Pernahkah Anda melihat-lihat media sosial dan menyadari bahwa Anda merasa agak sedih?
Mungkin sedikit iri? Melihat teman yang berlibur di luar negeri, kerabat yang sukses berbisnis mengembangkan startup, rekan kerja yang memiliki anak-anak yang manis berprestasi, atau seseorang yang tampak luar biasa 24/7?
Kabar baiknya adalah Anda tidak sendirian. Meski memiliki beberapa manfaat, media sosial juga bisa membuat kita merasa sedikit depresi.
Mengapa media sosial membuat kita merasa buruk?
Sebagai manusia, seringkali kita menentukan harga diri dengan cara membandingkan dengan orang lain. Psikolog menyebut teori perbandingan sosial.
Ada dua jenis perbandingan: perbandingan ke atas dan ke bawah. Perbandingan ke atas terjadi ketika kita membandingkan diri kita dengan orang lain (dalam kehidupan nyata atau di media sosial) dan merasa mereka lebih baik dari kita (perbandingan yang tidak menguntungkan bagi kita) dalam bidang apa pun yang kita nilai (seperti status, kecantikan, kemampuan, kesuksesan, dan seterusnya).
Misalnya, membandingkan hari Anda di tempat kerja dengan postingan teman Anda yang sedang menginap di villa mewah. Contoh lainnya adalah melihat teman anda yang memposting foto dirinya yang cantik, yang dapat membuat Anda merasa lebih buruk tentang diri sendiri atau penampilan Anda.
Meskipun perbandingan ke atas kadang-kadang dapat memotivasi Anda untuk berbuat lebih baik, ini tergantung pada perubahan yang dapat dicapai dan harga diri Anda.
Penelitian menunjukkan perbandingan ke atas mungkin sangat merusak jika Anda memiliki harga diri yang rendah. Sebaliknya, perbandingan ke bawah terjadi ketika kita memandang diri kita lebih baik daripada orang lain, misalnya, dengan membandingkan diri kita dengan seseorang yang kurang beruntung.
Perbandingan ke bawah membuat kita merasa lebih baik tentang diri kita sendiri, tetapi jarang terjadi di media sosial karena orang cenderung tidak memposting tentang realitas kehidupan duniawi. Mereka pasti hanya posting yang bagus-bagusnya saja.
Perbandingan di media sosial
Media sosial menampilkan yang terbaik dari kehidupan orang-orang. Kadang-kadang, seperti halnya dengan influencer, ini disengaja, tetapi sering kali bias tidak disadari. Orang-orang secara alami lebih cenderung memposting saat mreka bahagia, sedang liburan, atau berbagi kesuksesan.
Ketika kita membandingkan diri kita dengan apa yang kita lihat di media sosial, kita biasanya membuat perbandingan yang membuat kita merasa lebih buruk.
Kita membandingkan diri kita pada hari biasa dengan orang lain pada hari terbaik mereka. Faktanya, ini bahkan bukan hari terbaik mereka. Ini sering kali merupakan momen yang dikurasi dengan sempurna, dipotret, diproduksi, dan diterapkan dengan filter.
Ini bukan perbandingan yang adil. Itu tidak berarti media sosial semuanya buruk. Ini dapat membantu orang merasa didukung, terhubung, dan mendapatkan informasi. Jadi jangan “membuang bayi keluar bersama air mandinya”. Alih-alih, pertahankan penggunaan media sosial Anda dengan tips ini:
Cara Konkret Anda dapat Membuat Diri Anda Merasa Lebih Baik tentang Media Sosial:
Pantau reaksi Anda.
Jika media sosial menyenangkan, Anda mungkin tidak perlu mengubah apapun. tetapi jika itu membuat Anda lelah, depresi, bahkan menjadi sedih, atau Anda merasa telah membuang-buang waktu karena menggulir-gulir tanpa berpikir, inilah saatnya untuk perubahan.
Hindari Perbandingan.
Ingatkan diri Anda bahwa membandingkan realitas Anda dengan momen tertentu di media sosial adalah tolok ukur yang tidak realistis. Hal ini terutama terjadi pada akun yang dibayar untuk membuat konten yang sempurna.
Selektif.
Jika Anda harus membandingkan, cari perbandingan ke bawah (dengan mereka yang lebih buruk) atau perbandingan yang lebih setara untuk membantu Anda merasa lebih baik. Ini mungkin termasuk berhenti mengikuti selebritas, berfokus pada postingan nyata dari teman, atau menggunakan platform yang berfokus pada realitas seperti BeReal.
Mendefinisikan ulang kesuksesan.
Influencer dan selebritas menjadikan kemewahan dan kesempurnaan tampak seperti umum. Namun, kebanyakan orang tidak tinggal di rumah yang baru dan menyeruput kopi buatan barista di atas seprai putih yang tampak sempurna. Pertimbangkan apa arti kesuksesan sejati bagi Anda dan ukurlah diri Anda dengan hal itu.
Berlatih bersyukur.
Ingatkan diri Anda tentang hal-hal hebat dalam hidup Anda, dan rayakan pencapaian Anda (besar dan kecil!). Buat folder “bahagia saya” dari momen hidup favorit Anda, foto bersama teman, dan foto diri Anda yang bagus, dan lihat ini jika Anda menemukan diri Anda jatuh ke dalam perangkap perbandingan.
Berhenti.
Jika perlu, istirahatlah, atau kurangi. Hindari terus menerus menggulir medsos tanpa berpikir dengan memindahkan aplikasi yang menggoda ke halaman terakhir ponsel Anda sehingga Anda tidak akan mudah mengaksesnya. Alternatifnya, gunakan aplikasi untuk memblokir diri Anda sementara dari media sosial, misalnya Blocksite.
Terlibat dalam Kehidupan Nyata.
Terkadang media sosial membuat orang memperhatikan apa yang hilang dalam hidup mereka sendiri, yang dapat mendorong pertumbuhan.
Keluar dengan teman, lakukan aktivitas bersama pasangan atau keluarga, ajak keponakan berpergian, mulai hobi baru, dan nikmati hidup jauh dari layar.
Dapatkan itu semua di alam. Alam memiliki manfaat kesehatan dan suasana hati yang melawan waktu layar media sosial.
Jadilah Perubahan.
Hindari hanya membagikan versi hidup Anda yang sempurna dan bagikan (dalam pengaturan yang aman) kehidupan nyata Anda. Anda akan terkejut bagaimana ini akan beresonansi dengan orang lain. Ini akan membantu Anda dan mereka merasa lebih baik.
Mencari Pertolongan.
Jika Anda merasa tertekan atau cemas selama beberapa waktu, dapatkan dukungan. Bicaralah dengan teman, keluarga, atau dokter tentang perasaan Anda. Atau, hubungi salah satu saluran dukungan seperti Lifeline, Kids Helpline, atau 13 Yarn. (nspirement)
Lebih banyak artikel Budi Pekerti, silahkan klik di sini. Video, silahkan klik di sini
Saksikan Shen Yun via streaming di Shen Yun Creations
VIDEO REKOMENDASI
