Perang Dunia II tidak diragukan lagi merupakan salah satu episode paling berdarah dalam sejarah manusia.
Jutaan pria saling membunuh, tidak seperti yang terjadi pada periode waktu lainnya.
Namun terlepas dari kekerasan yang tak terkendali pada masa itu, masih ada saat-saat ketika pria memilih untuk melupakan perbedaan dan berjabat tangan dengan musuh mereka. Makan malam saat Natal di sebuah pondok di hutan Jerman adalah salah satu contoh kebaikan di antara pihak yang bermusuhan.
Kebaikan saat makan malam Natal
Saat Malam Natal pada Pertempuran Bulge pada tahun 1944, tiga tentara Amerika tersesat di tengah salju lebat di Hutan Ardennes. Salah satunya terluka parah. Mereka tersesat dan tidak bisa bertemu dengan sesama tentara Amerika lainnya. Setelah berjalan lama, mereka menemukan sebuah pondok di hutan. Lapar dan sangat membutuhkan bantuan, mereka mengetuk pintu.
Pondok itu dihuni oleh seorang wanita Jerman bernama Elisabeth Vincken yang tinggal disana bersama putranya yang berusia 12 tahun, Fritz. Ketika dia membuka pintu dan melihat tiga tentara Amerika berada diluar, Elisabeth awalnya terkejut.
Tetapi ketika dia menyadari bahwa mereka hampir tidak lebih tua dari anaknya dan salah satunya terluka, Elisabeth mengundang mereka masuk. Fakta bahwa para tentara muda ini memilih untuk tidak menggedor pondok dan mengancamnya untuk meminta bantuan membuat Elisabeth mempercayai tentara Amerika tersebut.
Meskipun mereka tidak memahami bahasa satu sama lain, mereka berkomunikasi dalam bahasa Prancis yang terpatah-patah. Elisabeth sedang memasak makanan untuk para prajurit ketika ada ketukan lagi di pintu. Setelah membuka pintu, Elisabeth sangat takut ketika mengetahui bahwa yang mengetuk pintu adalah empat tentara Jerman, salah satunya adalah seorang kopral.
Mereka tersesat dan lapar. Ketika mereka meminta bantuan, Elisabeth dengan jujur mengatakan bahwa ada tentara Amerika yang terluka didalam pondoknya. Setelah menatap lama, sang kopral menjawab bahwa tidak akan ada tembak menembak di Malam Suci itu.
Elisabeth mengumpulkan senjata semua prajurit dan menyimpannya di luar. Di dalam pondok, terjadi ketegangan yang luar biasa antara tentara Jerman dan Amerika. Tapi aroma ayam panggang dan kentang panggang yang dimasak Elisabeth menahan dorongan kekerasan mereka. Salah satu tentara Jerman membantu merawat orang Amerika yang terluka itu.
Setelah mereka makan makanan mereka, para prajurit pergi tidur. Keesokan harinya, kopral Jerman memeriksa peta yang digunakan oleh orang Amerika dan memberi tahu mereka cara untuk kembali ke lokasi tentara AS. Dia bahkan memberi mereka kompas. Elisabeth mengembalikan senjata mereka dan kedua kelompok tentara itu pergi ke arah yang berlawanan.
Setelah perang, Elisabeth meninggal dalam usia enam puluhan. Fritz pindah ke Hawaii, di mana dia membuka toko roti. Beberapa tahun kemudian pada tahun 1996, Fritz bertemu kembali dengan salah satu tentara Amerika yang masih hidup, Ralph Blank. Dia masih memiliki peta dan kompas yang diberikan Kopral Jerman waktu itu. Dia kemudian menghubungi satu lagi tentara Amerika. Sayangnya, dia tidak dapat menemukan informasi apa pun tentang tentara Jerman. Fritz meninggal pada tahun 2002.
Charlie Brown dan Franz Stigler
Tindakan kebaikan terkenal lainnya selama Perang Dunia II adalah perjuangan hidup yang Charlie Brown. Pada tahun 1943, Brown menerbangkan pesawat dan membom sebuah pabrik amunisi Jerman. Namun, pesawat tersebut dengan cepat diserang dan mengalami kerusakan berat. Brown hanya memiliki sebagian kendali atas pesawat dan khawatir untuk kembali ke pangkalan. Sebagian besar awak pesawat terluka dan ada juga yang sudah tewas.
Tiba-tiba, sebuah pesawat musuh datang, dikemudikan oleh seorang tentara Jerman bernama Franz Stigler. Stigler dapat dengan mudah melakukan tembakan dan menghancurkan pesawat Amerika, dan akan mendapatkan Knight’s Cross yang didambakan semua prajurit.
Namun, Stigler berhenti ketika dia melihat Brown berlumuran darah bersama dengan krunya yang ketakutan. Dia pikir tidak terhormat untuk menembak jatuh pesawat itu dan mengawalnya selama beberapa waktu. Brown kembali dengan selamat ke pangkalan. Bertahun-tahun kemudian, Stigler dan Brown mengadakan reuni dan mengungkapkan kebahagiaan mereka karena selamat dari perang. (nspirement)
Lebih banyak artikel Budi Pekerti, silahkan klik di sini. Video, silahkan klik di sini
Saksikan Shen Yun via streaming di Shen Yun Creations
VIDEO REKOMENDASI