Orang-orang yang terjerat dalam masalah-masalah sepele sering kali merasa sulit untuk mencapai hal-hal besar.
Lincoln mengabaikan masalah-masalah sepele
Pada awal tahun 1864, Jenderal Grant menerapkan pendekatan strategis baru, memimpin Tentara Union dalam pertempuran sengit. Upayanya menghasilkan kemenangan terus-menerus melawan pasukan Konfederasi, menguasai lebih dalam ke wilayah Selatan dan membawa perang lebih dekat kepada kemenangan.
Suatu hari, Menteri Perang, Edwin Stanton, seorang pria picik yang senang mencari-cari kesalahan orang lain, datang ke Gedung Putih untuk menemui Lincoln.
“Tuan Presiden,” kata Stanton tegas, “Saya memiliki laporan rahasia yang sangat penting yang harus anda tanggapi dengan serius dan menghukum orang yang terlibat dengan tegas!”
“Oh, apa masalah besar ini?” Lincoln, yang sedang sibuk, meletakkan penanya dan mendongak.
“Kami memiliki bukti kuat bahwa Grant telah minum-minum di kemah!” Stanton menyatakan, “Anda harus segera mencopotnya dari jabatannya sebagai Jenderal Angkatan Darat! Jika dia tidak bisa mengendalikan kebiasaan minumnya sendiri, bagaimana dia bisa mengendalikan seluruh pasukan?”
“Benarkah?” Lincoln menjawab, “Apakah di sana disebutkan merek minuman apa yang diminum Grant?”
“Tidak, menurutku itu tidak penting,” jawab Stanton.
“Itu penting,” kata Lincoln, “karena saya ingin mengirim sekotak merek minuman itu ke jenderal-jenderal saya yang lain sehingga mereka semua bisa memenangkan pertempuran juga!”
Tanggapan itu membuat Stanton tersipu dan malu. Dia segera berbalik dan pergi dengan menahan malu.
Sejarah kemudian membuktikan bahwa Lincoln benar karena tidak menghukum Grant. Jenderal ini, dengan bakat militernya yang luar biasa, akhirnya mengakhiri Perang Saudara dengan kemenangan, membantu Lincoln mencapai tujuannya yang telah lama diidam-idamkan untuk menghapus perbudakan.
Berfokus pada detail-detail kecil sering kali menghalangi orang untuk mencapai hal-hal besar. Mematuhi standar yang ketat dan ketinggalan zaman dapat membatasi seseorang pada pola pikir yang sempit, sehingga menghambat kemampuan mereka untuk menjelajahi dan mengubah dunia yang lebih luas.
Lincoln menuntut hadiah
Lincoln dikenal karena integritasnya setelah menjadi presiden, tetapi yang mengejutkan, ada sebuah cerita di mana ia dengan tegas menuntut hadiah dari seorang tamu.
Suatu hari, seorang pria bernama Smith mengunjungi Lincoln, dan mereka mengobrol dengan menyenangkan. Pria itu melihat putra Lincoln yang masih kecil, yang lincah dan menggemaskan, dan ingin menggendongnya. Namun, anak laki-laki kecil itu malu dan enggan. Pria itu menunjuk gelang di pergelangan tangannya dan berkata kepada anak laki-laki itu: “Jika kamu berperilaku baik dan membiarkanku menggendongmu, aku akan memberimu gelang ini.”
Gelang itu sangat indah, dan anak laki-laki itu menyukainya. Dia dengan patuh duduk di pangkuan pria itu, membiarkan dirinya digendong. Akhirnya, saat pria itu bersiap untuk pergi, Lincoln mengingatkannya untuk memberikan gelang itu kepada putranya. Pria itu segera berkata gelang itu tidak bisa diberikan kepada orang lain.
“Berikan kepada anakku,” kata Lincoln tegas, “Aku tidak ingin anakku berpikir bahwa aku pernah menjamu pria yang tidak menepati janjinya.” Memahami maksud perkataannya, pria itu menyerahkan gelang itu kepada putra Lincoln.
Kisah-kisah Lincoln ini menyoroti pentingnya berfokus pada apa yang benar-benar penting dan menjaga integritas, yang keduanya merupakan prinsip yang menginspirasi kebesaran dan kepercayaan.