Mineral tanah jarang menjadi agenda utama di meja perundingan AS-China. Para eksekutif otomotif waswas bila kontrol ekspor China yang ketat atas magnet tanah jarang, yang krusial bagi sektor otomotif dapat menghambat produksi. Berikut laporannya.
Produsen mobil saat ini menggunakan mineral tanah jarang di sebagian besar komponen, termasuk kaca spion, speaker, pompa oli, wiper, sensor bahan bakar serta sensor rem.
Kendaraan listrik menggunakan lebih banyak mineral tanah jarang daripada mobil tenaga diesel.
Antara tahun 2021 dan 2023, jutaan mobil gagal diproduksi akibat kelangkaan semikonduktor yang disebabkan tutupnya pabrik selama pandemi.
Kini, dengan semakin ketatnya hambatan pasokan mineral tanah jarang, industri hanya punya sedikit pilihan. Ini disebabkan China mendominasi pasar. Menurut data industri, China menguasai sekitar 70% tambang mineral tanah jarang, 85% kapasitas pemurnian, dan 90% produksi paduan logam dan magnet mineral tanah jarang.
Nasib jalur perakitan produsen mobil kini bergantung pada sekelompok kecil birokrat China yang sedang meninjau ratusan permohonan izin ekspor.
Asosiasi pemasok mobil di Eropa mengatakan beberapa pabrik telah tutup dan diperkirakan gangguan masih akan terjadi.