“Tujuan Terakhir dari Paham Komunis” (29)
B. Bahasa
i. Kosakata Vampir
Buku “Mencerai-beraikan Kebudayaan Partai” [Dissolving The Culture of CCP] pernah secara sistematis menganalisis kondisi banjirnya kata-kata partai di bawah pemerintahan PKT, seperti saling memanggil “Kamerad”, juga ada kosakata klise ala partai, yang menopang operasi jangka panjang medan iblis Kebudayaan Partai, seperti:
1) Spirit Kongres, haluan, laporan pemahaman dan ideologi —- merupakan cara ajaran sesat PKT mengendalikan jiwa;
*Menyampaikan dan menguasai “Spirit Kongres XXX”; menyatukan “pemahaman”; pantang mundur mengikuti “haluan”; “laporan pemahaman dan pemikiran” merupakan bentuk inspeksi rutin terhadap anggota partai; ini semua merupakan trik PKT dalam mengendalikan jiwa rakyat Tiongkok
2) Pemimpin tertinggi, unit kerja, organisasi, catatan arsip, investigasi politik, ‘Hukou’, —- merupakan bentuk pemantauan ketat terorganisir;
*”Pemimpin Tertinggi” telah dipakai secara luas dalam hidup sehari-hari, bahkan dianggap sebagai istri di rumah, contoh “Hal ini harus didiskusikan dulu dengan ‘Pemimpin Tertinggi’ di rumah”; setiap orang Tiongkok dipaksa hidup bergantung pada “unit kerja”; dan dalam “unit kerja”, setiap orang memiliki catatan sejarah hidup yang disebut “catatan arsip”; “investigasi politik” adalah proses yang erat berkaitan dengan “catatan arsip”, dimana “Pemimpin Tertinggi” boleh mengakses riwayat seseorang di masyarakat; perwakilan PKT yang ditempatkan untuk mengawasi “unit kerja” disebut “organisasi”; sedangkan “Hukou” adalah sistem registrasi rumah tangga agar tercatat dalam sistem kendali PKT; ini semua merupakan bentuk pemantauan PKT terhadap rakyat Tiongkok.
3) Propaganda, implementasi, eksekusi, himbauan, pekerja teladan, kelas elit, perwakilan, komite —- merupakan struktur hierarki organisasi yang super ketat;
*Kehendak partai adalah yang paling tinggi, oleh sebab itu orang-orang tidak boleh mendiskusikannya, hanya boleh “propaganda”, “implementasi”, “eksekusi”; meskipun PKT menyebut dirinya pelayan rakyat, namun kebijakannya sama sekali tidak memberi manfaat kepada orang-orang. Oleh sebab itu dibutuhkan “himbauan” untuk menjalankan kebijakannya; dan orang yang tidak punya kebebasan berpikir dan melaksanakan himbauan PKT dengan baik, disebut “pekerja teladan”; di atas unit kerja ada namanya “kelas elit” unit kerja, di atas pemimpin tertinggi ada namanya “kelas elit” pemimpin tertinggi, yang paling tinggi adalah Komite Sentral; bagi kelas rendah di bawahnya, kelas elit merupakan “perwakilan” dari partai; sedangkan “Komite XXX” merupakan entiti khusus di bawah arahan langsung pimpinan puncak PKT; ini semua adalah struktur hierarki yang diawasi ketat.
4) Berjuang, inspeksi diri, bertarung, ‘mengkritik dan kritik diri’ —- memprovokasi Pertarungan demi mengisi-ulang daya “Partai”.
*Dalam budaya partai, rakyat Tiongkok tanpa sadar menganggap perjuangan sebagai hal lazim dalam hidup. Contoh ketika orang mencoba melakukan sesuatu, mereka sering berkata ‘Berjuang’ untuk…., setelah ‘Berjuang’ sekian tahun, akhirnya saya….; “inspeksi diri”, “mengkritik dan kritik diri” merupakan muslihat PKT untuk memprovokasi “Bertarung”. “Inspeksi diri” dan “kritik diri” PKT tentu saja berbeda dengan budaya tradisional. “Inspeksi diri” dan “Kritik diri” PKT artinya “Bertarung”, tujuannya adalah agar bertarung menyatukan pemikiran, bertarung menyingkirkan orang yang tidak sepakat.
