Tujuan Terakhir dari Paham Komunis

Tujuan Terakhir dari Paham Komunis (23): Kebudayaan Runtuh Tenggelam

“Tujuan Terakhir dari Paham Komunis” (23)

Bab 5. Roh Jahat Merebut Takhta: Kebudayaan Runtuh Tenggelam (Akhir)

4. Kaya Namun Bermoral, Menenangkan Eksternal dengan Berkultivasi Internal

Orang zaman dulu berujar: uang adalah materi di luar tubuh. Setiap orang juga tahu, setiap orang mencarinya. Orang kuat mencarinya demi memenuhi nafsu keinginan; kaum wanita mencarinya demi kemolekan dan kemewahan; orang berusia lanjut memerlukannya demi mengatasi kekhawatiran di hari tua; kaum intelektual menghendakinya demi kemuliaan; pegawai menunaikan tugas deminya, dan seterusnya, oleh sebab itu semua orang mencarinya.

Ada orang yang bahkan bertarung deminya, orang yang agresif berani mengambil risiko; orang yang bertemperamen tinggi dapat menempuh jalan kekerasan untuk memperolehnya; orang yang iri hati mati penasaran karenanya. Memakmurkan rakyat adalah prinsip raja dan pejabatnya, pemujaan terhadap uang merupakan kelakuan yang paling nista. Kaya namun tak bermoral akan membahayakan semua makhluk hidup, sedangkan kaya dan bermoral merupakan harapan semua orang, oleh sebab itu orang kaya tidak boleh tidak menjunjung moralitas.

De adalah terakumulasi dalam kehidupan sebelumnya, menjadi raja, pejabat, kaya dan kedudukan terhormat semua dihasilkan dari De. Tanpa De tidak ada yang dapat diperoleh, kehilangan De berarti sirna segalanya. Oleh sebab itu, orang yang mengejar kekuasaan dan mencari kekayaan harus terlebih dahulu mengumpulkan De, menanggung penderitaan dan berbuat kebajikan dapat mengumpulkan banyak De. Untuk itu haruslah mengerti prinsip sebab akibat, dengan memahami hal ini, maka pemerintah dan rakyat dapat mengendalikan hatinya masing-masing, dunia akan makmur dan damai.

——– Li Hongzhi (“Kaya Namun Bermoral”, 27 Januari 1995)

Jika manusia tidak mengutamakan akhlak, akan terjadi kekacauan besar yang tak terkendalikan di dunia, sesama manusia saling bermusuhan dan hidup tanpa kebahagiaan, bila hidup tanpa kebahagiaan maka tidak akan takut mati; Lao Zi berkata: Jika rakyat tidak takut mati, bagaimana dapat menakutinya dengan kematian? Ini adalah suatu ancaman besar yang segera datang. Kedamaian dunia adalah keinginan rakyat, pada saat demikian jika lebih banyak lagi undang-undang dan peraturan diberlakukan untuk memperoleh kestabilan, akan berakibat sebaliknya. Untuk mengatasi kekhawatiran ini, maka harus berkultivasi akhlak secara universal baru dapat mengobati dari dasarnya, bila pejabat tidak egois maka negara tidak akan bobrok, bila rakyat lebih mengutamakan kultivasi diri dan menjunjung akhlak, pemerintah dan rakyat masing-masing mengendalikan hatinya, maka seluruh negeri akan stabil dan rakyat mendukungnya, negara menjadi kokoh, ancaman dari luar akan takut dengan sendirinya, seluruh dunia seyogianya jadi damai, ini adalah perbuatan orang suci.

——–Li Hongzhi (“Menenangkan Eksternal dengan Berkultivasi Internal”, 5 Januari 1996)

******

Orang Tiongkok tradisional beranggapan bahwa: “Moral [De] Tinggi Menunjang Segalanya” (Yi Jing), Moral [De] merupakan akar dari keberuntungan dan kekayaan, keberuntungan dan kekayaan berasal dari transformasi De. Moral [De] bagaikan air, kekayaan bagaikan perahu, bila air dangkal maka tidak dapat membawa perahu. “Moral [De] Tidak Sepadan Jabatan” akan mendatangkan malapetaka bagi manusia. Bagi Kaisar Agung, kultivasi tubuh dan mengutamakan Moral adalah akar ilmu negara dan pemerintahan, ketika Kaisar Agung atau Perdana Menteri menghormati Tuhan dan Langit, bermoral tinggi, maka barulah dapat mengerakkan hati seluruh masyarakat ke arah kebajikan, sehingga negara menjadi stabil, terhindar dari pergolakan masyarakat dan invasi dari luar, rakyat makmur, hidup bekerja dengan senang, dunia damai, negara pun tenteram.

