Fokus

Tantangan-Tantangan yang Harus Dihadapi Xi Jinping, Terkait Penanganan COVID-19 di Tiongkok

Ketidakpuasan terhadap penanganan virus oleh PKT terus tumbuh di Tiongkok.

Seorang ahli berbasis di Beijing dan mantan anggota tentara Tiongkok, berbicara dengan NTD, perihal tantangan-tantangan yang dihadapi oleh Xi Jinping.

Penanganan yang salah terhadap virus PKT oleh komunis Tiongkok, membangkitkan suara dari dalam sistem politik Tiongkok, menantang legitimasi Xi Jinping.

Seorang ahli Tiongkok mengatakan bahwa Xi sedang berada dalam situasi yang penuh tantangan. Leng Jiefu adalah mantan anggota militer Tiongkok. Dia juga adalah mantan dekan di Departemen Studi Politik sebuah universitas di Beijing.

Dia mengatakan bahwa 5 pejabat partai senior, belum lama ini menulis sebuah surat kepada Xi Jinping. Mengatakan bahwa adalah beresiko bagi Xi untuk meneruskan sensor serta = pendekatan garis kerasnya.

Leng: “Mereka mengatakan Xi tidak mengikuti warisan politik Deng Xiaoping, yaitu memiliki hubungan yang baik dengan Amerika Serikat, tetap bersikap rendah hati, dan berusaha untuk tidak berperang melawan AS. Li Ruihuan menunjukkan masalah ini dan mengatakan bahwa ini cukup serius.”

Para pejabat itu juga dilaporkan memperingatkan Xi, bahwa jika dia tetap dengan pendekatannya saat ini, dia mungkin akan diturunkan dalam pertemuan politik berikutnya di Tiongkok, di musim gugur ini atau musim semi mendatang.

Tapi Leng mengatakan ini agak tidak mungkin, karena Tiongkok tidak memiliki mekanisme, untuk meminta pertanggungjawaban pemimpin tertinggi.

Leng mengatakan, seiring berlalunya waktu, Xi menjadi kurang mau mendengarkan kritik, jadi reformasi dari dalam cenderung tidak akan terjadi.

Leng: “Kuncinya terletak pada rakyat. Jika rakyat dapat bangkit dan membuat suara mereka didengar, maka mungkin ada peluang. Jika rakyat tidak bangkit, maka tidak ada kesempatan.”

Tekanan internasional terhadap Xi juga meningkat. Para politisi dan pengacara dari seluruh dunia, menuntut kompensasi dari rejim komunis karena penyensoran yang dilakukannya, yang kemudian membiarkan virus menyebar ke seluruh dunia.

“Tiongkok harus membayar mahal atas kelalaian itu.”

“Saya agak marah dengan Tiongkok, saya akan jujur dengan Anda.”

Dalam sebuah pernyataan langka, Xi meminta rakyat Tiongkok pada hari Rabu lalu, untuk secara mental bersiap, untuk perubahan jangka panjang di lingkungan eksternal. Leng mengatakan sulit bagi kepemimpinan komunis untuk menghindari disalahkan kali ini.

Leng: “Anda (PKT) tidak akan bisa berdebat bahwa virus itu telah berhasil diatasi, padahal jelas belum. Adapun apakah Anda dapat menghindari disalahkan di masa depan, itu adalah bagian pengadilan internasional untuk memutuskan.”

Dia mengatakan bahwa partai komunis akan selalu mengikuti buku pedomannya, tentang penyembunyian dan sensor selama krisis. Itu ditulis dalam prinsip panduan partai: stabilitas di atas segalanya.

Leng: “Stabilitas di atas segalanya. Apa yang termasuk dalam ‘segalanya’ ini? Itu termasuk kehidupan manusia. Untuk menjaga stabilitas, orang bisa terbunuh. Untuk menjaga stabilitas, Anda tidak mencoba untuk menghentikan penyebaran virus.”

Stabilitas adalah alasan yang digunakan rejim, untuk menindak keras mahasiswa di Lapangan Tiananmen, dan pengunjuk rasa Hong Kong.

Seorang warganet Tiongkok mengatakan bahwa mungkin lebih baik jika PKT tidak direformasi. Warganet itu menulis di Twitter: “Saya cuma takut jika partai komunis direformasi, jadi ia dapat mempertahankan hidupnya selama 70 tahun lagi. Organisasi jahat ini harus dimusnahkan, jika tidak, Tiongkok tidak bisa menjadi baik, dunia juga tidak bisa menjadi aman.”

Lebih banyak berita tentang wabah pneumonia akibat infeksi COVID-19 dari Wuhan, silahkan klik di sini. Video, silahkan klik di sini.