Dari TK hingga sekolah dasar – sekolah menengah – sekolah tinggi, orang Tiongkok sejak kecil sudah terbenam dalam kata-kata partai. Siswa SD ketika menulis karangan harus menulis “Selendang Merah selamanya melangkah bersama partai”, “Saya mencintai partai XX”, “patuh dengan kata-kata partai, melangkah bersama partai”, terus berlanjut hingga dewasa masih harus menulis laporan hasil pemahaman studi “Kongres Nasional XX”. Cobalah jalan-jalan di jalan besar dan gang kecil Tiongkok, dari era Yan’an hingga “Memasuki Era Baru”, lagu merah dari berbagai era masih digaungkan di mana-mana.
*Selendang Merah atau Red Scarf; sebutan anggota Pionir Muda PKT
Ada orang mungkin saja tidak setuju, merasa bahwa era telah berubah, manusia zaman sekarang walaupun masih menggunakan istilah bahasa ini, juga sudah tidak tulus mempercayainya. Namun masalahnya terletak pada: walaupun tidak tulus mempercayai, namun mutlak kebanyakan orang masih menggunakan istilah bahasa ini! Ini menjelaskan bahwa: kata-kata partai telah merasuki bahasa kalangan rakyat, sama seperti sebuah tumor ganas, yang tumbuh makin besar, orang yang dirasuki olehnya bahkan bertukar posisi menjadi tergantung pada tumor ganas ini, sehingga sudah tidak mungkin memotong dan menyingkirkannya.
ii. Isi Mulut Semuanya Palsu
Jadi orang haruslah berprinsip pada kejujuran. PKT mengandalkan kekerasan dan tipu muslihat untuk mempertahankan kekuasaannya, berkata bohong adalah bakat esensial dan keahlian khusus para pejabat PKT. Setelah pembantaian Tiananmen 4 Juni, sang juru bicara ketika menghadapi pertanyaan wartawan dalam dan luar negeri, berkata dengan muka datar dan santai: “Lapangan Tiananmen tidak mati satu orang pun.” Satu dekade kemudian, ketika PKT mengerahkan seluruh kekuatan negara untuk menganiaya Falun Gong, juru bicaranya kembali berkata dengan penuh sesumbar: “Situasi HAM Tiongkok sedang dalam periode terbaik sejarah.”
Anak kecil sejak kecil sudah diajari berbohong, pelajaran politik, sejarah, literatur dan bahasa penuh dengan kata-kata bohong, dan ketika menjawab pertanyaan, mutlak tidak diperbolehkan melampaui batas yang ditentukan. Anak kecil semacam ini setelah tumbuh dewasa, ketika membuka mulut langsung berbohong, sama sekali tidak ada rasa bersalah. Dari juru bicara pemerintahan hingga media corong seperti “Xinwen Lianbo”, “Berita Fokus”; dari laporan pejabat partai di berbagai tingkat hingga penelitian akademis di bidang literatur dan sejarah; dari domain publik hingga kehidupan keluarga; masyarakat Tiongkok dipenuhi kata-kata bohong yang tak terhitung. “People’s Daily hanya tanggalnya saja yang benar, sisanya adalah palsu” Ini semuanya adalah pemahaman selama beberapa dekade terakhir. Tiongkok telah menjadi sebuah negara yang isinya penuh dengan kebohongan. Orang yang berani bicara jujur dan mengungkap fakta kebenaran langkanya bukan main, malah dipandang sebagai makhluk aneh, bahkan akan digantung bersama-sama. Ini adalah salah satu konsekuensi buruk akibat perusakan komprehensif PKT terhadap moral masyarakat.
