Tujuan Terakhir dari Paham Komunis

Tujuan Terakhir dari Paham Komunis (20): Roh Jahat Merebut Takhta Tuhan

“Tujuan Terakhir dari Paham Komunis” (20)

Bab 5. Roh Jahat Merebut Takhta: Kebudayaan Runtuh (Awal)

Sang Pencipta, demi menyelamatkan makhluk hidup di masa terakhir, di Tiongkok secara pribadi telah membangun Kebudayaan Tradisional Tionghoa yang terhubung dengan Langit, secara sistematis menyusun unsur-unsur yang terhubung dengan Langit (Tuhan) ke dalam berbagai bidang Kebudayaan Tradisional. Dengan menghancurkan kebudayaan semacam ini, berarti telah memotong putus hubungan antara manusia dan Tuhan. “Kebudayaan” orang Tiongkok zaman sekarang dengan Tradisi Leluhur sudah berbeda sangat jauh. Roh jahat telah mencuri Kebudayaan Tradisional bangsa Tionghoa dan menukarnya dengan sistem ideologi Ateisme, sehingga kebudayaan manusia kehilangan akarnya, nilai-nilai tradisional tidak lagi eksis, unsur-unsur yang terhubung dengan Tuhan telah dihancurkan. Dengan memusnahkan kebudayaan semacam ini, berarti dapat langsung memusnahkan manusia.

Bagian awal buku ini telah mengungkap kepada pembaca tentang jurus iblis merah komunis, yakni jurus “Membunuh” manusia di tingkat materi dan jurus “Menipu” manusia di tingkat ideologi. Bab ini, akan membongkar jurus partai komunis dalam lingkup yang lebih luas melampaui penglihatan mata manusia, yakni penggulingan dan pemusnahan total terhadap Kebudayaan Tradisional bangsa Tionghoa.

1. Penipuan Lancang: Merebut Takhta Tuhan

a. PKT Merebut Takhta Tuhan

Tuhan menciptakan manusia dengan meniru rupa sendiri, ini sebabnya setiap manusia mewarisi sifat Ilahi, manifestasi konkretnya dalam hal: manusia ingin balik ke diri Sejati dan berbuat Baik, ada keinginan untuk meningkatkan jiwa spiritual, ada penantian untuk pulang ke tempat asal di Langit. Sepadan dengan ini, setiap kebudayaan di dalam strukturnya, selalu ada sebuah posisi sangat tinggi tiada banding. Ada bangsa yang menyebutnya “Tao”, ada bangsa yang menyebutnya “Tuhan”. Kita menyebut posisi ini “Takhta Tuhan”.

Setelah partai komunis merebut kekuasaan di dunia manusia, dengan kekerasan telah memusnahkan benda budaya bangsa Tionghoa. Namun, Takhta Tuhan dalam Kebudayaan bangsa Tionghoa, bukan sekedar struktur yang didirikan pada saat Tuhan menanamkan kebudayaan, tapi juga merupakan esensi yang diberikan saat Tuhan menciptakan manusia. Pengaturan yang terhubung dengan Langit semacam ini sangat tidak mudah untuk direnggut. Dalam gerakan jangka panjang partai komunis yang “Anti Tuhan”, roh jahat yang terakumulasi dari Kebencian dan materi sampah dalam alam semesta, atau yang disebut “roh jahat komunis”, secara diam-diam telah merasuki hati manusia dan struktur Kebudayaan bangsa Tionghoa, untuk mengisi ruang kosong “Takhta Tuhan”, lalu dengan suara lantang berlagak menjadi “Tuhan Sejati”.

Di atas “Takhta Tuhan” ini, partai komunis telah menjadi pembuat standar “Prinsip Sejati” dan “Moralitas”. Ia mendorong Ateisme, memaksa orang-orang melupakan Tuhannya sendiri, agar orang-orang beranggapan dirinya tidak memiliki akar, yang berarti hidup ini hanya saat ini saja, setelah meninggal semuanya sudah selesai. Partai komunis membuat manusia tidak percaya bahwa jiwanya yang bereinkarnasi sebagai kehidupan yang sesungguhnya, dan tidak mengakui bahwa asal usulnya berhubungan dengan Tuhan. Ketika Tuhan belum putus asa dengan manusia, partai komunis akan memaksa dan menjebak manusia agar duluan menolak Tuhan, supaya umat manusia dikarenakan ini terdorong menuju ambang kemusnahan. Konspirasi maha besar ini, ekstrem jahat bukan main.

