Fokus

Total Tarif AS ke China Kini Capai 145%

Gedung putih mengklarifikasi ketegangan perdagangan antara AS dan China, bahwa per hari ini, total tarif pada barang-barang China mencapai angka 145%. Gedung putih mengatakan bahwa angka itu terdiri dari 125% kenaikan baru-baru ini, akibat pembalasan tarif Beijing. Angka 145% mencakup tarif 20% yang dikenakan pada produk China awal tahun.

Langkah ini diambil sebagai respon dari peran China yang membiarkan fentanil membanjiri AS. Sebagai perbandingan, Trump menangguhkan tarif selama 90 hari bagi hampir semua partner dagang hari Rabu, bagi negara-negara yang tidak membalas dan mau bernegosiasi. Tarif akan turun ke tarif dasar sebesar 10%. Pengecualian adalah untuk Meksiko dan Kanada yang masih menghadapi 25% tarif. Tetapi barang-barang yang tercakup dalam perjanjian USMCA masih bisa memasuki AS bebas bea, kecuali tarif untuk beberapa sektor spesifik yang dikenai Trump.

Pada hari Kamis China berkata pintunya masih terbuka untuk berbicara, tetapi menambahkan bahwa Beijing akan tetap pada pendiriannya hingga akhir. Saat ini, perang dagang antara AS dan China mungkin akan melampaui tarif. Dalam wawancara dengan Fox News, Mentri Keuangan Scott Bessent tidak mencoret kemungkinan menghapus saham China.

[Reporter Fox News]:

“Seberapa jauh Anda mau mengambil risiko perang lunak dengan China ini? Ada saham China di bursa saham AS. Investor AS membeli saham-saham itu, menolong China mendanai militernya. Hadapi saja. Maukah Anda mengambil langkah seperti menghapus saham China dari bursa saham AS?”

[Scott Bessent, Mentri Keuangan AS]:

“Yah Maria saya pikir itu mungkin saja. Kita bicara ekspor modal, pengendalian modal, seperti yang Anda katakan, daftar hitam barang-barang, misalnya dana pensiun, asuransi, hal-hal yang tidak boleh diinvestasikan untuk mendanai mesin militer China. Tapi itu adalah keputusan presiden Trump.”

Menurut data pemerintahan AS, hampir 300 perusahaan China terdaftar di AS dan dikombinasikan, mereka bernilai lebih dari 1 triliun dolar. Mengkhawatirkan bahwa investasi AS berakhir menolong militer China atau alat mata-mata dan sensor Beijing. Semua itu adalah berlawanan dengan kepentingan nasional AS. Tetapi menghapus saham China akan memperburuk ketegangan antar dua superpower ini. Namun Presiden Trump tahu taktik ini. Tahun 2021 ia menandatangani perintah eksekutif mendesak Bursa Saham New York untuk menghapus saham tiga entitas negara China, China Telecom, China Mobile dan China Unicom, atas kekuatiran kaitan mereka dengan militer Partai Komunis China. Tetapi AS tidak pernah menghapus seluruh saham dari satu negara. Masa depan saham-saham ini masih tidak diketahui, tapi Bessent berkata Kementrian Keuangan membatasi ekspor barang terkait keamanan yang bernilai tinggi ke China.