*Berita Fokus atau Focus Report 焦点访谈, merupakan program berita dari CCTV; Xinwen Lianbo atau News Simulcast 新闻联播, program berita dari CCTV yang disiarkan serentak di semua stasiun TV.
iii. Perkataan Vulgar Nan Populer
Tiongkok kuno dalam sejarah dunia mungkin adalah negara dengan tingkat pendidikan kebudayaan pejabat paling tinggi. Mulai dari dinasti Han, Tiongkok mulai memiliki sistem seleksi pejabat yang relatif lengkap. Dari dinasti Sui hingga terus berlanjut ke sistem ujian negara dinasti Qing, sejumlah besar talenta luar biasa telah dipilih untuk memasuki pemerintahan, dan membantu Kaisar dalam memerintah negara. Dilihat dari ‘Dua Puluh Empat Sejarah’ dan berbagai warisan data sejarah, tingkat peradaban dari politik dan masyarakat Tiongkok kuno telah membuat manusia modern terkesima. Bait puisi yang lembut dan tulus, ajaran kuno yang hangat dan mengundang rasa hormat, semua ini membimbing orang kuno berbicara dengan damai, toleran, rendah hati, sopan santun; sebaliknya bahasa vulgar sama sekali belum pernah mendapat tempat di masyarakat.
*Dua Puluh Empat Sejarah adalah sekumpulan buku sejarah Tiongkok yang menjabarkan periode dari tahun 3000 SM hingga masa Dinasti Ming pada abad ke-17. Dalam kumpulan ini terdapat 3213 volume dan sekitar 40 juta kata. Dua Puluh Empat Sejarah merupakan salah satu sumber sejarah Tiongkok yang paling penting. (wikipedia)
Setibanya partai komunis berkuasa, semua ini berbeda dengan sebelumnya. Ketika PKT didirikan, isinya kaum lumpenproletariat. Kata-kata vulgar pemimpin PKT terang-terangan dimasukkan ke dalam dokumentasi, koran, koleksi karya tulis bahkan hingga syair lagu, sehingga menjadi objek yang ditiru rakyat. “Prinsip dari Marxisme, sangat rumit, namun esensinya hanya satu kalimat: Memberontak itu Masuk Akal”, “Demi keberhasilan revolusi dunia, kami telah bersiap mengorbankan nyawa 300 juta rakyat Tiongkok”, “Kentut yang dilepas dari atas, tidak semuanya harum, di sini juga ada lawannya, ada yang harum juga ada yang bau, harus diendus-endus terlebih dulu.” Setelahnya, pemimpin PKT di setiap generasi juga memakai resep yang sama, melepaskan kata tajam, menyatakan teori sesat. Ucapan Deng Xiaoping “Bila boneka siswa tidak patuh, satu rentetan senapan mesin dapat menyelesaikan”, Slogan Jiang Zemin “Diam-diam Meraup Keuntungan Besar” dan perintahnya melawan Falun Gong “Cemarkan reputasinya – bangkrutkan ekonominya – hancurkan tubuh fisiknya”, tidak peduli itu adalah substansial atau pun cara berekspresi, semuanya jahat luar biasa. Layaknya bawahan mengikuti atasan, aura ganas juga menyelubungi seluruh masyarakat.
*’Memberontak itu Masuk Akal’ menjadi judul salah satu Lagu Merah, liriknya adalah kutipan perkataan Mao. http://ip.lidicity.com/hj/cn/zaofanyouli.html
*1949 Mao Zedong mengunjungi Soviet, pernah berkata kepada Stalin: “Demi keberhasilan revolusi dunia, kami telah bersiap mengorbankan nyawa 300 juta rakyat Tiongkok”. Kala itu jumlah populasi Tiongkok adalah 450 juta jiwa, ini berarti 2/3 populasi rakyat Tiongkok.