Alasan partai komunis mempromosikan “Ateisme” bukan sekedar ingin menyangkal bahwa jiwa manusia berasal dari Tuhan, tapi juga ada setingkat makna, yaitu ingin menutupi fakta bahwa dirinya bukanlah Tuhan dan esensi aslinya adalah “roh jahat”. Dibicarakan secara konkret, ada dua alasan:

Pertama, jika manusia percaya bahwa ada Tuhan, maka akan percaya adanya iblis. Di dalam agama apa pun “Tuhan —- Satan” dan “Buddha —- iblis” selalu ditampilkan secara kontras, karena saat Tuhan menyelamatkan manusia pasti akan memberitahu manusia: “Manusia di dalam iman akan menghadapi rintangan, rintangan-rintangan ini kebanyakan berupa godaan iblis”. Ini sebabnya, partai komunis lalu memberitahu manusia bahwa “Tuhan tidak ada”, ini juga sama artinya memberitahu manusia bahwa “iblis tidak ada”, maka telah berhasil menutupi fakta bahwa ia adalah iblis.

Kedua, ketika manusia tidak percaya keberadaan Tuhan, maka manusia telah menolak penyelamatan Tuhan. Dengan demikian, meskipun Tuhan ingin menyelamatkan manusia, manusia juga tidak menerimanya, Tuhan pada akhirnya terpaksa meninggalkan manusia. Di saat ini, manusia dengan sendirinya akan terjatuh dalam genggaman iblis.

Setelah Revolusi Kebudayaan, orang Tiongkok saat mengulas kembali sejarah, juga menyadari bahwa pemimpin PKT disembah di atas altar Tuhan. Namun ini adalah kesadaran yang sangat dangkal ——– kenapa partai memuja pemimpin partai di atas “altar Tuhan”? Esensi dari fenomena ini adalah: roh jahat komunis telah merebut takhta dalam Kebudayaan bangsa Tionghoa dan dalam hati orang Tiongkok yang aslinya adalah takhta milik Tuhan.

Semua bangsa di dunia yang mengalami penderitaan tak terhitung, semuanya tanpa kecuali dikarenakan secara gegabah telah meninggalkan Tuhannya sendiri. Tanpa perlindungan dari Tuhan, penderitaan bagai bayangan senantiasa mengikuti, masa depan seluruhnya gelap.

Seorang manusia bila dirasuki oleh roh jahat, penderitaannya bukan main; sebuah negara bila dirasuki oleh roh jahat, maka kekuasaan negara berada di tangan roh jahat, begitu otak besar sebuah bangsa dikendalikan oleh roh jahat, maka bangsa ini pasti hancur tak bisa bangkit lagi. Bahkan para pemimpin partai jahat juga tidak dapat meloloskan diri dari akhir nan tragis seperti orang lain. Ini sebabnya mengenali dengan jelas roh jahat dan mencampakkan roh jahat merupakan misi bersama dari umat manusia.

b. Memusnahkan Kebudayaan Bangsa Tionghoa yang Terhubung dengan Langit

Kebudayaan bangsa Tionghoa sejak awal sudah berisikan mekanisme Sejati yang terhubung dengan Langit, agar manusia yang akan diselamatkan di kemudian hari dapat memahami dengan jelas ajaran Tuhan serta pengaturan-Nya yang sangat mendetail.

“Fuxi menengadah terlihat fenomena di Langit, menunduk terlihat prinsip di Bumi ……”

Buku “Era Maharaja [Diwang Shiji]”, di dalamnya tercatat bahwa Fuxi menciptakan susunan aksara (aksara tulisan kuno) dan Bagua. Dalam setiap era dan dinasti selama 5 ribu tahun, Tuhan menuntun bangsa Tionghoa dengan terus memperkaya kandungan Kebudayaan bangsa Tionghoa yang luas dan mendalam, serta secara maksimal merefleksikan perhatian dan perlindungan Tuhan.

Manusia adalah umat Tuhan, hasil ciptaan Tuhan. Di satu sisi, tubuh fisik eksternal manusia dan sifat internalnya adalah diciptakan Tuhan sesuai dengan karakteristik-Nya. Nilai-nilai dalam tatanan hidup manusia berasal dari Tuhan, manusia seharusnya mengumpulkan kebajikan dan menghormati Langit, berperilaku sesuai Kehendak Langit untuk membalas karunia-Nya; di sisi lain, tubuh manusia merupakan sebuah alam semesta kecil, dalam “Kitab Internal Kaisar Kuning [Huangdi Neijing]” dibahas tentang 5 sistem besar internal tubuh manusia yang berpusat pada 5 organ, dan padanan 5 Elemen dengan berbagai ruang dunia eksternal alam semesta, yang disebut “Manusia Selaras dengan Jalan Langit”. Manusia bila kultivasi sesuai Jalan Langit akan terjaga kesehatannya, bahkan dapat memperoleh Tao kembali ke Kerajaan Tuhan. Ini adalah kebudayaan kultivasi yang meresap dalam peradaban Tionghoa.

