Baik China maupun AS sedang berusaha meningkatkan hubungannya dengan Vietnam, sebuah negara Asia dengan kepentingan strategis. Pemimpin Partai Komunis China bertemu dengan pemimpin Vietnam untuk menandatangani lusinan perjanjian hari Senin. Kesepakatan itu dibuat untuk meningkatkan rantai pasokan dan bekerjasama dalam pengembangan kereta api. Di saat yang sama AS mempublikasikan lembar fakta tentang hubungannya dengan Vietnam.
Ini terjadi hari Senin saat China merespon tarif AS yang menargetkan ekspor barang murahnya. China sedang menghadapi tarif 145% pada semua ekspor, sementara Vietnam menghadapi potensi tarif 46%. Walaupun hubungan dagang antara China dan Vietnam telah membaik, keduanya sering berseteru mengenai wilayah di Laut China Selatan. Selain Vietnam, China juga sedang akan meningkatkan hubungan dagang dengan Kamboja dan Malaysia. Kamboja menghadapi tarif 49 persen dari AS, dan Malaysia menghadapi 24%. Keduanya ingin bernegosiasi dengan Washington untuk meringankan tarif.
Sementara itu, demi mengurangi tarifnya, minggu lalu Vietnam setuju untuk mengetatkan ekspor China yang melewati pelabuhannya ke AS. Departemen Luar Negeri mempublikasikan lembar fakta hari Jumat tentang hubungan AS-Vietnam. Dilaporkan bahwa AS dan Vietnam adalah partner terpercaya dengan pertemanan atas dasar saling menghormati. Pada 2023, AS membentuk hubungan strategis yang komprehensif dengan Vietnam, mensinyalkan peningkatan dalam hubungan mereka. Sejak itu, Vietnam sering dikunjungi oleh Angkatan Laut AS. Kamboja.