*Kentut yang dilepas dari atas, tidak semuanya harum: merupakan kata-kata yang disampaikan dalam rapat komite partai. https://www.marxists.org/chinese/maozedong/1968/3-095.htm
*Pada thn 2000, ketika seorang wartawan wanita HK melakukan wawancara terhadap Jiang Zemin dan menyinggung hal yang tidak enak didengar, dia menjawab: Kalian wartawan memang suka bikin ribut, terlalu naif, terlalu bodoh. Ada pepatah di Tiongkok: “Diam-diam Meraup Keuntungan Besar”, Apakah kalian tahu? Kata-kata ini adalah yang terbaik! Jiang Zemin mengerahkan seluruh perangkat mesin partai untuk menganiaya para praktisi Falun Gong. Para praktisi bukan saja dijebloskan ke dalam kamp kerja paksa, namun juga “Diam-diam” dipanen organnya secara paksa, dan diperjualbelikan untuk “Meraup keuntungan Besar”.
iv. Umpatan Kotor yang Menyelimuti Langit dan Bumi
Kemerosotan PKT adalah tanpa batas dasar, dan kemerosotan orang Tiongkok hasil didikan PKT juga tanpa batas dasar. Sekarang ini banyak orang Tiongkok yang merasa hampa dan putus asa, terpaksa mencaci orang lain untuk mempertahankan keseimbangan psikologi, menggunakan kata-kata kotor untuk melepaskan beban kekesalan dalam hati, dan melecehkan orang lain depan umum untuk memamerkan diri jauh lebih baik. Beberapa puluh ribu orang secara serentak dengan suara keras meneriakkan kata kotor telah menjadi pemandangan biasa di lapangan sepakbola Tiongkok; berbagai macam kata yang melecehkan orang lain telah menjadi jargon yang popular, dan digunakan jutaan kali oleh netizen setiap harinya.
Internet bahasa Mandarin dibanjiri oleh berbagai macam umpatan yang tidak layak digunakan. Dalam kehidupan nyata, bahkan gadis remaja di tengah keramaian umum juga dapat mengucapkan kata kotor dengan bebas tanpa kekangan. Manusia yang menggunakan bahasa vulgar seperti ini, dunia batinnya betapa Kotor dan Liarnya!
c. Perilaku Rendahan
Tiongkok terkenal sebagai negara yang menjunjung tinggi Etika. Dalam catatan kuno pra-Qin yakni “Tiga Li” [Three Rites]: “Zhouli” [Rites of Zhou], “Yili” [Etiquette & Ceremonial], “Liji” [Book of Rites], secara detail mencatat Etika dan tata krama orang Tiongkok kuno yang sangat kaya, juga telah menggali Li [Etika] yang bersumber dari Jalan Langit dan filosofi di balik Li [Etika] tersebut. Spirit dari Li [Etika] semacam ini terus dilestarikan hingga akhirnya PKT merebut kekuasaan. Ada orang mungkin masih ingat, sebelum 1949, orang tua yang terdidik dan berpendidikan kala itu begitu santun dan menjaga Etika. Namun sayangnya, setelah beberapa dekade PKT berkuasa, semua ini telah dihancurkan secara total.
Li [Etika] harus memiliki Jie [Ikatan], tepatnya adalah “Budaya yang Mengikat”, yang juga disebut “tata aturan”. Zaman dulu ketika mengajari anak kecil, pertama-tama yang diajarkan adalah “Menyiram dan menyapu, sesuaikan dengan datang-perginya tamu” yang menjadi tata krama dasar dalam kehidupan sehari-hari. Generasi sebelumnya sering berkata: “Selaku manusia selayaknya ada sikap manusia.” Perkataan sederhana ini di dalamnya berisikan prinsip yang sangat mendalam. Tuhan telah menetapkan norma perilaku kepada manusia, bahkan melalui catatan kuno – ritual – tradisi lokal dan lainnya, diwariskan turun-temurun setiap generasinya.
