Terletak di Desa Bugisan, Kecamatan Prambanan, Klaten, tepatnya tidak jauh dari lokasi Candi Prambanan, areal Candi Plaosan relatif kecil dibandingkan Prambanan, Ratu Boko apalagi Borobudur. Karena itu situs sejarah ini dapat dinikmati dengan lebih santai, juga tidak perlu berjalan terlalu jauh.
Candi Plaosan sering juga disebut candi kembar, secara garis besar terdiri dari dua bagian: Plaosan Lor (Utara) dan Plaosan Kidul (Selatan), yang letaknya berseberangan dan masing-masing dilengkapi dengan stupa, hal mana mengindikasikan candi ini dulunya merupakan situs agama Buddha. Konon awalnya terdapat lebih dari 100 stupa yang tersebar di areal candi ini. Saat ini seluruh akses menuju altar ditutup bagi pengunjung, namun dari pemaparan pemandu, altar-altar tersebut antara lain didedikasikan bagi Buddha Amitabha, Vairocana, Bodhisattva Avalokitesvara, Samantabhadra, Manjusri, dll.
Konon kompleks candi tersebut dibangun pada pertengahan abad ke-9 oleh Raja Rakai Pikatan dari Kerajaan Mataram Kuno (Hindu) sebagai hadiah untuk permaisurinya, Sri Kahulunan yang keturunan Dinasti Syailendra (Buddha), karenanya candi ini sering dipandang sebagai simbol kerukunan beragama di masa itu.
Tiket masuk dewasa 10.000 rupiah, dan selama PPKM hanya buka sampai jam 4 sore. Loket biasanya akan ditutup setengah jam sebelumnya. Bagi yang hendak menikmati suasana matahari terbenam, sayangnya harus menunggu di luar areal candi.
Saat berkendara balik menuju ke Yogyakarta, ada banyak warung menyajikan es dawet di sekitar Kalasan. Anda bisa mencoba salah satu dari warung yang berjejer di sekitar lokasi. Setelah hari yang melelahkan, segelas dua gelas es dawet ini terasa menyegarkan dan dapat membuat semangat kembali. Jajanan ini relatif murah, hanya 5000 rupiah per gelasnya, dan rasanya pun enak. Selamat mencoba. (NTD Indonesia/Karnadi)
Lebih banyak artikel Wisata, silahkan klik di sini.
VIDEO REKOMENDASI