Fondasi raja suci berbagai dinasti dalam menjaga kelurusan hati dan kultivasi tubuh: “Kelurusan hati untuk meluruskan istana kekaisaran, istana kekaisaran lurus untuk meluruskan ratusan pejabat, ratusan pejabat lurus untuk meluruskan jutaan rakyat, jutaan rakyat lurus untuk meluruskan empat penjuru” (Dong Zongshu Chuan). Kaisar Pendiri dari Istana kaisar tradisional, seperti Fuxi – Huangdi – Yao – Shun – Yu – Han Wudi – Tang Taizong – Ming Chengzu – Kangxi dan lainnya, praktik ilmu negara dan pemerintahan mereka telah berhasil menempa ‘Jalan Para Raja’ 5000 tahun.

*Orang Budiman dengan Moral Tinggi Menunjang Segalanya; 君子以厚德载物; tertulis dalam Yi Jing [Book of Changes], Xiang Zhuan, Kun.

*Kelurusan hati, tercatat dalam Biografi Dong Zhongshu, dinasti Han, 董仲舒传

Moralitas memiliki kehangatan yang sangat besar, membuat manusia rindu, hormat, akrab, ingin mempraktikkan sendiri. Shun diutus Yao ke gunung Lishan, penduduk lokal awalnya saling bertengkar merebutkan lahan, di bawah pengaruh moralitas Shun, setahun kemudian penduduk Lishan terbiasa hidup memprioritaskan orang lain. Setiap kali Shun singgah di suatu tempat, penduduk berubah drastis menjadi lemah lembut, semua orang pindah tinggal di sebelah dia. Shun pindah ke suatu tempat, di situ setahun kemudian menjadi desa, dua tahun kemudian menjadi kota, tiga tahun kemudian mungkin menjadi ibu kota.

Kaisar Yao memerintahkan Shun mengajarkan budi pekerti, agar manusia paham 5 Hubungan: Ayah Adil, Ibu Welas Asih, Kakak Bersahabat, Adik Menghormati, Anak Berbakti. Dengan rakyat secara sadar mematuhi, dunia akan aman tenteram, rakyat damai harmonis, “Kolong Langit Memahami Moral [De], semuanya dimulai di Era Kaisar Shun”. [Riwayat Kaisar-kaisar]

*Kolong Langit Memahami Moral [De], semuanya dimulai di Era Kaisar Shun, 天下明德皆自虞帝始, tertulis dalam Records of Grand Historian atau Shiji, Karya Sima Qian; bagian Riwayat Kaisar-kaisar atau Annals of the Five Emperors.

Raja Suci dalam memimpin negara, hati mempedulikan kesejahteraan rakyat. Masa Zhen Guan, dinasti Tang (632 masehi) akhir Desember, ketika Kaisar Taizong (Li Shimin) menginspeksi penjara hukuman mati, terpikir tahun baru segera tiba, namun para tahanan ini malah berada di balik jeruji, tidak bisa berkumpul dengan keluarga, hati pun timbul rasa kasihan. Itu sebabnya memerintahkan agar para napi hukuman mati ini dipulangkan ke rumah, dan menetapkan musim gugur tahun depan mereka harus sukarela kembali ke Chang’an untuk dieksekusi. Meminta para napi hukuman mati memegang janji, sama saja dengan mempercayai kisah dongeng!

Akan tetapi, September tahun berikutnya, 390 terpidana mati tersebut dalam kondisi tanpa kendali dan kawalan dari siapa pun, “Semuanya tepat waktu pergi sendiri ke istana kekaisaran, tak seorang pun yang kabur bersembunyi.” (“Zizhi Tongjian”) Tang Taizong telah mengajarkan kejujuran dan integritas, yang menginspirasi banyak orang, walaupun para tahanan hukuman mati memperoleh kepercayaan, namun secara sukarela kembali untuk dieksekusi. Tang Taizong juga meringankan hukuman para tahanan hukuman mati ini, kisah ini tersebar dan dikagumi sepanjang zaman.

*Zizhi Tongjian, vol 194; harfiah: ‘Cermin Bantuan Komprehensif dalam Pemerintahan’; adalah sebuah pelopor karya rujukan dalam historiografi Tiongkok, yang disusun oleh Sima Guang.