*”Menyiram dan menyapu, sesuaikan dengan datang-perginya tamu”, artinya walau sedang menyirami tanaman, menyapu halaman atau melakukan pekerjaan rumah lainnya, juga tahu kapan menyambut dan mengantar tamu; kutipan Zi Zhang, The Analects (Konfusius)
Aturan keluarga dan didikan keluarga adalah bagian penting dari Kebudayaan Tradisional Tiongkok. Aturan keluarga dan didikan keluarga Tiongkok telah berlangsung selama ribuan tahun, ini membuktikan eksistensinya memang bermakna sangat penting bagi keluarga dan masyarakat. Karya Zhuge Liang di periode Samkok yakni “Buku Nasihat Anak”, karya Tang Taizong “Nasihat kepada Keluarga Kaisar”, karya Kaisar Kangxi “Pegangan untuk Didikan Keluarga”, karya Yan Zhitui dari dinasti Selatan-Utara yakni “Didikan Klan Yan” dan lainnya, semuanya merupakan norma perilaku manusia dan benteng pertahanan moral keluarga. Bagi pendidikan generasi selanjutnya, etika keluarga, hubungan keluarga, pengembangan karakter diri, perilaku dalam masyarakat pembangunan karier dan keluarga, berbakti pada negara dan aspek lainnya, telah memberikan peran yang sangat besar. Sebelum PKT merebut kekuasaan, rakyat Tiongkok masih mewarisi banyak sekali aturan keluarga dan didikan keluarga, yang kemudian menjadi fondasi bagi orang-orang dalam hidup bermasyarakat. Ada orang pernah menyimpulkan didikan keluarga yang tersebar sangat luas itu dalam 30 hal, termasuk di antaranya:
Tidak boleh menyapa orang yang lebih tua tanpa menggunakan kata ‘Anda’; tidak boleh menggoyangkan kaki; tidak boleh langsung berbicara tanpa memanggil gelar ataupun nama; tidak boleh berteriak di keramaian umum; tidak boleh omong kosong; jika tuan rumah sudah menyentuh sumpit barulah tamu boleh menyentuhnya; pulang ke rumah harus menyapa orang yang lebih tua dan lain-lain.
*Buku Nasihat Anak, Jie Zishu 诫子书; tokoh Tiongkok suka menulis surat untuk memberi nasihat kepada anaknya, dan ini merupakan semacam pendidikan moral dalam keluarga Tiongkok kuno; Surat ini ditulis oleh Zhuge Liang kepada anaknya Zhuge Zhan yang berumur 7 tahun.
*Nasihat kepada Keluarga Kaisar, Jie Huangshu 诫皇属; nasihat yang ditulis Tang Taizong (Li Shimin) kepada generasi penerus keluarga Kaisar.
*Pegangan untuk Didikan Keluarga, Tingxun Geyan 庭训格言; karya Kaisar Kangxi dari Dinasti Qing, yang berisikan cita-cita, didikan moral baik dalam menjalankan pemerintahan maupun menjalani hidup, yang diwariskan kepada generasi selanjutnya.
*Didikan Klan Yan, Yanshi Jiaxun 颜氏家训, ditulis oleh Yan Zhitui, terdiri dari 7 volume dan 20 bab.
Meskipun kelihatannya hal sepele, namun bagi norma perilaku pribadi dan keharmonisan hubungan interpersonal, ini adalah hal yang sangat penting.
Sikap perilaku manusia adalah perwujudan eksternal dari pendidikan, karakter moral, dan kecerdasan manusia. PKT merusak moralitas, membiarkan manusia berbicara dan bertindak mengikuti nafsu, tanpa tata aturan, dan berperilaku rendahan, sehingga sekelompok besar manusia ini berubah menjadi manusia tingkat rendah.
Orang Tiongkok kuno memandang penting penampilan sikap manusia, meminta orang “berdiri bagai cemara, duduk bagai genta, berjalan bagai angin, berbaring bagai busur”, orang Tiongkok zaman sekarang banyak yang berbadan bungkuk pinggang miring, berjalan dan berdiri dengan gaya aneh, berpose tidak senonoh, temperamen tidak baik.