Berbagai aspek dalam Kebudayaan Tradisional bangsa Tionghoa adalah terhubung dengan Langit. Tubuh manusia, Yin Yang, 5 Elemen, Bagua, Taiji, Hetu, Luoshu, pengobatan Tiongkok, aksara, musik …… semuanya saling berpadanan dengan komposisi seluruh ruang alam semesta, yang disebut “Prinsip Holografik [Holographic Principle]”. Orang yang paham langsung mengerti dengan melihat hubungan terkait di dalamnya, di antaranya ada lingkup alam semesta, ada fenomena Langit, ada Yin Yang, ada kacau dan tenteram, ada Baik dan Jahat, Iblis Akan Membuat Kekacauan, Nasib Buruk Turun Menimpa, Tuhan Hendak Menolong Manusia, Namun Manusia Harus Menentukan Pilihan dan lainnya.

Dalam proses iblis merah merusak Kebudayaan Tradisional, juga dimulai dari membedah tubuh manusia, jiwa – kehidupan – pengetahuan manusia disayat hingga putus dengan Tuhan, agar manusia kebingungan dan tersesat, tidak bersedia memahami atau bila bersedia pun juga tidak dapat memahami kandungan kebudayaan yang terhubung dengan Langit. Tujuan dan taktik dari iblis merah adalah memotong putus hubungan antara manusia dengan Tuhan. Manusia bila tidak dapat memahami kandungan Kebudayaan Tradisional, maka kriteria moral akan sirna, perilaku umat manusia akan bermutasi dan jatuh terdegradasi, hingga tersapu bersih, ini tepatnya adalah cara iblis merah dalam mewujudkan tujuan terakhirnya.

c. Jalan Hidup yang Menghormati Tuhan diberantas

Setelah roh jahat komunis merebut Takhta Tuhan, secara total mengatur kembali makna dan cara hidup manusia.

Dalam tradisi bangsa Tionghoa, melakukan persembahan untuk menghormati Tuhan adalah acara besar kenegaraan, kepentingannya berada di depan urusan militer. Menghormati Tuhan merupakan fenomena kebudayaan dan realitas kehidupan yang paling signifikan dan penting dalam tradisi Tionghoa selama ribuan tahun.

Bagi orang Tiongkok, Tuhan berada di mana-mana, dari lahir-tua-sakit-mati, menikah, melahirkan, pendidikan-karier, kebahagiaan-peruntungan, semuanya dari untung-sial-sukses-gagal, merupakan pengaturan Dewa-Dewa di berbagai tingkat berbeda. Pepatah lama mengatakan “Tiga kaki di atas kepala ada Dewata”. Di atas para Dewa, adalah “Tuhan di atas Langit” atau “Kaisar Langit” “Maha Kaisar”. “Kaisar Langit” di zaman Tiongkok kuno secara khusus menunjuk pada “Dewa Tertinggi” alam semesta, namun bukan istilah umum untuk para Dewa.

Ini sebabnya, Kebudayaan Tradisional selalu menekankan Menghormati Tuhan Menjunjung Buddha, manusia harus menghormati Tuhan dan Langit agar terhubung dengan Tuhan, mengumpulkan kebajikan dan mengikuti Kehendak Langit, memohon peruntungan dan perlindungan-Nya, ini adalah jalan hidup bangsa Tionghoa.

Dalam masyarakat tradisional, orang-orang percaya bahwa fundamen dari etika masyarakat dan nilai-nilai moral adalah ditetapkan oleh Tuhan untuk manusia, dan menyebutnya “Nurani Manusia dan Hukum Langit”. Setelah berbuat buruk walaupun tidak ada yang melihatnya, namun “Tuan Langit Memiliki Mata” dapat melihatnya. Baik-Jahat ada balasannya, ini adalah pengetahuan umum yang dasar, orang yang terus berbuat jahat, seperti yang terjadi sekarang ini: susu bubuk beracun, minyak selokan, orang sekarat tidak ditolong dan lainnya, akan dicaci “Terkutuk” (oleh Langit), tidak saja diri sendiri akan dihukum oleh Tuhan, tapi juga akan membawa bencana bagi leluhur dan anak cucu.