Kaisar Kangxi hampir setiap tahun mengambil langkah untuk mengurangi pungutan pajak. Misalnya pada tahun ke-18 Kangxi, setelah proyek perbaikan sungai Huaihe selesai, daerah yang aslinya terkena banjir berubah menjadi lahan subur, sehingga mengundang para petani menggarapnya. Kaisar Kangxi menghapus pajak daerah bencana seperti Shuntian, Jiangnan, Shandong, Shanxi, Henan, Zhejiang, Huguang, dan provinsi lainnya, dengan total 261 kabupaten di dalamnya yang terkena dampak bencana.

Pada saat itu Tiga Daerah Taklukan masih belum berhasil dikuasai, namun tahun itu adalah tahun yang penuh bencana, sehingga masih belum cocok memungut pajak. Pada era yang berbeda, istana kaisar menerapkan pengurangan pajak terhadap berbagai daerah yang berbeda. Selama 62 tahun pemerintahan Kaisar Kangxi, total telah membebaskan pajak lahan seluruh negeri sebanyak 545 kali, dengan total sebanyak 150 juta tael perak, ini setara dengan 5 sampai 7 kali lipat pendapatan fiskal negara yang totalnya sebesar 20 sampai 30 juta tael.

*Tiga Daerah Taklukan atau Three Feudatories; adalah 3 daerah di bawah kekuasaan 3 jenderal yang berjasa saat menaklukkan Tiongkok, yakni Wu Sangui atau Raja Pinxi; Shang Kexi atau Raja Pingnan; Geng Zhongming atau Raja Jingnan.

Raja suci tidak hanya meringankan beban rakyat, namun juga mendidik rakyat jelata agar moralitasnya meningkat, setelah moralitas meningkat, Tuhan dengan sendirinya akan memberkati manusia.

Para raja suci mewariskan perlindungan dan perilaku moral yang abadi kepada rakyatnya. Genta Besar Yongle yang dibangun Kaisar Ming Chengzu merupakan sebuah pencapaian terbesar hasil akumulasi berbagai jenis genta kuno yang disebut “Raja Genta Buddha”. Ia adalah genta Buddha yang paling berat dan paling besar di dunia, badan genta luar dan dalam dipenuhi mantera sutra ajaran Buddha, tersebar di setiap inci permukaan Genta Besar. Bagian luar berisikan “Sutra Amitabha yang disabdakan Sang Buddha” dan lainnya, bagian dalam berisikan “Sutra Teratai” dan lainnya, di bibir genta berisikan “Sutra Intan” dan lainnya, jika dikumpulkan ada 17 macam sutra.

*Sutra Amitābha atau Sutra Pendek Sukhāvatīvyūha adalah salah satu dari dua sutra Mahayana India yang menggambarkan Sukhavati, tanah murni Amitābha (Wikipedia)

*Sutra Teratai atau Saddharma Puṇḍarīka Sūtra merupakan salah satu sūtra Mahāyāna yang terkenal dan berpengaruh, dan merupakan dasar pembentukan sekte agama Buddha Tiantai. (Wikipedia)

*Sutra Intan atau Vajracchedikā Prajñāpāramitā Sūtra adalah kitab pendek dan terkenal dalam agama Buddha Mahayana. Salinan Sutra Intan yang ditemukan di antara naskah-naskah Danhuang awal abad ke-20 konon merupakan salah satu buku cetak tertua di dunia. (Wikipedia)

Dalam “Sutra Dirghagama, Sutra Janavasabha” menyatakan, nada Sanskrit ada 5 karakteristik utama, “1, nadanya harus lurus dan hormat. 2, nadanya harus harmonis dan elegan. 3, nadanya harus jelas dan jernih. 4, nadanya harus mendalam dan sempurna. 5, terdengar jauh ke sekeliling. Semua berjumlah lima, kemudian dinamai Sanskrit”. Kaisar Ming Chengzu dengan jelas menyatakan, tujuan dari menyebarkan Sanskrit adalah “Secara universal memutar Roda Fa demi semua makhluk”, “Secara universal bermanfaat untuk semua”, meliputi “Semua makhluk di sepuluh penjuru dunia” (Yongle Beizang). Suara Genta Besar Kaisar Yongle, menggunakan suara dan makna nadanya, untuk menyerupai Sanskrit. Ketika genta dipukul, “Setiap Huruf Merangkai Nada”, terdengar jauh ke sekeliling. 230 ribu lebih huruf sutra, nama Buddha, Sanskrit yang terukir di badan genta, mengikuti suara genta masuk ke telinga, langsung menguncang hati manusia, Fa Buddha meresap dalam medan besar materi dunia manusia, kemampuannya dalam menyadarkan manusia, menyebarkan Fa dan kebajikan, Ampuh Bukan Main.

