwa kedewasaan sejati adalah kemampuan untuk tetap tenang di tengah badai kehidupan. Ahli strategi ulung, Zhuge Liang juga berkata: “Tanpa ketenangan, seseorang tidak dapat melangkah jauh.”
Pada usia 40 tahun, Konfusius mendapati bahwa ia “tidak lagi bingung.” Meskipun ia mengalami kesulitan, ia tetap tenang. Sebagai contoh, ketika dikelilingi oleh pasukan Chen dan Cai yang berniat membuatnya kelaparan, Konfusius memainkan musik untuk menghibur dirinya sendiri dan tidak terganggu oleh penderitaan, sehingga akhirnya ujian ini dapat dilewati.
Dalam Esai Menara Yueyang, ia menyalurkan emosi pribadi ke dalam pengabdian yang lebih besar, tidak terjebak dalam diri sendiri dan merasa kecil, tetapi berusaha untuk digerakkan oleh tujuan yang lebih besar. Ini adalah penguasaan emosi yang terbaik!
Dalam kehidupan modern, di mana informasi membanjiri Anda dan kecepatannya tidak terbayangkan, sehingga keseimbangan emosional telah menjadi salah satu puncak yang paling menantang. Ketika Anda membiarkan hal-hal kecil mengganggu Anda, Anda akan jatuh ke dalam kekacauan batin. Namun, faktor luar tidak dapat menggerakkan Anda ketika Anda dapat menenangkan hati Anda. Wang Yangming pernah berkata: “Mudah untuk mengalahkan setan di pegunungan, tetapi sulit untuk mengalahkan iblis yang berada di hati sendiri.”
Tujuan yang tak tergoyahkan: Kekuatan komitmen
Titik paling berbahaya dalam hidup seseorang bukanlah kesulitan yang Anda hadapi di depan, tetapi ketika semangat juang di dalam diri Anda mulai meredup. Penyair Qu Yuan menulis: “Meski jalannya panjang dan jauh, saya akan mencarinya ke mana-mana!” Penolakannya untuk berkompromi menjadi sebuah puisi yang terukir dalam waktu, dan semangatnya telah bertahan selama berabad-abad. Memilih ambisi menentukan arah hidup Anda.
Sebagai manusia biasa, kita semua pernah, kadang-kadang, menyerah pada keadaan atau meragukan keyakinan dan impian kita. Namun, dalam keheningan malam, ketika Anda duduk sendirian dan merenung, tidakkah Anda masih merindukan jalan yang luar biasa itu? Wen Tianxiang pernah berkata: “Sejak zaman kuno, siapa yang tidak mati? Biarkan saya meninggalkan tekad yang bersinar sepanjang sejarah!” Saat menghadapi godaan pengkhianatan dan ancaman dari pasukan penyerang, dia memilih kematian daripada pengkhianatan. Bahkan dalam keadaan terbelenggu, ia tetap berpegang teguh pada kehormatannya.
Keyakinan adalah percikan yang menerangi jalan dalam kegelapan, kegigihan yang tenang yang mengingat mimpi awal setelah menempuh jarak bermil-mil. Mempertahankan cita-cita Anda di dunia yang bising adalah ketekunan yang tak terucapkan yang akan terus bertahan dan membuat Anda tetap berada dalam posisi yang baik.
Cinta dengan harga diri: Pengabdian yang mendalam dan bermartabat
Anda telah mencintai, kehilangan, dan terluka – hanya untuk akhirnya mengerti: Cinta bukanlah pengorbanan diri sendiri, tetapi saling pengertian dan pertumbuhan bersama. Dulu, di masa muda Anda, Anda percaya bahwa memberikan segalanya akan menjamin cinta yang abadi. Namun, hanya setelah Anda mengalami ketidakkekalan, barulah Anda menyadarinya: Cinta sejati tidak pernah merendahkan martabat. Cinta sejati berarti menghargai diri sendiri dan orang lain dalam perjalanan hidup Anda.
Kisah sejoli Sima Xiangru dan Zhuo Wenjun terkenal karena romantismenya, tetapi lebih dari itu, kisah ini juga terkenal karena rasa saling menghormati. Terlepas dari perbedaan status keluarga dan opini publik, mereka memilih untuk terus berjalan bersama. Cinta mereka tidak didasarkan pada ketergantungan, tapi dua jiwa yang teraktualisasi secara penuh yang saling menguatkan satu sama lain.
Jika Anda tidak “mendiskon” diri Anda sendiri, hidup tidak akan mengubah Anda dalam waktu singkat. Tidak pernah “diobral” berarti tetap teguh melalui pasang surut kehidupan dan hidup tenang di dunia yang penuh dengan kebisingan.