Orang Tiongkok percaya, bahwa Tuhan mengukur segala sesuatu di dunia dengan prinsip Langit yang abadi. Prinsip Langit yang tidak berubah ini, telah menetapkan nilai-nilai moral dasar yang menjaga kestabilan masyarakat.

Dalam Kebudayaan Tradisional bangsa Tionghoa, maha raja yang dihormati generasi selanjutnya seperti Shennong, Huangdi, Kaisar Yao, Kaisar Shun, sampai dengan Xia Yu [Da Yu], semuanya pernah mengadakan upacara Menyembah Langit dan Bumi di gunung Tai [Taishan], yang disebut “Fengshan”. “Tian Tan [Altar Langit]” yang dibangun 18 tahun oleh Kaisar Yongle Dinasti Ming, menjadi tempat Menyembah Langit dari dua dinasti Ming dan Qing, luas areanya empat kali lipat Kota Terlarang (Istana Terlarang), dan merupakan bangunan terbesar untuk memberi persembahan dalam sejarah Tiongkok.

Sebelum berdirinya PKT, kuil, biara Tao, aula sembayang, aula Buddha, memenuhi seluruh Tiongkok. Begitu memasuki kuil, selain patung Dewa dan Buddha yang welas asih, juga ada Vajra, Panguan yang berwibawa, dan lainnya. Atmosfer yang sakral dan tentram serta ukiran wejangan yang menyolok mata, secara alami membuat orang merasakan kesakralan dan hormat yang mendalam.

*Panguan, Hakim Neraka dalam mitologi Tiongkok

Roh jahat komunis telah menghancurkan semua patung dan kuil yang membuat manusia di dalam hidupnya terus terhubung dengan Tuhan setiap saat, dan dengan muslihat cuci-otaknya orang Tiongkok dibuat secara total terpisah dengan jalan hidup tradisional. Kebudayaan Partai dengan label “Takhayul”, telah memutus segala nilai dalam kehidupan manusia yang terhubung dengan Tuhan. Sekarang ini kandungan nilai tentang “Tuhan”, telah diberantas dari kehidupan sehari-hari orang Tiongkok. Ketulusan dan kerendahan hati dalam menyembah Tuhan telah diganti menjadi sumpah darah “Bertarung hingga Akhir Hayat” untuk roh jahat ketika bergabung dengan partai – liga pemuda – pionir muda. Bahkan yang sudah meninggal diganti menjadi bertemu dengan Karl Marx, sang pengikut hantu dari Barat. Orang-orang tidak pernah terpikir, bahwa berjuang sepanjang hidup demi ajaran sesat komunis adalah pengkhianatan terhadap Tuhan, adalah “Menumpahkan Darah Mengorbankan Nyawa” demi roh jahat yang merebut Takhta Tuhan.

Kenyataannya partai membuat orang benar-benar terpisah dengan Tuhan. PKT telah mengubah “Tuhan” menjadi sebuah konsepsi kosong dalam hati orang-orang. Ketika “Tuhan” telah menjadi sebuah konsep abstrak yang sederhana, maka telah terputus hubungan dengan kehidupan sehari-hari manusia. Manusia zaman sekarang secara kasar hanya mengetahui, bahwa memohon pada Tuhan adalah demi mempunyai anak, memperoleh kekayaan, naik jabatan, dan lulus sekolah. Jarang yang tahu, acap kali yang mereka mohon sebenarnya adalah Rubah, Cerperlai, Hantu, dan Ular. Tuhan ingin menolong manusia, namun manusia sudah tidak mengenali Tuhan, malah memohon dan menyembah iblis, bukankah itu sangat berbahaya?!

d. Membangun Medan Iblis Kebudayaan Partai

Hanya merampok habis segala yang diciptakan oleh Tuhan dari tangan manusia, roh jahat komunis masih belum puas. Demi merealisasikan tujuan terakhirnya, pada saat yang sama, di dunia ia juga membangun sebuah Medan Iblis Kebudayaan Partai berukuran raksasa, agar manusia “secara alami” hidup di dalamnya dan sama sekali tidak menyadarinya. Sejak pembantaian dengan kekerasan dimulai, partai telah memaksa orang-orang hidup di dalamnya. Setibanya “Menipu” besar-besaran, manusia telah dibuat terbiasa hidup di dalamnya. Sampai manusia beranggapan bahwa dunia memang demikian terbentuknya, secara sadar tunduk pada peraturan dan batasan dari medan materi ini, berpikir dengan pikiran partai komunis, berbicara dengan kata-kata partai komunis. Partai berkata “Tanpa partai komunis maka tidak akan ada masa depan untuk Tiongkok”, orang-orang lalu berpikir, “Dengan meninggalkan partai komunis, siapa yang dapat memimpin negara kita”; partai berkata “Anti-partai berarti Anti-Tionghoa”, orang-orang dibuat kebingungan, siapa itu partai, siapa itu orang Tionghoa.