*Sutra Dirghagama. Sutra Janavasabha; https://suttacentral.net/da4/lzh/taisho

*’Yongle Beizang’ merupakan koleksi sutra yang disusun di Beijing pada tahun 19 Yongle (1421 Masehi). Ada satu koleksi lagi bernama ‘Yongle Nanzang’ yang disusun di Nanjing. Kaisar Yongle adalah kaisar yang memindahkan ibu kota dinasti Ming dari Nanjing ke Beijing, dan tetap menjadi ibu kota hingga kini.

Diukur dengan ‘Jalan Para Raja’, yang kontradiktif dengan kebijakan penghancur negara milik komunis, kita dapat menilai sendiri cara-cara busuk roh jahat komunis dalam menghancurkan moralitas dan kebudayaan. Sebut saja misal pentolan terbusuk penghancur budaya 5000 tahun Tionghoa, yakni Jiang Zemin. Siluman Sungai Jiang Zemin ini, adalah akumulasi dari semua jenis kejahatan, sifatnya keji, licin, licik, berbisa, brutal, cabul dan masih banyak sifat jahat lainnya. Ia memerintah negara dengan korupsi, “Jasa” terbesarnya untuk partai komunis adalah mendirikan sekaligus menyempurnakan aksi korupsi sistematis. Jiang tidak saja “Menjadikan Diri Sebagai Model” dalam menghancurkan benteng moralitas, namun juga mempromosikan para pejabat yang paling keji dalam menganiaya Falun Gong dan orang-orang rendahan yang paling korup, paling cabul, paling tidak berkemampuan, untuk menyerang orang baik hati tanpa ampun, serta mendorong arus kejahatan dalam masyarakat.

Hanya pejabat pusat, deputi, dan daerah yang ia promosikan saja, sudah ada beratus-ratus orang yang dicopot dari jabatannya karena korupsi dan tindakan asusila; belum lagi produk palsu dan beracun yang memenuhi daerah yurisdiksi orang-orangnya, termasuk menyebabkan lingkungan di banyak distrik kota Beijing terkontaminasi hingga tingkat yang tidak layak untuk dihuni umat manusia. “Kebijakan Diplomasi Uang” yang diciptakan oleh Jiang Zemin, telah menyebabkan pecahnya “Perang Keserakahan” dalam lingkup dunia, dan rusaknya berbagai pemerintahan dan pejabat di dunia. Mirip “Pelacur Besar” yang berzinah seperti digambarkan dalam “Alkitab”, siapa saja yang ditemui akan diseret masuk ke dalam air. Roh jahat memilih dirinya, memanfaatkan siluman pengacau dunia hasil gabungan dari segala kejahatan ini untuk mendorong umat manusia ke dalam Neraka Kehancuran yang Abadi.

*’Pelacur Besar’, digambarkan dalam Wahyu 17, Alkitab

Alasan mengapa Jiang Zemin bisa memperoleh jabatan tinggi, justru karena kebutuhan dan rancangan dari “Model Pemerintahan” roh jahat komunis, sebab Jiang Zemin dapat semaksimal mungkin membantu roh jahat komunis dalam merealisasikan keruntuhan total moralitas masyarakat dan kebudayaan. Ketika Jiang dikarenakan faktor usia, harus mundur ke balik layar, roh jahat masih mengatur kaki tangan Jiang untuk terus merebut posisi paling penting, terus menyerang “Sejati – Baik – Sabar”, demi menghancurkan moralitas tradisional orang Tiongkok, sehingga akhirnya menutup habis jalan hidup bagi bangsa Tionghoa.

Tentu saja ia juga telah menghancurkan partai komunis itu sendiri. Jiang Zemin dengan segala perilaku jahatnya yang sangat biadab, telah melucuti semua pakaian partai komunis, sehingga partai berjalan telanjang bulat di siang bolong, ini juga berarti, kuburan untuk partai jahat komunis telah selesai digali dan siap Digunakan.

Untuk membaca bagian lain, silahkan klik di sini.

Tonton di Youtube, silahkan klik di sini.