Di dunia internasional, perilaku turis Tiongkok sering kali membuat orang-orang mengerutkan dahi. Mereka dengan suara keras membuat gaduh, merokok di tempat terkenal dan bersejarah, membuang dahak sembarangan, menyerobot antrian sesuka hati, dan memanjat situs bersejarah sesuka hati. Jumlah turis Tiongkok yang meningkat tajam namun tidak beradab, membuat orang Swiss merasa “terusik”, ada turis yang komplain kepada orang Tiongkok karena membuang dahak sembarangan di atas kereta, bahkan dioleskan ke sepatu turis lainnya. Demi menyelesaikan masalah ini, pemerintahan Swiss menambahkan “gerbong khusus” untuk turis Tiongkok.
Lebih parahnya lagi, tahun 2015, seorang wanita Tiongkok di depan toko eksklusif merk terkenal Burberry Inggris, sedang memegangi anak kecil buang air besar. 2 Agustus 2016, dalam sebuah grup tur Tiongkok yang sedang berkunjung ke Saint Petersburg Rusia, seorang ibu demi anaknya yang sedang kebelet, langsung membiarkan anak kecil tersebut buang air kecil di atas lantai aula istana Yekaterina Rusia yang terbuat dari kayu mewah dan bernilai sejarah panjang. Insiden tersebut mengejutkan semua staf kerja istana Yekaterina, dari kurator hingga staf pelayanan biasa, semuanya bergegas ke tempat kejadian untuk mengusut masalah ini. Staf kerja mengatakan, hal semacam ini adalah untuk pertama kalinya terjadi dalam sejarah.
Apakah kualitas orang Tiongkok sungguh demikian payah? Sebenarnya dulunya sama sekali tidak demikian. Rendahnya kualitas orang-orang di hari ini adalah hasil dari penghancuran Kebudayaan Tradisional selama beberapa dekade oleh partai komunis.
d. Manusia Berwujud Aneh: Tidak Mirip Manusia
‘Rupa Terbentuk dari Hati’, perubahan hati manusia akan memengaruhi bentuk luar dan ekspresi manusia. Di bawah pengrusakan dan mutasi yang dilakukan oleh PKT, orang Tiongkok tidak hanya jiwanya berubah menjadi liar dan kasar, bahkan penampilan luar dan ekspresi pun sudah berubah dan tidak sama lagi.
Beberapa tahun terakhir, foto-foto lama kembali populer di masyarakat, orang Tiongkok zaman sekarang mulai bernostalgia tentang kesederhanaan dan keluguan dari orang dahulu. Sosok dan sikap orang dalam foto era akhir dinasti Qing dan pemerintahan Nasionalis terlihat seperti manusia, pria seperti pria, wanita seperti wanita, mampu menampilkan sikap elegan dari dalam diri manusia dan akumulasi nilai Kebudayaan Tradisional. Banyak orang setelah melihat foto leluhur sendiri pada beberapa dekade yang lalu, satu per satu menghembuskan napas rindu ketika melihat kemurnian dan kebaikan dalam ekspresi mata manusia saat itu.
Dalam karya film dan TV, terlepas itu tradisi Barat ataupun Timur, penampilan karakter baik umumnya adalah sedap dipandang dan membuat orang merindukannya, sebaliknya penampilan karakter jahat adalah bersifat negatif, jelek, dan rendahan. Sebelum PKT merebut kekuasaan, orang-orang tumbuh dewasa di tengah sebuah kebudayaan yang normal, banyak berisikan unsur-unsur positif, ini sebabnya penampilan luar dan ekspresinya penuh berisikan Qi positif. Aktor yang memerankan orang jahat, acap kali harus mencoba berulang kali untuk “berubah” jadi jahat, namun tetap saja kesulitan untuk meniru hingga sempurna. Sedangkan aktor Tiongkok daratan zaman sekarang adalah tumbuh dewasa di atas tanah beracun Kebudayaan Partai, penampilan luar dan ekspresinya sama sekali tidak memiliki unsur positif, sifat jahat dan Qi tumor merajalela, bergaya berandalan dan rendahan, bila berperan orang baik maka harus belajar, namun hasilnya tidak mirip; sebaliknya berperan orang jahat, tidak perlu belajar, secara otomatis akan ditiru dengan sempurna.
