Dari teori Karl Marx hingga retorika rezim komunis totaliter, semua penuh dengan prinsip ketergantungan pada kelas sosial bawah yaitu buruh dan petani, dan berjanji untuk mewakili kepentingan mereka. Tetapi dalam praktiknya, kelas buruhlah yang menderita pelecehan terbesar di bawah sistem komunis.
A. Menekan Buruh dan Petani Soviet
Pada tahun 1918, setelah Lenin membubarkan Majelis Konstituante secara ilegal, adalah kaum buruh yang pertama kali menentang kediktatoran komunis. Memprotes pembubaran Majelis Konstituante, puluhan ribu buruh dari Petrograd dan Moskow mengadakan parade dan demonstrasi. Tentara Bolshevik menindak kerusuhan dengan kekuatan mematikan, menembak demonstran dan menghiasi jalan-jalan Petrograd dan Moskow dengan darah buruh.
Serikat buruh terbesar di negara itu, Persatuan Buruh Kereta Api Seluruh Rusia, mengumumkan mogok kerja untuk memprotes kudeta Bolshevik dan mendapatkan dukungan luas dari banyak organisasi buruh lainnya. Seperti yang terjadi pada para buruh Petrograd dan Moskow, Partai Komunis Uni Soviet mematahkan para pemogok dengan pasukan bersenjatanya, dan Uni Semua-Rusia dan serikat-serikat independen lainnya dilarang.
Organisasi buruh yang tersisa secara bertahap dipaksa di bawah kendali Partai Komunis Uni Soviet. Pada musim semi 1919, para buruh yang kelaparan di kota-kota di seluruh Rusia melakukan beberapa kali pemogokan untuk menuntut jatah yang sama dengan pasukan Tentara Merah, hak untuk kebebasan berbicara dan pemilihan demokratis, dan penghapusan hak istimewa politik yang diberikan kepada kaum komunis. Semua gerakan ini ditangani oleh polisi rahasia Cheka, yang memenjarakan atau menembak para pemogok.
Pada musim panas 1918, Rusia menghadapi kekurangan pangan secara besar-besaran karena perang saudara yang berkelanjutan. Pada bulan Juni 1918, dengan negara di ambang kelaparan, Lenin mengirim Josef Stalin ke Tsaritsyn untuk mengambil biji-bijian dari lembah Volga, yang secara tradisional merupakan lumbung roti pertanian Rusia.
Tirani Partai Komunis Uni Soviet mengundang perlawanan dari para petani. Pada bulan Agustus 1918, petani di wilayah Penza bangkit dalam pemberontakan bersenjata, dan pemberontakan dengan cepat menyebar ke daerah-daerah sekitarnya. Partai Komunis Uni Soviet mengirim pasukan untuk menekan pemberontakan, dan Lenin mengirim telegram ke Bolshevik Penza. Berikut adalah terjemahan dari telegram asli Rusia oleh sejarawan Inggris Robert Service:
1. Gantung (dan pastikan pengggantungan itu dilakukan di depan kerumunan orang-orang) tidak kurang dari 100 tuan tanah yang dikenal, orang kaya, lintah darah.
2. Publikasikan nama mereka.
3. Rebut semua biji-bijian mereka.
4. Tunjuk sandera sesuai dengan telegram kemarin.
Lakukan dengan cara sedemikian rupa sehingga dalam radius ratusan kilometer, orang-orang mungkin melihat, gemetar, tahu, berteriak…
Sebelum Revolusi Oktober, Tambov adalah salah satu provinsi terkaya di Rusia. Untuk merebut biji-bijian dari Tambov, Uni Soviet mengorganisir banyak “tim pencari biji-bijian” dan mengirim mereka ke wilayah tersebut. Lebih dari 50.000 petani Tambov membentuk milisi lokal untuk melawan tim permintaan Partai Komunis Uni Soviet.
Pada bulan Juni 1921, dihadapkan dengan tugas menekan Pemberontakan Tambov, rezim Soviet menyarankan agar komandan militer Mikhail Tukhachevsky memerangi “para perusuh” dengan gas beracun. Mikhail Tukhachevsky menggunakan senjata kimia, dikombinasikan dengan api yang membakar seluruh wilayah, membuat sebagian besar Tambov benar-benar terisolasi. Diperkirakan 100.000 petani Tambov yang mengambil bagian dalam perlawanan serta kerabatnya dipenjara atau diasingkan.
Pembantaian yang meluas di Uni Soviet menjadi model komprehensif bagi penganiayaan Partai Komunis Tiongkok terhadap buruh dan petani Tiongkok.
Saksikan bagian lainnya: https://www.youtube.com/playlist?list…