Kesehatan

Fenomena yang Teramati setelah Transplantasi Organ

Memori
Memori. (Canva Pro)

Komunitas ilmiah belum sepakat mengenai apakah ingatan dapat ditransfer. Namun, banyak kasus nyata telah menunjukkan bahwa ingatan atau kepribadian dapat berhasil ditransfer ke orang lain.

Menurut laporan Daily Mail pada tanggal 26 Desember 2009, seorang warga Australia bernama David Waters sangat menginginkan makanan cepat saji setelah menerima transplantasi jantung dari seorang remaja yang menyukai junkfood. Ini adalah contoh lain dari penerima transplantasi yang menunjukkan karakteristik donor mereka.

Sebelum menerima jantung Cotton Delaney yang berusia 18 tahun, yang mengalami mati otak setelah kecelakaan mobil, Waters tidak suka makan makanan cepat saji seperti burger dan keripik kentang goreng. Namun, setelah transplantasi jantung, ia tiba-tiba mendapati dirinya menginginkan makanan berminyak tersebut.

Kasus dari Australia ini sangat mendukung teori bahwa otak bukanlah satu-satunya organ dalam tubuh manusia yang mampu menyimpan memori atau sifat-sifat pribadi. Para ilmuwan telah mencatat bahwa rekam medis menunjukkan 70 persen pasien transplantasi mengalami perubahan sifat kepribadian pascaoperasi, mulai memperlihatkan karakteristik pendonor mereka. Berikut ini beberapa contohnya:

Di Amerika Serikat, Sonny Graham menerima jantung Terry Cato, yang telah mengakhiri hidupnya dengan menembak kepalanya sendiri. Setelah transplantasi pada tahun 1995, Graham bertemu dengan janda Cato, Cheryl, dan keduanya jatuh cinta dan menikah. Dua belas tahun kemudian, Graham menembak tenggorokannya sendiri, membuat Cheryl menjadi janda sekali lagi.

Dalam kasus lain, seorang gadis berusia 8 tahun mulai mengalami mimpi buruk setelah menerima jantung seorang anak laki-laki berusia 10 tahun korban pembunuhan. Dia bermimpi tentang seorang pria yang membunuh pendonornya. Pada saat transplantasi, pembunuhnya belum tertangkap, tetapi berdasarkan ingatan gadis itu tentang mimpinya, polisi dapat mengidentifikasi pelaku dan menyeretnya ke pengadilan secara akurat.

Peneliti transplantasi organ menyatakan bahwa fenomena ini, yang dikenal sebagai “memori seluler,” tidak terbatas pada penerima transplantasi jantung. Mereka yang menerima organ lain mungkin juga menunjukkan ciri-ciri dan ingatan pendonornya.

Kehendak pendonor memengaruhi fungsi organ

Untuk operasi transplantasi organ, setiap detik sangat berarti untuk meningkatkan tingkat keberhasilan. Donasi organ sukarela merupakan tindakan cinta yang besar. Namun, jika penerima donasi tersebut bertentangan dengan keinginan pendonor, penerimanya mungkin tidak dapat bertahan hidup bahkan setelah transplantasi. Media Taiwan telah melaporkan kejadian supernatural terkait.

Dr. Wei Zheng, seorang ahli jantung terkenal di Taiwan, tidak percaya pada kekuatan supernatural. Namun, setelah mengalami beberapa kejadian yang tidak dapat dijelaskan selama bertahun-tahun praktiknya, ia harus mengakui hubungan antara tubuh dan jiwa. Ia pernah mengatakan kepada media: “Jiwa manusia selalu ada.”

Tim transplantasi organ Dr. Wei, setelah mengetahui seorang pasien mati otak mendonorkan jantung yang cocok, akan segera mempersiapkan operasi dan pengambilan, berpacu dengan waktu untuk memanfaatkan momen emas. Ada kejadian di mana seorang dokter pergi ke rumah sakit lain untuk mengambil jantung, segera memasukkan larutan pengawet, dan menaruhnya di ember es khusus agar organ jantung tetap berdenyut.

Dalam perjalanan kembali ke rumah sakit di Taipei, ember es itu tiba-tiba menjadi lebih berat dan hampir mustahil untuk diangkat. Dr. Wei kemudian mengetahui dari keluarga bahwa sebetulnya sang pendonor organ telah dibunuh dan bahwa keluarganya telah memutuskan untuk menyumbangkan organnya atas namanya, mungkin bertentangan dengan keinginannya. Kejadian aneh ini dipandang sebagai cara bagi pendonor untuk mengomunikasikan keinginannya.

Dalam operasi transplantasi jantung yang dilakukan oleh Dr. Wei, terdapat beberapa kasus luar biasa: meskipun operasi berhasil dan perawatan pascaoperasi lengkap, jantung yang ditransplantasikan tidak dapat berdetak di dalam tubuh penerima, melainkan bergantung pada alat peredaran darah eksternal untuk mempertahankan hidup.

Dalam salah satu kasus tersebut, keluarga penerima meminta campur tangan Tuhan dan mengetahui bahwa pasien yang mengalami mati otak tersebut sebetulnya tidak ingin mendonorkan organ tubuhnya. Atas petunjuk, keluarga penerima pergi ke pemakaman pendonor, menjelaskan niat mereka di depan nisan almarhum, dan bersujud seribu kali dan melakukan pelimpahan jasa. Baru setelah itu jantung mulai berdetak lagi di dalam tubuh penerima.

Setelah pengalaman ini, Dr. Wei percaya bahwa meskipun tubuh yang menampung jiwa telah rusak, jiwa tersebut akan tetap ada. Meskipun hukum Taiwan mengizinkan anggota keluarga terdekat untuk memutuskan donasi organ bagi pasien yang mengalami mati otak yang tidak dapat mengungkapkan keinginannya sendiri, keinginan pendonor harus tetap dihormati jika keinginan tersebut tidak diungkapkan dengan jelas selama mereka masih hidup. (nspirement)

Lebih banyak artikel Kesehatan, silahkan klik di sini

VIDEO REKOMENDASI

Saksikan Shen Yun via streaming di Shen Yun Creations