Leah Mancuso tahu betul bagaimana rasanya menjadi “anak gemuk” saat tumbuh dewasa, yang membuatnya merasa rendah diri dibandingkan teman-temannya. Saat ini, setelah menurunkan berat badannya sebanyak 100 kilogram, ia mengatakan bahwa ia tidak menurunkan berat badannya karena ia “mengejar tubuh yang lebih kecil, tetapi kehidupan yang lebih besar.”
Kehidupan yang dijalaninya sekarang penuh dengan kegembiraan dan aktivitas dibandingkan dengan saat berat badannya hampir mencapai 180 kilogram, berjuang melawan migrain ekstrem dan kelelahan setiap hari, hampir tidak dapat menikmati sore bersama saudara perempuan dan keponakannya.
Mancuso, 35, dari Scottsdale, Arizona, ingat berat badannya naik 100 kilogram di sekolah menengah setelah mendapatkan kebebasan untuk pergi ke restoran cepat saji favoritnya untuk makan apa pun yang dia inginkan. “Makanan, khususnya makanan yang tidak sehat dan sangat diproses,” katanya, “menjadi kenyamanan bagi saya, dan kemudian menjadi cara hidup saya.”
“Cara hidup” ini berlanjut hingga awal masa dewasa, ketika berat badannya terus meningkat dan antusiasme, energi, serta kegembiraannya merosot.
Hal ini memengaruhi aktivitasnya sehari-hari. Jika diundang makan, dia harus mengunjungi restoran terlebih dahulu untuk memastikan bahwa dia bisa muat di kursinya, dan ketika terbang dengan pesawat, dia membeli dua kursi agar bisa bepergian dengan nyaman.
“Ketika keponakan saya lahir, menjadi seorang tante merupakan kebahagiaan terbesar dalam hidup saya, dan saya tidak ingin melewatkan pengalaman ini dengan keponakan meskipun saya tahu betapa beratnya hal ini bagi tubuh saya yang hampir seberat 180 kg,” kata Mancuso dalam sebuah wawancara dengan The Epoch Times.
“Ketika membawanya jalan-jalan, hanya dalam beberapa jam di taman, kaki dan punggung saya terasa sakit, dan saya mengalami migrain yang membuat saya sulit untuk menikmati hari itu,” katanya. “Saya akhirnya menghabiskan sebagian besar waktu saya dengan duduk di bangku taman dengan kepala menunduk untuk mencegah migrain dan mengistirahatkan tubuh saya sementara kakak saya dan anaknya yang lucu bisa bebas menikmati taman.”
Saat itu juga, ia memutuskan untuk menurunkan berat badannya dan ia harus melakukan perubahan besar, karena itu “bukanlah kehidupan yang saya inginkan untuk saya jalani.”
Dia memilih untuk makan lebih baik dan bergerak lebih banyak setiap hari, tetapi sekarang dia mengakui bahwa meskipun dia sangat termotivasi setelah perjalanan ke taman hiburan itu, motivasinya tidak bertahan lama.
“Motivasi adalah sebuah perasaan, dan itu cepat berlalu,” katanya. “Itu tidak bisa diandalkan. Kemudian saya bertekad untuk disiplin. Hanya ini jalan satu-satunya!”
Dengan disiplin, ia memilih untuk meningkatkan level latihan hariannya. “Hal utama yang membuat saya konsisten adalah berjalan kaki selama 10 menit setiap hari,” katanya. “Hanya itu yang bisa dilakukan tubuh saya pada saat itu. Dan kemudian, saya akan terus menambah langkah saya sepanjang hari dengan jalan di tempat atau berjalan di sekitar rumah.”
Kemudian, ia mulai mendaki gunung dan bermain pickleball, mendapatkan kepercayaan diri dan kegembiraan dalam kehidupan baru yang ia bangun untuk dirinya sendiri.
Dalam hal makanan, pola makannya sebelumnya didominasi oleh makanan cepat saji, beralih ke makanan yang diproses secara minimal dan memasukkan lebih banyak sayuran ke dalam menu makanannya.
“Beberapa makanan pokok saya adalah telur, ayam, keju cottage, buah, daging babi, makanan laut, keju, kentang,” katanya.
Dalam perjalanan penurunan berat badannya, ia mengalami pasang surut, namun disiplin dan ketabahan mendorong kemajuannya.
“Sungguh membuat frustasi ketika merasa bahwa hasil yang saya dapatkan tidak sesuai dengan usaha yang saya lakukan,” katanya.”Itulah sebabnya saya terus mengingatkan diri saya sendiri bahwa saya mengubah gaya hidup saya, tidak hanya mencoba menurunkan berat badan dengan cepat dan kemudian kembali ke gaya hidup saya sebelumnya.”
Itu adalah kurva pembelajaran baginya untuk memahami kapan dia harus membiarkan tubuhnya beristirahat dan memulihkan diri saat dia terus mendorong dirinya untuk lebih aktif.
Salah satu hal yang telah membantu menstabilkan naik turunnya berat badannya adalah dengan membuat jurnal makanan dan jurnal kesehatan yang terpisah.
“Saya menggunakan jurnal makanan saya (mencatat apa yang saya makan dalam satu hari) untuk menjadi lebih sadar akan makanan yang saya makan, dan jurnal kesehatan (apa yang saya lakukan untuk disiplin bergerak) untuk mendokumentasikan perasaan, emosi, perjuangan, dan kemenangan saya sepanjang perjalanan saya.”
Mendokumentasikan pencapaian dan hambatan membantu menunjukkan kepadanya apa yang berhasil dan apa yang tidak. Dia mengatakan bahwa memiliki rekan yang bertanggung jawab juga membantu dalam mengukir kehidupan yang dia inginkan.
Sekarang, dua tahun setelah perjalanannya melangsingkan tubuh, bagaimana perasaannya? Apakah ia telah menciptakan kehidupan yang lebih besar yang ia impikan?
“Sejak awal, saya tidak pernah memiliki target berat badan harus turun sekian-sekian, saya hanya mengejar kehidupan yang lebih baik,” katanya. Namun dalam prosesnya, berat badannya turun lebih dari 100 kilogram.
“Saya pikir saya sudah sampai di sana,” katanya. “Saya merasa luar biasa dan mampu dan melihat betapa jauh lebih besar dan lebih penuh hidup saya sekarang!”
Melihat sejauh mana ia telah melangkah, satu hal yang paling penting telah terjadi. Dengan berat badannya sekarang, ia bisa menikmati kemeriahan pasar malam, naik rollercoaster serta bermain bola bersama saudara perempuan dan dua keponakannya-“tanpa merasa terbebani atau dibatasi oleh tubuh saya!” tambahnya.
Momen-momen seperti inilah yang dulu diimpikan, dan kini dijalani oleh Nona Mancuso. (theepochtimes)
Lebih banyak artikel Kesehatan, silahkan klik di sini
VIDEO REKOMENDASI
Saksikan Shen Yun via streaming di Shen Yun Creations