Dalam negara partai, warga negara tidak memiliki kemerdekaan beragama, tidak dapat secara independen memilih kepercayaan. Sehingga manusia tidak percaya adanya Tuhan, tidak tahu bahwa diri mereka berhak untuk percaya pada Tuhan, trik jahat partai komunis telah berhasil.

Semua orang beragama tahu bahwa Tuhan menyelamatkan manusia, juga ada dunia Kerajaan Langit yang berpadanan. Partai juga menirunya dengan menciptakan sebuah lingkup hidup berkebudayaan partai untuk orang Tiongkok, sebuah lingkungan materi dunia manusia yang tidak memiliki Tuhan dan tersegel rapat.

Kebudayaan Partai memiliki seperangkat kriteria hidup, juga seperangkat sistem bahasa, yang secara komprehensif mencakup seluruh detail kehidupan negara partai. Di antaranya terdapat redefinisi dari “Surga”, ada sistem prinsip yang memfitnah dan menyangkal Tuhan, ada konstitusi iblis milik partai, ada aktivitas dan regulasi organisasi dari partai iblis, ada rencana aksi [action plan] untuk merealisasikan tujuan roh jahat, ada prinsip panduan “Revolusi”, ada peta langkah organisasi dan peta langkah kader dari partai iblis, ada gelar untuk staf pengajar partai iblis, ada peluncuran dan pelaksanaan “gerakan politik”, ada prosedur kerja untuk mengubah manusia, ada kriteria audit untuk promosi anti moral, ada sistem Penghargaan dan Hukuman yang melawan Nurani Manusia dan Hukum Langit, ada pelatihan untuk mengubah manusia dan melukai orang, ada mekanisme cuci otak, ada institusi yang menyebarkan pandangan sesat dan menyimpang, ada media yang isinya berita bohong kecuali tanggalan, ada seni yang tidak cakap memerankan orang baik tetapi piawai memerankan penjahat …… hal semacam ini, banyak bukan main.

Partai mengulang ratusan kebohongan, hingga akhirnya menjadi kebenaran dan tujuan masa depan. Kesombongan partai yang bernafsu menaklukkan dunia, malah menjadi kebanggaan warga negara. Partai memberi manusia sebuah “kecukupan dan kemakmuran” yang datangnya instan namun tidak bermutu, hati orang-orang puas bukan main, dari orang miskin akhirnya berubah menjadi kaya penuh gembar gembor. Jika partai memberi sedikit kenaikan gaji ke semua orang, mencetak uang kertas dengan nominal seribu Yuan, namun esok harinya membuat kualitas hidup manusia berjatuhan, janganlah terkejut. Taktik partai dari dulu selalu berubah, boleh berubah berulang kali; namun esensi partai sama sekali tidak berubah, juga tidak akan berubah.

Dalam Kebudayaan Partai masih ada jurus “Ketakutan”. Partai juga tahu bahwa dirinya terlalu jahat, sekarang tidak bisa mencegah orang-orang mencaci partai. Baiklah, kalau begitu biarkanlah orang-orang menggerutu. Jika berani mengkritik secara kritis, Gao Zisheng dan pengacara lainnya yang menjunjung keadilan adalah “contohnya”. Dalam situasi PKT dihambat untuk merenggangkan tubuh, begitu menyentuh garis batas larangan partai, maka akan menjalani hukuman penjara yang kejam. Orang tidak berani menyentuh saraf sensitif partai, tidak berani menantang fondasi partai yang rapuh, karena ‘Ketakutan’ sebenarnya ada di mana-mana. Walaupun hidup di luar Tiongkok, ‘Ketakutan’ juga terbawa tubuh tidak mau lepas, walau tutup pintu dan bersembunyi di toilet juga belum tentu berani mencaci partai. Ini sungguh sebuah medan materi Kebudayaan Partai yang sangat sulit dihindari, bahkan dapat “Melampaui batasan ruang waktu”, selalu terbawa kemana pun kita pergi. (Bersambung)

Untuk membaca bagian lain, silahkan klik di sini.

Tonton di Youtube, silahkan klik di sini.