Orang dulu menggunakan kata “Qi siluman” “sifat keiblisan” sebagai istilah yang merendahkan, namun seiring dengan meningkatnya unsur negatif di masyarakat, sekarang tak disangka ada orang menggunakan istilah “Memiliki Qi siluman” untuk memuji aktor yang berkelas, bertalenta, dan kreatif. Istilah “sifat keiblisan” telah berubah menjadi sebuah istilah yang positif, untuk menggambarkan sifat manusia – hal – objek yang aneh-aneh namun penuh cita rasa. Anak muda sering menggunakan kalimat “Sifat keiblisan orang ini sungguh besar”, “Suara tawa keiblisan” dan lainnya untuk mengekspresikan rasa kagum. “Memiliki Qi Siluman” telah menjadi nama situsweb manga, “Biro Siluman” telah menjadi judul serial TV, para pemain dan kru berfokus pada tema “Dalam hati setiap manusia, hidup sesosok siluman”, dan merekrut seluruh aktor global yang dianggap “Memiliki Qi Siluman”. Ini dari aspek lateral mengindikasikan, bahwa sebagai akibat perusakan kebudayaan, sudut pandang estetika orang-orang telah terjadi perubahan yang demikian besar.
*Memiliki Qi Siluman atau You Yao Qi 有妖气, karena memiliki lafal yang hampir sama, maka disamarkan dengan u17, yaitu website manga www.u17.com.
*Biro Siluman atau 妖怪管理局, menjadi topik cerita yang popular baik untuk serial TV maupun film; walaupun kadang-kadang diganti dengan istilah Biro Monster, Biro Hewan, Biro Alien; contohnya adalah Hanson and the Beast, Bureau of Transformer, dan lainnya.
Banyak orang Tiongkok dalam masyarakat sekarang ini, memiliki cita rasa dan penampilan yang norak dan jelek, cara berpakaian yang tidak rapi, berminyak dan kasar, pakaian yang dikenakan mencolok dan menyilaukan, jalan-jalan dengan baju tidur telah menjadi hal lumrah dalam masyarakat. Sekarang ini banyak anak laki-laki yang tidak memiliki Qi maskulin, berbicara dengan gaya centil, kewanita-wanitaan, menganggap badan langsing sebagai keindahan, mewarnai rambut, ekspresi mata jelalatan, jalan lenggak lenggok, bukan laki juga bukan wanita. Pakaian super sempit, celana setengah tiang, rambut dicukur hingga seperti penutup teko, atau seperti sarang burung, atau ditinggalkan seonggok besar rambut seperti wig menutupi kepala. Anak perempuan mengenakan pakaian unisex, gaya rambut aneh, wajah tanpa ekspresi, pandangan mata suram dan dingin. Karena dipengaruhi oleh Filosofi Pertarungan, kelembutan dan kebaikan dalam tradisi telah digantikan oleh keganasan dan kelicinan, makin lama makin hilang “sifat feminim”-nya. “Bertingkah imut”, “Berlagak muda”, “Berlagak keren”, menjadi populer dalam masyarakat, tindak-tanduk orang dewasa seperti baru puber, tanpa membeda-bedakan situasi, bertingkah seperti anak manja dan pura-pura merajuk.
Tak perlu dibandingkan dengan orang kuno, cukup bandingkan saja dengan beberapa dekade lalu, orang seperti ini sudah sangat jauh di bawah standar penampilan dan perilaku yang ditetapkan oleh Tuhan kepada manusia, penampilan secara permukaan seperti makhluk aneh, apakah ini masih merupakan manusia ciptaan Tuhan? Masihkah Tuhan menganggap manusia semacam ini sebagai manusia? Apakah manusia semacam ini tidak dalam bahaya? (Bersambung)
Untuk membaca bagian lain, silahkan klik di sini.
Tonton di Youtube, silahkan klik di sini.